Other houses

2.3K 328 35
                                    

Katie sudah bersiap di depan mejanya, berniat pulang ke rumahnya setelah dirinya setelai memintan tolong pada Seulgi perihal nama dalam list itu karena tak ada yang bisa ia lakukan lagi di markas padahal matahari baru saja terbenam. Hanya dirinya seorang yang santai. Sedangkan Joy, Seulgi, Wendy dan Irene amat sibuk. Hatinya tak sempat bertanya-tanya karena ia jelas tau ini ulah siapa.

Setelah memastikan semua barangnya tersimpan, Katie melangkah ke luar ruangan. Berjalan menyusuri belokan dan jalan lurus dengan langkah pendek dan santai. Sampai di depan lobby utama, beberapa orang menyapanya ramah. Kebanyakan ialah rekan satu tim divisinya.

Bersiap melewati pintu, Katie mendengus malas saat matanya menangkap sosok Justin yang baru saja memutari mobil range rover SVAutobiography hitamnya. Dengan aura yang gelap, pria itu mendekati Katie hanya dengan 2 langkah, "Masuk ke mobil. Sekarang." Tak ingin lebih menjadi pusat perhatian, Katie berjalan mendekati mobil. "Duduk di depan." Lagi-lagi menurut, Katie membuka pintu penumpang depan disebelah kemudi dan masuk dengan berpegang pada pintu.

Tak berselang lama, pria itu sudah duduk dengan kaku di kursi kemudianya. Tanpa kata Justin membawa mobilnya keluar dari markas FBI.

"Kemana ponselmu?"

"Hilang." Jawaban santai Katie mendapat lirikan aneh dari si pria. "Bagaimana bisa?"

"Kalau saya tau. Sekarang mungkin ponsel itu sudah berada di tangan saya." Balas Katie datar, matanya memilih melihat ke arah luar dari jendela di sampingnya. "Kemana anda akan membawa saya, Sir?"

"Rumahku."

"Pardon?" Katie menoleh cepat, keningnya menyerngit dalam dan tatapan mata yang ditajamkan. "Aku akan membawamu ke rumahku."

"Untuk apa?" Tanya Katie heran, setahunya tak ada misi atau pertemuan yang dijadwalkan harus ia hadiri—dan kembali, semua karena ulah pria disampingnya ini.

"Membicarakan kemana ini semua akan di bawa." Katie semakin menyerngit heran. Tetapi berusaha tak berpikir jauh—yang mana malah akan membuat Katie geram dan murka, perempuan itu berusaha menetralkan pikiran-pikiran yang bersarang diotaknya. "Sir, tolong pertimbangkan apa yang saya sampaikan beberapa jam lalu." Ujar Katie yang di balas dengusan kesal dari Justin.

"Saya tidak pernah berharap mendapatkan posisi baru. Saya merasa cukup dengan posisi saya saat ini, ditambah saya tidak berkompeten di bidang yang anda berikan. Dan berada di divisi penembakan dan tergabung dalam team Reve sudah cukup untuk saya."

"Damn it!" Pekik Katie kencang saat mobil yang ditumpanginya berbelok tajam dan berhenti dalam satu tarikan nafas. "What the fuck are you doing?!" Geram Katie.

Justin hanya diam, tak membalas geraman dan tekanan dalam tiap kata yang dikeluarkan Katie. Justin masih bergeming beberapa saat dan masih mendapati tatapan menuntut Katie mengarah padanya. Tanpa kata, Justin kembali menarik persenelingnya, menekan kakinya pada pedal gas mobil dan hanya menggunakan satu tangannya. Justin membawa kemudi range rovernya kembali membelah jalanan kota Washington.

Katie akhirnya kembali mengarahkan kepalanya ke luar jendela, lebih memilih memandangi gedung-gedung bertingkat.

Melewati ruas jalan wilayah markasnya, mata Katie disajikan dengan rumah mode kontemporer yang jarak dari bangunan satu ke bangunan lainnya diisi oleh lahan hijau. Lagi yang sudah gelap menambah keindahan jajaran rumah yang berpendar lampu itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
end | G E N I U STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang