Katie, Irene dan Seulgi memandangi Joy dan Wendy yang mendekati ketiganya dengan raut ditekuk. "Kalian tau tindakan seperti itu tak dibenarkan." Ujar Joy sebagai sapaan.
"Dari buku panduan mana yang kau baca? Beritahu aku." Balas Seulgi enteng. Katie dan Irene kembali menikmati gelas ke dua wiskinya. "Kenapa harus disini? Buka meja saja." Usul Wendy.
"Hey kita disini ingin bersenang-senang, jadi seharusnya kita ada dilantai bawah bukan duduk minum." Jawab Irene. "Kalau ingin minum kita bisa melakukannya dirumah." Sambung Katie.
"Lagi pula aku ingin cuci mata!" Ujar Joy tak menyetujui usulan Wendy. "Baiklah." Balas Wendy akhirnya. Ia sudah kalah jumlah, jadi ya menurut saja.
"Aku ingin turun, kau disini?" Tanya Seulgi berniat mengikuti Irene dan Katie. "Tunggu. Aku ingin minum segelas dulu supaya bisa lebih relaks." Joy yang menjawab. Akhirnya Seulgi kembali duduk dan menunggu pesanan milik Joy yang sedang di racik.
"Bagaimana kau bisa memiliki hubungan dengan dia?" Joy kembali mengeluarkan suaranya, agak dikeraskan supaya yang lainnya bisa mendengar.
"Well.. Kami bertemu karena Moon, istri Jullian." Jawab Wendy. "Saat tugas kita di Hongaria. Moon sedang menemani Jullian disana, kami berdua tak sengaja saling membantu. Lalu pertemanan itu berlanjut sampai aku kembali ke sini." Joy dan Wendy menarik gelas miliknya yang baru saja disodorkan, Joy langsung menghabiskannya dalam satu tegukan. "Pada pertemuan keberapa kau having sex dengan Suga?" Tanya Joy santai, berbeda dengan Wendy yang memelototkan kedua matanya.
"Ke tiga."
"Ku kira kalian langsung mencari tempat saat pertemuan pertama." Sinis Seulgi. Tak berniat jahat, hanya saja masih ada rasa kesal di benaknya terhadap Wendy. Cukup waktu 1 minggu belakangan ini ia mendekatkan dirinya dengan Wendy, padahal ia tau perempuan itu berpaling. Tapi karena misi kebenaran, Seulgi harus menahannya agar rencana ia dan Katie untuk mengetahui kebenaran tentang keberpihakan Wendy berhasil.
"Ayo cepat Wen, kita harus segera kebawah." Potong Joy. "Aku disini saja, kalian bisa bersenang-senang." Jawab Wendy sambil tersenyum memaklumi.
"Okey, kalau kau ingin ke bawah, telpon aku saja." Joy menarik lengan Seulgi bersamanya menjauhi bar stool.
"Tak bisakah kau bersikap seperti biasa? Lagi pula kita sudah tau cerita sebenarnya." Seulgi tak menanggapi. Joy menghela nafasnya keras. Keduanya lalu semakin mendekati posisi Irene dan Katie yang asik menggerakkan tubuhnya mengikuti musik yang di mainkan Dj.
"Mana Wendy?" Tanya Katie saat matanya hanya mendapati Joy dan Seulgi yang menghampiri.
"Di bar stool." Jawab Joy singkat. Mengangguk singkat sebagai jawaban, Katie kembali menggerakkan tubuhnya.
Waktu terasa berjalan dengan cepat, sudah dua jam terlewat sejak kelima perempuan itu menikmati waktu santai mereka di club. Wendy menyusul kelantai bawah setelah 30 menit pertama. Dan kini, saat jarum jam sudah melewati angka 10, mereka duduk dengan mata yang sayu. Hanya Irene yang masih memiliki kesadaran 80 persen, Joy dan Wendy sudah melantur dan mengoceh tak jelas.
"Bagaimana bisa kalian mabuk dan membiarkan aku mengurus kalian berempat sendirian!" Geram Irene, "Dan kau Katie! Kau mengatakan kita disini untuk bersenang-senang bukan mabuk." Mata Irene mengarah pada Katie saat tangannya merogoh saku rok dimana ponselnya disimpan. Jemarinya bergerak lincah menscroll kontak yang sudah tersedia disana, gerakannya lalu terhenti di nama Jackson. Membuat sambungan panggilan, Irene menempelkan ponselnya ke telinga kanan sambil tak hentinya berdecak melihat perilaku karibnya yang terus mengoceh.
"Irene.." Irene menghela nafasnya lega, "Jackson, sedang off?" Tanya Irene langsung. "Ya. Aku ada dirumah."
"Bisa tolong menjemputku?" Suara kekehan Jackson masuk ketelinga Irene. "Ditempat biasa?" Tanya Jackson setelah menghentikan kekehannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
end | G E N I U S
FanfictionSeries I | end Series II | end Series III | end Series IV | end