15

8.4K 1K 90
                                    

.

.

.

.

.

"Hyung."

Namjoon mengangkat kepalanya, menatap Jimin yang melongokkan kepalanya di pintu ruangannya yang sedikit terbuka.

"Oh Jim, masuklah." kata Namjoon.

Jimin membuka pintu lebih lebar lalu masuk ke dalam ruangan Namjoon dan duduk di samping atasannya itu di atas sofa.

"Kau sedang apa, hyung?" tanya Jimin basa-basi sesaat setelah duduk di samping Namjoon.

"Menurutmu aku sedang melakukan apa?" tanya namjoon balik. Jimin memandang hyungnya itu dengan bingung. Kelihatannya ketuanya itu sedang dalam mood yang tidak baik sekarang.

"Kalau aku tahu aku tidak akan bertanya padamu, hyung. " kata Jimin.
Namjoon hanya mendengus lalu menghela nafas dan menggelengkan kepalanya. "Kau tahu," mulainya, Jimin dengan sabar menunggu hal apa yang akan dikatakan Namjoon selanjutnya. "Saat ini aku sedang mempelajari kasus PyunSoo. Tapi sial, bagaimana bisa kita mengenali seseorang hanya dari baunya." ucap Namjoon pada Jimin, ia terdengar begitu frustrasi.

Jimin mengangkat alisnya, "Maksudmu, hyung?"

"Kau ingatkan saat Taehyung bilang kalau pemimpin PyunSoo tidak pernah menemuinya secara langsung?"

Jimin mengangguk, "Ya, aku ingat. Tapi apa masalahnya?" tanya Jimin kemudian.

Namjoon kembali mendengus, "tentu ada masalahnya," kata Namjoon, ia menatap Jimin dengan malas. "Bagaimana bisa kita menemukannya kalau kita tidak memiliki ciri fisiknya? Dan meskipun Taehyung menjelaskan tentang aroma pemimpin PyunSoo itu pada kita, tetap saja kita akan kesulitan untuk menemukannya karena memang kita tidak memiliki keistimewaan seperti Taehyung." jelas Namjoon panjang lebar.

Jimin mengalihkan pandangannya ke lantai.

"Apalagi Taehyung bilang kalau pimpinan PyunSoo adalah seorang Alpha. Yang benar saja, aku bahkan baru mengetahui Omega beberapa waktu yang lalu, dan sekarang alpha?" kata Namjoon lagi.

Jimin mengeratkan tautan kedua tangannya, benar juga pikirnya. Hal ini juga yang menjadi pikiran Jimin beberapa hari ini.

Kenyataan bahwa seorang alpha lah yang telah menculik adiknya selama ini membuatnya semakin merasa cemas. Ia takut kalau orang itu sampai saat ini masih akan mencari keberadaan Taehyung karena dia adalah seorang Omega.

Hal ini pula lah yang membuat Jimin semakin menginginkan Taehyung untuk tinggal bersamanya di apartemen miliknya. Mengingat kalau ia tidak bisa meninggalkan Taehyung sendiri dan juga ia takut kalau seandainya ada penyusup yang masuk di markas ini dan berniat untuk kembali menculik adiknya itu.

"Kurasa cara satu-satunya untuk bisa menangkap ketua PyunSoo adalah dengan meminta bantuan Taehyung." ucapan Namjoon membuat Jimin dengan cepat menolehkan kepalanya. Mengabaikan rasa sakit yang tiba-tiba terasa di lehernya dan memandang Namjoon dengan dahi berkerut.

"Apa maksud perkataanmu, hyung?" tanya Jimin pada ketua timnya itu. Sementara yang ditanya mengangkat bahunya.

"Yah kau tahu kan, kita tidak bisa mencium aroma alpha atau apalah itu..." Jimin dengan ragu menganggukkan kepalanya, "tapi Taehyung bisa. Jadi kurasa kalau kita menggunakan Tae-"

Jimin yang mulai menyadari kemana arah perkataan Namjoon pun dengan cepat berkata "Tidak." dengan cukup keras. Ia jelas tidak setuju kalau harus menggunakan Taehyung sebagai umpan untuk menjebak pemimpin dari kelompok penjahat itu.

Last Omega | Kv √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang