36

4.9K 542 46
                                    

Lo 36

.

.

.

.

.

"Kook.. "

Jungkook yang sedang duduk seorang diri sembari memandang ke arah langit sore tersentak ketika merasakan sebuah tangan menyentuh bahunya bersamaan dengan suara ayahnya yang menyebut namanya.

Tanpa pikir panjang Jungkook langsung memiringkan badannya kesamping untuk kemudian menatap ayahnya yang berdiri dibelakangnya.

"ayah? " panggilnya, ia menatap sang ayah dengan tatapan sendunya. "Ada apa kemari? "tanya Jungkook kemudian.

Jae Wook menggelengkan kepalanya, pria itu kemudian dusuk disamping putranya. "Sampai kapan kau akan lari seperti ini, huh? Ini tidak seperti Jungkook yang ayah kenal selama ini. " ucapan Jae Wook barusan membuat Jungkook mengeryitkan dahinya.

"Apa --apa maksud ayah sebenarnya? " tanya pria Jeon itu, kenapa tiba-tiba ayahnya berbicara seperti ini pikirnya. Tunggu -apa jangan-jangan Jae Wook tahu tentang...

"Kau ini. " kata Jae Wook dengan nada kesal khas orang tua, sebelah tangannya terangkat lalu memukul punggung putra sambungnya itu dengan cukup keras. "Bagaimana bisa kau lari seperti ini. Ayah sudah membiarkanmu tinggal disini selama seminggu untuk menenangkan dirimu tapi kenapa kau tidak segera kembali ke seoul dan mengingatkan membicarakan tentang masalah ini, huh?!? "

"Tunggu... Ayah tahu? " tanya Jungkook dengan tidak sabar. Ia tidak yakin, tapi rasa-rasanya ayahnya ini juga tahu tentang sesuatu dalam semua masalahnya ini meskipun Jungkook sama sekali tidak mengatakan apapun padanya.

"Tentu saja aku tahu! Dasar kau ini. "

"Tapi bagaimana..? "

Jae Wook membenarkan posisi duduknya, menatap lurus ke depan lalu berkata, "Ingat saat Taehyung menginap di apartemenmu? " Jungkook mengangguk ragu. Ia ingat saat itu -saat pertama kalinya Taehyung menginap di tempat tinggalnya. "saat itu kau bilang hidungmu mencium bau yang sangat manis, bukan?"

Jungkook menggeleng kecil, "Entahlah. Aku tidak terlalu mengingat tentang hal itu. "

Jae Wook menatap malas putranya. " ck, intinya saat itu aku menyadari kalau ada yang aneh dalam dirimu. Aku tidak tahu awalnya, sampai suatu hari Jimin bertanya mengenai Il Guk pada ibumu. Dan ketika itu aku langsung mengatakan tentang hal ini pada Jimin -mengingat kalau ia lebih mengerti tentang semuanya. "

Jungkook menelan ludahnya kasar, ia ingin tahu apa yang Jimin katakan, tapi di saat yang bersamaan ia juga merasa tidak siap.

"Lalu apa yang Jimin katakan? Apakah -apakah aku menjadi seperti orang itu? " Il Guk, orang yang Jungkook maksud adalah Il Guk.

"Jimin mengatakan kalau ia juga tidak yakin. Ia tidak mengerti apa sebenarnya yang terjadi padamu. " Jae Wook mengucapkan kata-katanya dengan bercampur sesal, ia sangat ingin membantu putranya namun sayangnya tidak banyak yang bisa ia lakukan. "Jimin bilang kalau selama bertahun-tahun ia mengenalmu -tidak pernah sekalipun ia melihat adanya keanehan yang menunjukkan kalau kau adalah seorang alpha sepertinya. "

"Tapi sebelumnya Jimin mengatakan kalau aku mungkin menjadi sepertinya.. " ucap Jungkook lirih. Jae Wook mengangguk, ia mengerti kalau saat ini putranya itu tengah bimbang saat ini.

"Benarkah? Apa kau sudah mendengar semua penjelasannya? Kudengar kau pergi bahkan sebelum Jimin dapat menyelesaikan semua kata-katanya. " ucap yang lebih tua dengan nada mengejek, membuat Jungkook yang merasa tersindir langsung menunduk.

"Ah itu... " Jungkook menghentikan ucapannya. Ia tidak tahu bagaimana ia harus melanjutkan kata-katanya. Apakah ia harus bilang pada ayahnya kalau ia sebenarnya takut? Entahlah. Saat itu Jungkook merasakan takut yang luar biasa. Saat Jimin menjelaskan apa yang terjadi padanya, tiba-tiba pikirannya tertuju pada Taehyung -pada apa yang telah ayahnya yang seorang alpha saat menyakiti Taehyung hanya karena dia adalah seorang omega.

Jungkook takut, bagaimana jika Taehyung tahu dan kemudian omega itu pergi darinya? Jungkook takut. Ia tidak ingin menjadi seperti ayah kandungnya, ia hanya ingin menjadi manusia biasa yang akan bisa bersama dengan Taehyung dan menghabiskan waktu bersamanya.

"Jimin bilang kalau yang terjadi padamu itu mungkin hanya karena masih ada darah Il Guk yang mengalir padamu, bukan karena kau menjadi seorang alpha sepenuhnya atau semacamnya. "

"Huh? Jadi aku tidak -"

"Kurang lebih seperti itu, tapi kau bisa tanyakan lagi pada Jimin untuk selebihnya. " kata Jae Wook. Pria itu beberapa saat kemudian berdiri dari duduknya. "Sudahlah, ayah akan masuk dulu. " katanya sambil menepuk-nepuk bahu putra sambungnya itu. "Jangan terlalu lama diluar, cuaca sedang dingin. Segeralah masuk ke dalam. " ucap Jae Wook lagi lalu berjalan untuk masuk ke dalam rumahnya, meninggalkan Jungkook yang kembali termenung dalam kesendiriannya.

"Oh ya..."

Jungkook menolehkan kepalanya saat kembali mendengar suara sang ayah. Ia menatap ke arah Jae Wook yang juga sudah menatapnya.

"Ada apa, yah? "

"Tidak, bukan apa-apa sebenarnya. Hanya saja ayah lupa menyampaikan kalau tadi Jimin menelpon dan titip pesan pada ayah untuk disampaikan padamu. " ucap Jae Wook.

Jungkook mengerutkan dahinya, "Pesan? Pesan apa? "

"Taehyung sakit-"

"Apa?! " Jungkook berujar dengan cepat, ia terlihat khawatir saat mendengar Taehyung sakit dari mulut ayahnya. "Apa dia baik-baik saja? Bagaimana keadaannya sekarang?!"

"Ayah juga kurang tahu, yang pasti Jimin bilang kalau Taehyung selalu mencari dirimu. Kau tidak busa dihubungi dan itu membuatnya semakin cemas padamu, kook. "

Jungkook mengalihkan pandangannya, ia tidak bisa tenang mengetahui bahwa Taehyung sedang sakit. Dan meninggalkannya tanpa ada penjelasan serta kabar membuat Jungkook semakin merasa bersalah.

Tidak sepantasnya Jungkook menyakiti Taehyung seperti ini. Ia datang pada Taehyung, lalu pergi seperti pecundang. Ia seakan-akan tengah memberikan harapan palsu pada pemuda itu.

Tapi tidak, ia tidak boleh berlaku seperti seorang pengecut yang tidak bisa menghadapi masalahnya sendiri dan membuat orang yang ia sayangi terluka.

Tidak peduli seperti apa ia terlahir, ia harus bisa menerimanya. Lagipula tidak akan ada bedanya, ia adalah Jeon Jungkook dan tidak akan ada yang bisa mengubahnya.

"Sebaiknya kau temui saja Taehyung. Ia pasti sudah menunggu kabar darimu. "

Jungkook menganggukkan kepalanya. Benar, sebaiknya ia segera menemui Taehyung dan memastikan keadaannya. Ia benar-benar cemas.

"Yah, bisa tolong jaga Sarang untukku? " pertanyaan Jungkook membuat yang lebih tua tidak mengerti. Tapi meskipun begitu, ia tetap menganggukkan kepalanya.

"Tentu saja. Memangnya kau mau kemana? "

"Aku akan ke Seoul dan menemui Taehyung. " jawab Jungkook. "Kalau begitu aku pergi dulu, sampai nanti yah. "

.

.

.

.

.

01/01/21

Last Omega | Kv √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang