We don't talk anymore

2.1K 286 23
                                    

"KATIE!" Teriakan dan tepukan pada punggung tangannya berhasil menarik seluruh kesadaran Katie.

"Ya?" Mendongak ke asal tepukan, Katie menemukan Lilith, Ethan dan Jennie memandanginya dengan tatapan menyelidik. Keempatnya kini memang sedang makan siang di dalam kantin yang disediakan markas tempatnya bekerja. Katiepun terpaksa ikut karena terus dipaksa oleh Lilith. Perempuan manis itu bilang, mereka jarang punya waktu bercengkraman di luar jam kerja.

"Kau melamum Katie. Kami sudah memanggilmu tiga kali!" Keluh Ethan dengan tatapan yang masih ditumpukan pada Katie.

"Sorry.."

"Ponselmu sejak tadi menyala Katie, tetapi nomornya tidak kau simpan jadi aku tak tau siapa yang menelpon." Meraih ponsel yang memang tak bernada dan ia letakkan di meja. Katie mendapatkan 4 panggilan tak terjawab. Bukan Renner? gumam Katie. Tak dapat di dengar oleh yang lainnya walaupun jarak diantara mereka tak jauh.

Tak berniat menghubunginya kembali karena panggilannya sudah terputus, Katie meletakkan kembali ponselnya. Dan melanjutkan makannya yang tertunda karena lamunannya tadi mengambil alih.

"Siapa?" Tanya Ethan ingin tahu.

"Nomor tak dikenal. Belakangan ini nomorku selalu dihubungi oleh orang-orang aneh." Jawab Katie tenang, tangan kanannya terangkat dan menyuapkan makan siangnya.

"Bagaimana bisa? Apa kau bermain judi online? Mungkin itu yang membuat nomor-nomor aneh menghubungimu." Perkataan polos Ethan berhasil membuat Katie terkekeh pelan. Judi online? Ethan benar-benar tak bisa di presiksi.

"Mana mungkin, bodoh! Katie itu polisi paling berdedikasi dan mentaati seluruh peraturan!" Ethan mengangkat bahunya tak tahu. "Mungkin saja bukan? Karena Katie memiliki koneksi, dia bermain judi online dan terus menang."

"Ponselmu lagi." Lilith memotong Jennie yang siap melontarkan sanggahan pada Ethan. "Angkat saja. Sepertinya penting karena dilakukan terus menerus." Sambung Lilith yang diangguki setuju oleh Jennie dan Ethan.

Meraih ponselnya, Katie memilih opsi terima dan merapatkannya pada telinga kiri miliknya.

"Kenapa tak menjawab telponku Katie?" Keluhan di seberang sana membuatnya menyerngitkan kening. Berusaha mengidentifikasi suara milik siapa di sambungannya.

"Bisa kita bicara? Kita sudah terlalu lama tak saling bicara."

"Jangan tutup telponnya!" Permintaan cepat itu membatalkan niat Katie menurunkan ponsel dari telinganya. "Katie... bicaralah denganku."

Melemparkan tatapan berpamitan pada yang lain, Katie membawa nampan makan siang yang masih penuh ke tempat pengumpulan nampan.

"Jika kau bisa membuat Renner berhenti dengan semua usahanya. Akan aku pertimbangkan." Balas Katie akhirnya, setelah ia berhasil membuat jarak jauh dari rekan-rekan timnya. Masih dengan membawa nampan dengan satu tangan, Katie melangkah lebih cepat karena nampannya terasa lebih berat.

"Aku tak mungkin bisa melakukan itu."

"Kalau begitu akupun sama." Balas Katie datar. Bukan lagi sepenuhnya karena marah, Katie hanya mencoba menggunakan siapa saja untuk menjauhkan dirinya dari Renner ataupun George, walaupun sepertinya tak akan bisa.

"Katie.." Bunyi nampan dan kotak besi yang saling beradu menghentikan suara di seberang sana. "Aku sudah selesai Irene." Menurunkan ponsel dan mematikan sambungannya, Katie terdiam beberapa saat di tempat penggumpulan nampan. Tangannya mengepal ponsel kencang. Egois sekali kau Katie, pikirnya sarkas di dalam hati.

end | G E N I U STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang