37

5.4K 552 15
                                    

Lo 37

.

.

.

.

.

Jimin yang sedang bersiap untuk tidur dikejutkan dengan suara bell yang di tekan dengan brutal -membuat Yoongi pun ikut terbangun karenanya. Ia lalu melihat jam yang ternyata sudah menunjukkan hampir tengah malam.

"Jim? Ada apa ini, siapa yang menekan bel seperti itu di tengah malam seperti ini... " ucap Yoongi menggerutu kesal, bagaimana tidak, ia yang sudah terlelap setelah menjalani hari yang melelahkan di markas harus di paksa bangun oleh kelakuan orang yang saat ini sedang menekan bel apartemennya itu. "Jim cepat lihatlah, aku ingin tidur lagi. " perintah Yoongi kemudian sebelum akhirnya kembali membaringkan tubuhnya di atas kasur empuknya.

"Aku akan memeriksanya, kau tidurlah lagi hyung. " tanpa menunggu jawaban dari Yoongi, Jimin langsung saja bangkit dari duduknya untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi dan siapa orang yang kurang ajar -orang yang tidak tahu sopan santun dengan bertamu di tengah malam seperti ini.

Jimin berjalan di apartemennya dalam kegelapan tanpa mau repot-repot menyalakan lampu. Ia melewati satu persatu ruangan sebelum akhirnya sampai di pintu depan. Tanpa melihat lubang kecil di pintu, Jimin langsung saja membukanya dan betapa terkejutnya ia ketika mendapati siapa yang ada dihadapannya kala itu.

"Siapa- Jungkook....??" ucap Jimin ditengah keterkejutannya. Bagaimana tidak, sudah berhari-hari ia tidak melihat Jungkook -yang ia yakini karena sedang menghindarinya- dan tiba-tiba saja ayah satu anak itu muncul di depan apartemennya pada waktu yang tidak lazim pula. "Jungkook apa yang-"

Ucapan Jimin terpotong ketika dengan cepat Jungkook menyela, "Dimana Taehyung? "

Jimin mengernyit, memandang sahabatnya itu dari atas hingga kebawah. Jika dilihat dari penampilannya yang berantakan, juga napasnya yang terengah-engah, Jimin yakin kalau Jungkook pasti datang kemari dengan terburu-buru dan tanpa beristirahat sedikitpun.

Ya, Jimin tahu kalau Jungkook akan datang ke apartemennya karena paman Jae Wook tadi menelepon dirinya dan mengatakan betapa khawatirnya Jungkook ketika mendengar keadaan Taehyung yang sakit. Jae Wook juga mengatakan kalau Jungkook langsung pergi ketika mendengar kabar dari ayahnya itu. Tapi ia tidak menyangka kalau Jungkook akan langsung ke apartemennya setelah perjalanan jauh dari Busan.

"Jungkook, apa yang-"

"Dimana Taehyung? Bagaimana keadaannya? Apa dia baik-baik saja? Taehy-"

"Jungkook! Tenanglah dulu. " kata Jimin menyela segala ucapan yang akan Jungkook katakan. Ayah satu anak itu terdiam, ia menatap jimin dengan napas yang masig terengah-engah. "Ada apa kau kemari malam-malam begini dan membuat keributan? Bagaimana kalau orang-orang terganggu?"

Jungkook mengabaikan ucapan Jimin, ia mencoba melihat bagian dalam apartemen sahabatnya itu di balik tubuh alpha didepannya. "Jim, dimana Taehyung sekarang? " tanya Jungkook lagi dengan nada khawatir. "Aku ingin menemuinya. "

Jimin mengernyit, "Bukannya kau tidak ingin menemuinya lagi?" sindirnya kemudian. "Sudah berhari-hari kau mengabaikannya, tidak membalas pesan maupun menerima panggilan telepon darinya -membuatnya khawatir hingga sakit seperti ini. "

Mendengar ucapan Jimin membuat dada Jungkook terasa sesak, ia seperti tercekat. Benar apa yang Jimin katakan, ini semua salahnya. Jika saja ia bisa berpikir jernih dan bersikap lebih dewasa, mungkin Taehyung tidak akan sakit karena terlalu memikirkan tentang dirinya.

Dan semua ini membuatnya semakin merasa bersalah. Tidak sepantasnya ia memperlakukan Taehyung seperti ini, pemuda itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalahnya tapi ia justru membuat Taehyung khawatir tentang sikapnya.

Jungkook tidak habis pikir, bagaimana mungkin ia bisa mengambil keputusan yang bodoh seperti itu. Ia tidak tahu kenapa ia bisa bersikap egois dengan mendiamkan Taehyung hanya karena ia belum bisa menerima identitas barunya. Mungkin ia memang tidak sepenuhnya bersalah karena ia ingin menenangkan dirinya, tapi juga perbuatannya itu tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun.

"Aku tahu aku bersalah, aku tidak berpikir tentang akibat dari perbuatanku, dan aku minta maaf soal  hal itu-"

"Bukan aku orang yang pantas menerima permintaan maaf mu, kook. " kata Jimin. Jungkook menganggukkan kepalanya lemah.

"Aku tahu, untuk itulah aku datang kemari. Aku ingin meminta maaf pada Taehyung atas sikapku. Aku juga ingin melihat bagaimana keadaannya sekarang ini, dan juga aku mungkin akan menceritakan kebenaran yang baru kuketahui akhir-akhir ini padanya. "

Jimin menggeleng kecil, "Tidak biarkan Taehyung istirahat malam ini, jangan kau cerita apapun padanya sekarang. Aku akan membiarkanmu menemuinya-"

Saat Jungkook ingin melewati tubuh Jimin, alpha itu menahan tubuhnya. "Tapi ingat, ini terakhir kalinya kau memperlakukan Taehyung seperti ini. Tidak peduli sesulit apapun keadaanmu, aku tidak akan membiarkan adikku tersakiti atau jika tidak, aku tidak akan pernah membiarkanmu menemuinya lagi."

Jimin tahu, ucapan barusan terdengar begitu egois, tapi ia tidak peduli. Siapapun yang memperlakukan adiknya dengan tidak baik maka mereka tidak memiliki kesempatan untuk berada disekitarnya. Ia tidak akan membiarkan siapapun menyakiti adiknya, Taehyung begitu berharga dalam hidupnya dan karena itulah ia akan melakukan apapun untuk bisa melindungi sang omega.

Jungkook kembali menganggukkan kepalanya, "aku janji, aku janji untuk selalu melindungi Taehyung. Aku tidak akan mengulangi perbuatanku ini lagi. "

Jimin mengangguk puas, ia lalu memiringkan tubuhnya untuk membiarkan Jungkook masuk ke dalam apartemennya. "Taehyung ada di dalam kamarnya. Masuklah dengan perlahan, jangan sampai dia bangun dan ingat, bicara padanya besok pagi saja. "

Jungkook menganggukkan kepalanya patuh, ia mendengarkan setiap perkataan Jimin dengan begitu seksama.

"Sekarang pergilah temui Taehyung. "

.

.

.

.

.

14/01/21

Last Omega | Kv √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang