The time will come

2.9K 282 47
                                    

Katie yang sedang terduduk manis di meja makan menyerngitkan kening saat mendapati seorang pria tinggi—setara Justin yang tak pernah ia lihat melangkah mendekati meja makan dengan pandangan mata yang berkeliling sopan.

"Morning, Ma'am." Menunduk singkat memberikan hormatnya pada si istri Tuan Rumah. "Apa anda tau dimana keberadaan Tuan George?"

"Lim." Keduanya menoleh ke sumber suara, Justin yang telah memaki setelan formalnya berjalan mendekat dari arah dapur dengan satu gelas berisi cairan berwarna putih.

"Sir." Menunduk lebih dalam pada Justin, pria yang dipanggil Lim menghadapkan tubuh sepenuhnya ke arah bossnya.

"Minum ini." Katie yang disodori gelas menerimanya dengan kernyitan dahi. Mendekati gelasnya ke arah hidung, Katie semakin di buat hingung setelah mampu mengidentifikasi apa isi dari gelasnya. "Susu?"

"Ya. Dokter menyampaikan kau kurang nutrisi." Balas Justin tenang, maniknya lalu berpindah pada Lim yang masih mengekorinya. "Ada apa?"

"Keputusan Mr. Doorhyt sudah dikirimkan, Sir. Dan sesuai dengan rencana, beliau menerima penawarawan sebelumnya." Justin mendudukan bokongnya di kursi sebelah kiri Katie, tak menempati kursi diujung meja yang seharusnya menjadi tempatnya. Sedangkan Lim berdiri di sisi kanan lengan Justin, meletakan tablet yang ia bawa ke hadapan si Tuan. "Dengan pengajuan beberapa syarat baru, Mr. Doorhty berharap anda menyetujuinya."

Si pria yang di ajak bicara menolehkan kepalanya ke arah perempuan satu-satunya di meja makan. Memperhatikan istrinya yang sedang meminum susunya tanpa membantah walaupun masih menunjukkan kebingungan.

"Habiskan." Ujar Justin saat Katie berniat menjuhkan bibir gelas dari bibir bawahnya. Kembali memperhatikan tablet di depannya, jari telunjuk Justin menggerakkan layarnya. Membuat tampilan di layarnya berganti beberapa kali. Dengan kedua jari yang sesekali memperbesar dan memperkecil tampilan, Justin selesai dalam waktu 3 menit. "Setujui." Lim mengangkat tabletnya dengan cepat, dan kembali meletakkan di hadapan si Tuan dengan tampilan gambar grafik. "Data yang anda minta, Sir."

"Mau kemana?" Justin menahan lengan Katie yang bersiap meninggalkan kursi makannya.

"Aku sudah selesai."

"Berangkat bersamaku." Balas Justin, dirinya bersiap berdiri sedangkan Katie memandang ke arah Lim dengan tampang datarnya. "Kau bisa melanjutkan, aku akan pergi bersama pengawal seperti biasa."

"Tidak, mulai sekarang kau pergi dan pulang bersamaku." Menarik jemari Katie masuk ke dalam genggamannya, Justin membawa Katie keluar dari ruang makan dengan Lim yang masih mengikuti.

Berjalan cukup jauh untuk sampai di pintu utama, Katie menyerngit melihat dua buah mobil yang ia kenali sebagai mobilitas para pengawal terparkir di depan dan di belakang Rolls-Royce Cullinan hitam. Dan kebingungnya semakin kentara saat Justin membukakan pintu penumpang belakang untuknya, lalu si pria ikut menyusul duduk di kursi belakang. Sedangkan kursi kemudi diisi oleh pengawal dan sebelahnya diisi oleh Lim yang juga ikut naik ke dalam mobil.

"Kau ok?" Tanya Katie tanpa sadar pada si suami. Justin yang mendapat pertanyaan manis—versinya seperti itu tak mampu menahan senyum manisnya. Dan lagi-lagi berhasil membuat pengawal serta Lim membeku di depan sana karena ikut melirik dari kaca tengah depan setelah tanya Katie terlontar.

"I'm good, baby." Katie menatapnya tak setuju. "Lalu ada apa dengan supir?"

"Mulai sekarang saat denganmu, aku akan menggunakan supir. Dan dia amat bisa dihandalkan." Bukannya bangga, si pengawal yang memegang kemudi malah meneguk salivanya kasar. Pernyataan Justin seperti peringatan keras padanya untuk selalu mengutamakan keselamatan keduanya—Katie lebih tepatnya, jika saja ia lalai, mungkin nyawanya dan seluruh keluarganya akan menjadi taruhan.

end | G E N I U STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang