14

8.5K 900 60
                                    

.

.

.

.

.

Ini baru pukul 8 pagi tapi Yoongi sudah dibuat kesal dengan tingkah laku dari kekasihnya, Jimin.

Sejak tadi Jimin terus bertanya padanya kapan Jungkook akan datang, jelas Yoongi berkata kalau ia tidak tahu. Memangnya dia siapa, ibunya Jungkook?

Yoongi paham kalau kekasihnya itu khawatir pada adiknya -Taehyung-, tapi ini berlebihan sekali, kan? Lagi pula Jungkook tidak akan membiarkan terjadi apa-apa pada Taehyung.

"Kira-kira kapan Jungkook akan sampai, hyung? " Jimin kembali bertanya untuk kesekian kalinya, membuat yoongi menghela nafas sambil merotasikan bola matanya, heran dengan tingkah laku kekasihnya itu.

"Kau itu menyebalkan sekali, sih." Jimin mengernyit, memandang Yoongi yang duduk di kursi kerjanya dengan bingung.

"Kenapa kau menyebutku menyebalkan, Hyung?" Yoongi menghela nafas lelah, menutup berkas-berkas di hadapannya lalu bangkit dari duduknya, berjalan memutari meja kerjanya untuk kemudian menyusul Jimin yang duduk di sofa di hadapannya.

"Hm. Kau menyebalkan." kata Yoongi, duduk disebelah Jimin dengan menyandarkan tubuhnya ke sofa. "Kau membuatku tidak bisa fokus mengerjakan berkas-berkas itu karena pertanyaan-pertanyaan mu itu tahu. Kalau kau memang khawatir kenapa kau tidak menelpon Jungkook saja." tambah Yoongi kemudian. Jimin cemberut, memandang Yoongi dengan Puppy eyes nya.

"Aku sudah mencoba menelponnya berkali-kali tapi manusia satu itu tidak mengangkatnya sekalipun." kata Jimin.

"Jelas saja, jika aku menjadi Jungkook mungkin aku sudah memasukkan nomormu ke daftar hitam karena terus menggangguku." kata Yoongi sambil menatap Jimin sangsi. Sedang sangat Alpha semakin cemberut dibuatnya.

Memandang tingkah Jimin membuat Yoongi bertanya-tanya, sebenarnya pria di hadapannya ini benar-benar seorang Alpha atau bukan sih. Jimin yang terkadang begitu kekanakan membuat Yoongi sering menjadi kesal, tapi meskipun begitu Yoongi tetap merasa menjadi orang paling bahagia di dunia karena dengan Jimin menjadi miliknya itu sudah cukup untuk membuktikan kalau ia benar-benar beruntung.

Bersama Jimin membuat Yoongi selalu merasa aman dan terlindungi, dan yang paling penting adalah ia merasa sangat dibutuhkan oleh seseorang.

"Hyung.. " rengek Jimin.

"Apa?!" kata Yoongi sinis, menatap Jimin tajam. Tetap saja, meskipun ia begitu mencintai Jimin tapi sifatnya yang satu ini terkadang tetap bisa membuatnya naik pitam.

"ayolah hyung, jangan marah begitu." kata Jimin lagi, mengangkat Yoongi dengan tanpa kesulitan apapun dan membuat Yoongi kini duduk di atas pangkuan Jimin.

Yoongi yang masih terkejut akan keadaannya hanya terdiam ketika Jimin memeluknya, meletakkan kedua tangannya di pinggang rampingnya. Pada akhirnya Yoongi menyerah, menghela nafas lalu meletakkan kedua tangannya di pundak Jimin.

Inilah salah satu contoh sikap Jimin yang selalu bisa membuat Yoongi luluh kembali. Ia akan selalu berusaha memeluknya di saat ada kesempatan apalagi di saat ia kesal seperti ini, membuat Yoongi bisa dengan jelas mencium aroma Alphanya yang menenangkan.

Yoongi sebenarnya bukanlah orang yang suka disentuh atau bersentuhan dengan orang lain, tapi jika itu dengan Jimin ia sama sekali tidak keberatan. Ia tidak keberatan dengan segala afeksi dan perhatian yang diberikan Jimin untuknya.

"Jim? " Panggil Yoongi yang kini mengelus rambut kekasihnya itu, Jimin yang kemudian memejamkan matanya, menikmati elusan tangan Yoongi di rambutnya.

"Hmm." gumam Jimin.

Last Omega | Kv √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang