35

4.7K 527 27
                                    

.

.

.

.

.

Past

"Ada apa kau memanggilku malam-malam begini, Jim? " tanya Jungkook sesaat setelah ia duduk di sofa milik Jimin. Ia menolehkan kepalanya seperti sedang mencari sesuatu. Dan benar saja, karena sesaat kemudian ia kembali berkata, "Dimana Taehyung? "

"Taehyung sudah tidur ." jawab Yoongi, mendahului Jimin yang baru saja ingin membuka mulutnya. Beta itu datang dari arah dapur dengan membawa dua gelas minuman diatas nampan. Setelah meletakkan minuman itu diatas meja, ia duduk di sebelah Jimin yang duduk bersebrangan dengan Jungkook.

"Ah benarkah? " ucap Jungkook dengan nada kecewa.

"Kenapa? Kau kecewa karena tidak bisa bertemu Taehyung? " ucap sang beta dengan menggoda, ia berusaha mencairkan suasana sebelum percakapan serius dimulai oleh matenya, Jimin.

"Tidak, bukan begitu hyung.. "

Dalam obrolan mereka yang terbilang santai, Jungkook menyadari sikap Jimin yang terlihat kaku dan cemas entah karena hal apa.

"Jim? Kau terlihat cemas. Apa ada yang terjadi? " kata ayah satu anak itu. Ia melirik ke arah Yoongi yang ikut memalingkan wajahnya. Dahi Jungkook berkerut. "ada apa ini sebenarnya? Apa hal yang ingin kalian bicarakan padaku sebenarnya? "

"Bukan apa-apa. " jawabnya. Alpha itu melirik ke arah Yoongi yang menganggukkan kepalanya, seakan tengah memberikan isyarat pada satu sama lain. "Sebenarnya ada beberapa hal yang ingin kukatakan padamu, kook. Dan hal ini mungkin akan sedikit membuatmu terkejut --tapi kau tenang saja, ini bukanlah hal yang buruk. " ucap Jimin dengan cepat ketika Jungkook akan memotong ucapannya.

"Ada apa ini sebenarnya?" Jungkook kembali bertanya. Sikap Jimin yang bertele-tele seperti ini semakin membuatnya merasa penasaran. "Kenapa sikap kalian aneh seperti ini, cepat katakan dan jangan mengulur waktu seperti ini. " ucapnya tidak sabar.

Jimin membasahi bibirnya, menatap Jungkook yang juga melihat kearahnya. " Hal yang akan kukatakan ini tentangmu, kook. Tapi sebelum itu, aku ingin meminta padamu agar kau tetap tenang setelah mendengar kebenarannya. "

Kebenaran apa pikir Jungkook, hal apa yang tidak ia ketahui tentang dirinya sendiri?

"Apa maksudmu mengatakan kalau ini tentangku? Bagaimana mungkin aku tidak tahu jika ini menyangkut diriku sendiri? "

Melihat Jungkook yang kebingungan, Yoongi memutuskan untuk bicara. "Itu karena kebenaran ini baru muncul akhir-akhir ini, bahkan Jimin juga baru bisa memastikannya setelah beberapa waktu. "

"Tapi bagaimana bisa, hyung? " kata Jungkook, ia benar-benar tidak mengerti maksud perkataan Yoongi barusan. "Mana mungkin aku tidak menyadari ada sesuatu yang berubah dari diriku sendiri, dan sekarang kau bilang Jimin baru bisa memastikannya setelah beberapa waktu --apa itu artinya selama ini kau mengamatiku diam-diam, begitu? "

"Ah, maafkan aku soal itu. " Jimin menggaruk pelipisnya. " Tapi, tanpa mengamati diam-diam pun kebenaran dalam dirimu sudah terlihat jelas, kook. "

"Tunggu dulu -jadi maksudmu semua orang juga mengetahuinya kecuali diriku? "

Jimin menggeleng, "Tidak. Tidak semua orang mengetahui hal ini, hanya beberapa orang tertentu saja yang mengetahuinya karena ini bukanlah hal yang umum. Dan jika kau tidak mengetahuinya itu bukanlah hal yang mengherankan mengingat bagaimana kau hidup selama ini. "

"Sudahlah, Jim. Katakan saja yang sebenarnya. Semakin lama aku semakin tidak mengerti kemana arah pembicaraanmu. "

Jimin kembali membasahi bibirnya, ia tidak yakin pembicaraannya dengan Jungkook ini akan berakhir dengan baik. Tapi setidaknya ia bisa berharap kalau Jungkook bisa dewasa menyikapi semi ini. Jimin tahu, banyak hal yang sudah terjadi dalam kehidupan ayah satu anak itu. Ia juga tahu, Jungkook sama lama ini hanya berusaha kuat didepan orang lain, terutama di depan putrinya dan juga Taehyung.

Last Omega | Kv √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang