Reaching out

1.9K 304 13
                                    

Katie terduduk dengan wajah yang murka bercampur muram. Sejak seremoni pemindahtanganan tanggung jawab dan pelantikan selesai, keempat perempuan lainnya hanya diam memberikan waktu untuk Katie menenangkan dirinya. Sudah 15 menit berlalu, sepertinya emosi itu belum juga surut. Melempar asal gelas soda yang sudah tak berbentuk ditangannya, Katie bangkit dan berjalan dengan derap tegas dan cepat, siluet belakangnya terus dipandangi keempat karibnya yang masih berdiri diam. Ketukan heelsnya berhasil membuat Katie menjadi pusat perhatian beberapa manusia yang masih ada di hall markas, ditambah dengan pengumuman tambahan setelah seremoni tadi. Gerakan sekecil apapun yang Katie buat berhasil menjadikan ia sebagai center.

Kakinya menaiki anak-anak tangga di sebelah selatan lobby utama. Dianak tangga kesepuluh, Katie dapat melihat tujuh manusia sialan—menurut Katie sedang berdiri membuat bulatan agak renggang di sudut. Jack dan Monie yang melihat tubuh Katie sedang menaiki tangga memberikan tanda pada Justin yang berdiri santai dengan posisi membelakangi tangga. Lalu tanpa kata, keenam pria lainnya melangkah menjauh dan malah semakin membuat kekesalan Katie meningkat.

"Cabut semua perintahmu." Ujar Katie tanpa menyapa atau memberikan hormat. "Well.." Justin membalik tubuhnya.

"Hallo darling, bukankah seharusnya kau menyapa?"

"Berhenti bersikap menjijikan." Desis Katie, kakinya di majukan dua langkah mendekati Justin. "Kau bermain dengan orang yang salah."

"Kau pikir apa yang sedangku mainkan?" Justin menurunkan kepalanya, memposisikannya tepat disebelah kuping kiri Katie. "Aku hanya mengambil apapun yang menguntungkanku, darling." Justin membisikkan kalimatnya.

"Welcome to new you, Katie Olzen." Bisik Justin, pria itu menegakkan kembali kepalanya, mengadu sorot jenakanya dengan kedua mata Katie yang memicing penuh amarah.

"Aku tak akan pernah sudi menjadi budakmu."

"Itu tugas pertamamu Nona." Justin menepuk bahu Katie kencang. "Sampai jumpa lain beberapa jam lagi." Memutar belakang sepatunya, dengan langkah anggun Justin meninggalkan Katie yang mengepalkan kedua tangannya erat.

"Seperti yang tadi sudah disebutkan, aku hanya akan menjadi pengawas." Pemberitahuan tanpa bukaan yang Justin lakukan membuat barisan agent itu menegang kaku, ditambah aura yang dikeluarkan Justin sungguh dingin dan datar. "Selamat karena mendapatkan Direktur baru." Justin menjadi satu-satunya yang menepuk tangan dua ketukan. "Tidak ada lagi kesalahan atau kegagalan, dan itu tandanya harus menghasilkan akhir yang sempurna." Ujarnya setelah tepukan tangannya selesai, semakin membuat suasana terasa lebih pekat.

Justin memandangi tiap manusia yang berbaris memandanginya diatas podium, lalu matanya berhenti pada Katie yang berdiri di sebelah Seulgi, sedang memandangi Justin dengan tatapan datarnya. Bagaimanapun mereka sudah dilatih untuk tetap menghormati hierarti kepemimpinan. Mau sebanyak apapun rasa tak suka atau benci dengan atasan, mereka harus tetap menghormatinya dan mendengarkan tiap kata yang keluar dari mulut-mulut para pemimpin.

"Satu pengumuman lagi, kalian dapat menyampaikan segala laporan untukku melalui salah satu agent terbaik milik Federal." Apa yang diucapkan Justin berhasil membuat raut pada wajah manusia-manusia itu berubah, tak terkecuali. Bahkan para Pemimpin dan enam kepala lainnya pun memberikan pandangan bertanya-tanya pada si pria bengis yang berdiri di atas podium. "Katie Olzen." Suara terkesiap kaget tak terelakan.

Sejak mengatakan awal kalimat pengumumannya, mata itu tak pernah lepas dari manik Katie. Dan senyumnya mengembang jenaka saat melihat tiap perubahan di wajah si perempuan. Heran, tercengang, membeku, marah dan murka.

Lalu tanpa kata penutup, Justin menuruni podium di gantikan oleh pembawa acara yang menyampaikan bahwa seremoni telah selesai di helat.

"Katie." Irene yang menghampirinya naik menyentuh bahu perempuan itu perlahan. Katie masih bertahan pada posisi berdirinya sejak ditinggalkan oleh Justin. Matanya masih memandang bengis dengan tangan yang terkepal erat kearah kepergian pria itu. "Let's go home." Menarik lengan Katie agar berbalik, Irene membawa Katie menuruni tangga dengan langkah lambat.

end | G E N I U STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang