.
.
.
.
.
Terlihat sekumpulan orang yang sepertinya adalah anggota kepolisian khusus di Korea sedang mengepung sebuah rumah tua yang dijadikan sebagai tempat persembunyian para pelaku penjualan manusia, sebuah kelompok kejahatan bernama PyunSoo.
Mereka -pihak kepolisian- datang setelah melakukan banyak penyidikan tentang kasus-kasus penjualan manusia yang sering terjadi dalam beberapa tahun ini, setelah sekian lama akhirnya bulan lalu mereka berhasil menggagalkan transaksi yang sedang terjadi di sebuah hotel mewah di kawasan Seoul.
Para pelaku terbilang cukup lihai dalam melakukan aksi kejahatan mereka, buktinya mereka sukses melakukan aksinya dan tidak pernah tertangkap.
Namun kali ini semua akan berakhir, setelah digagalkannya transaksi mereka dan berhasilnya pihak kepolisian menyelamatkan seorang remaja yang pada saat itu akan di jual kepada seorang lelaki tua.
Namanya Yeonjun, usia 18 tahun dan sudah menjadi tahanan PyunSoo selama setahun dan dengan diselamatkannya pemuda ini tentu dapat membantu pihak kepolisian dalam melacak dimana markas geng tersebut.
.
.
"Jimin, cepat masuk. Ajak beberapa anggotamu dan pastikan keadaan di dalam aman. " ucap Namjoon. Ketua dari tugas kali ini, ia dan anggotanya sudah lama ingin menyelesaikan kasus ini karena demi apapun, ia sudah mulai merasa bosan dan muak jika harus terus menangani kasus ini.
Jimin yang mendapat perintah dari ketuanya mengangguk, berjalan perlahan memasuki rumah tua tersebut dengan dua orang anggota lainnya. Ditangannya terdapat sebuah pistol yang merupakan senjata andalannya dalam menaklukan musuh-musuhnya.
Saat sudah berada di dalam rumah tua itu, Jimin mencium sesuatu yang membuat dahinya berkerut. Aroma ini begitu asing namun juga terasa familiar, ini aneh. Sudah lama sekali ia tida mencium aroma seperti ini, terakhir kali ia menciumnya adalah saat- ah tidak mungkin, mereka sudah meninggal sejak delapan tahun yang lalu. Mungkin Jimin hanya merindukan mereka dan juga adik kecilnya.
"Kami sudah didalam. "Kata Jimin. Ia berbica melalui sebuah mic kecil yang tersambung dengan earphone ditelinganya, alat yang hanya dimiliki oleh anggota kepolisian khusus untuk berkomunikasi satu dengan yang lain.
Sementara Namjoon yang masih berada diluar bersama Hoseok dan anggotanya yang lain mengangguk. Mengatakan "oke, aku dan Hoseok akan masuk melalui pintu belakang. Sementara yang lain menyusul kalian. " lalu memisahkan diri bersama Hoseok untuk masuk ke dalam rumah tua itu melalui jalan yang lain.
.
"Hampir semua anggota dari Pyunsoo sudah diamankan, namun dia berhasil melarikan diri -lagi. " lapor Jimin pada Namjoon yang merupakan ketua misi penyelamatan kali ini, "baiklah, kita urus dia nanti. Sekarang kita bebaskan semua orang yang ditahan disini. " perintah Namjoon pada semua anggota kepolisian yang saat ini bersama dengannya.
Mereka -para anggota kepolisian mengangguk mengiyakan perintah sang atasan. "Sekarang kalian berpencar, cari keseluruh bagian dari tempat ini dan selamatkan semua orang yang berada disini. " perintahnya, ia lalu menambahkan "Jimin Hoseok, kalian ikut aku. Ada satu tempat yang membuatku curiga. " Jimin dan Hoseok mengangguk lalu mengikuti kemana Namjoon pergi.
.
.
."Hyung. " panggil Jimin pada Namjoon yang hanya dijawab dengan gumaman.
"Aku rasa tidak ada yang salah disini. "Kata jimin setelah beberapa waktu ia hanya terdiam sambil memperhatikan Hoseok dan Namjoon yang sedang memeriksa ruangan yang menjadi tempat bagi pemimpin kelompok Pyunsoo. "Aku sudah meme-" belum selesai Jimin mengucapkan kata-katanya sebuah lemari besar bergeser dengan sendirinya, mengejutkan ketika polisi yang ada disana.
"Ayo kita masuk. " Namjoon berjalan masuk diikuti dengan Jimin dan Hoseok yang berada dibelakangnya.
"Sial pintu ini terkunci. " Namjoon berusaha untuk membuka pintu besi yang ada di ruang rahasia itu, namun setelah beberapa kali mencoba ia tetap tidak berhasil juga.
Pintu itu terdapat lubang kecil yang sepertinya digunakan untuk meletakkan sesuatu, Namjoon mencoba mengintip isi yang ada dibalik pintu itu namun gagal karena didalam sana begitu gelap. Tidak ada sedikitpun cahaya yang dapat menembus kedalam sana karena sepertinya memang tidak ada jalan lain untuk bisa masuk kesana selain pintu besi ini.
"Mungkin kuncinya ada di ruang sebelumnya, " ucap Hoseok. " Jim, coba kau periksa disana. "Lanjut Hoseok. Jimin mengangguk lalu berlari menuju ke ruang sebelumnya untuk mencari kunci yang dapat membuka pintu besi itu.
Jimin ingin segera mengetahui apa yang ada dibalik pintu itu, karena Jimin dapat mencium aroma yang sempat diciumnya pada saat akan memasuki rumah tua ini. Bedanya, aroma itu terasa lebih kuat kali ini. Untuk itu Jimin harus segera menemukan kunci itu dan segera mencari tahu apa atau siapa yang ada dibalik pintu itu.
.
Setelah beberapa lama, Jimin akhirnya berhasil menemukan kuncinya dan kembali masuk kedalam ruang rahasia itu.
Namjoon kemudian menerima kunci itu dan membuka pintu besi yang sudah sejak tadi berusaha dibuka olehnya. Setelah berhasil membukanya, mereka bertiga berjalan masuk, tempat ini benar-benar gelap. Benar pikir Namjoon, tidak ada jalan lain untuk bisa masuk ke tempat ini. Jangankan jalan masuk, bahkan ventilasi pun tidak ada.
"Sial. Gelap sekali disini. " ucap Namjoon. Ia lalu mengeluarkan senter kecil yang dibawanya. Mereka masih belum menyadari keberadaan seseorang didalam ruangan itu. "Cepat periksa tempat ini, aku tidak tahan berada disini. "
"Rasanya aku tidak bisa bernapas, ugh. " sambung Hoseok. Karena memang benar, disini terasa begitu panas dan juga pengap. " Jim? Apa kau menemukan sesuatu? Kenapa kau hanya diam saja? "
Tidak ada jawaban.
"Jimin?" karena masih tidak mendapat jawaban, akhirnya Hoseok memilih untuk datang menghampiri Jimin, dan menemukannya hanya terdiam sambil memperhatikan sesuatu yang ada dihadapannya. "hei, kenapa kau hanya diam saj-" Hoseok bertanya bingung lalu mengikuti arah pandang Jimin.
Dan betapa terkejutnya ia ketika menemukan seseorang dengan pakaiannya yang lusuh tengah memeluk lututnya sendiri dan meletakkan wajahnya diantaranya.
"Sial. Namjoon, kemarilah?! " panggil Hoseok dengan sedikit berteriak, tanpa sadar ia semakin membuat seseorang itu semakin ketakutan. Terlihat dari tubuhnya yang bergetar hebat, hal itu tentu disadari oleh Jimin yang sedari tadi tidak melepaskan pandangannya dari orang itu.
"Hyung, pelankan suaramu. " katanya setelah beberapa saat terdiam, matanya memandang Hoseok sebentar lalu kembali fokus dalam memperhatikan sosok yang ada dihadapannya itu. "Kau menakutinya. " lanjutnya.
"Ah maaf. "
"Ada apa? Kenapa berteriak seperti itu, Hoseok? " Namjoon yang belum menyadari keberadaan orang lain pun hanya bisa bertanya pada temannya.
"lihat itu... " tunjuk Hoseok pada sosok yang masih setia menundukkan kepalanya, membuat Namjoon menoleh dan terkejut karenanya. "Kurasa dia sudah cukup lama berada disini, lihatlah penampilannya. " Namjoon mengangguk.
"kita harus segera membawanya keluar dari sini. " Jimin dan Hoseok mengangguk.
Jimin kemudian berjalan perlahan mendekati sosok yang terlihat begitu ringkih. Tubuhnya kotor, begitupun pakaian yang dikenakannya itu. Rambutnya terlihat kusut dan kusam, Jimin yakin kalau ia sudah lama tidak membersihkan dirinya.
"Hei... "Katanya lembut setelah sampai dihadapan sosok itu dan duduk tepat di depannya. Tangannya menyentuh bahu sosok dihadapannya, membuat tubuh sosok itu menegang dan bergetar ketakutan.
"Hei, angkat kepalamu. " ucap Jimin lagi, namun sosok dihadapannya ini tidak juga merubah posisinya. "Aku -kami tidak akan meyakitimu... "Setelah beberapa saat sosok itu akhirnya mengangkat kepalanya perlahan, semua orang yang berada disana menunggu dengan sabar karena tidak ingin membuatnya semakin ketakutan.
Dan saat ia telah mengangkat kepalanya dan menatap Jimin, saat itu juga, Jimin merasa kalau takdir seakan-akan tengah mempermainkannya.
.
.
.
Next
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Omega | Kv √
FanfictionKookV . . . TopJk BotTae 24/10/20 : #1 kookv 27/10/20 : #1 kookv