4

15.4K 1.5K 26
                                    

.

.

.

.

.

Ketika Jimin terbangun dari tidurnya, ia dikejutkan dengan Taehyung yang tersenyum sambil terus menatap kearahnya. Tangan dan kakinya melingkar apik di pinggang dan kaki  Jimin.

"Kau sedang apa, Taetae? " Jimin bertanya dengan suaranya yang serak, efek karena bangun tidur.
Taehyung hanya menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan kakaknya itu, ia lalu menyembunyikan wajahnya dibahu yang lebih tua.

"Tae? "

"A-aku hanya merasa senang h-hyung.. " kata itu terdengar asing bagi Taehyung, tapi meskipun begitu, ada sesuatu yang juga membuatnya lega bisa mengatakannya lagi. "Aku senang karena sekarang aku tidak akan sendiri lagi. Kau akan terus bersamaku kan, hyung? " Taehyung bertanya sambil menatap kakaknya dengan mata yang berkaca-kaca.

Sebenarnya Taehyung tidak berniat untuk menangis sejak bangun dari tidurnya tadi, ia mencoba menahannya dengan memandangi wajah sang kakak untuk meyakinkan dirinya kalau semua ini bukanlah mimpi atau khayalannya semata.

Dan saat Jimin mulai membuka mata dan bertanya padanya, ia yakin kalau ini semua bukanlah mimpi tapi sebuah kenyataan. Itulah kenapa ia tidak bisa lagi menahan airmata nya.

"Hei, kenapa menangis, hmm? " Jimin yang melihat Taehyung dengan mata yang berkaca-kaca pun menjadi panik, dan mendengar pertanyaan dari adiknya membuat hatinya menjadi sakit.
Taehyung, adiknya itu sekarang ini pasti merasa takut kalau ia akan meninggalkannya lagi.

Jimin bangkit dari posisi tidurnya dan kemudian menarik Taehyung untuk ikut duduk saling berhadapan dengannya. 
"Hei, Taetae. Dengarkan hyung. " katanya sambil menangkup wajah yang lebih muda, jari-jarinya menghapus airmata di kedua pipi kurus Taehyung. "Mulai sekarang, aku, Kim Jimin, tidak akan pernah sekalipun pergi meninggalkanmu. Aku akan terus berada disisimu dan terus melindungi adik kecilku yang manis ini, mengerti? "

Taehyung terdiam beberapa saat sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya. Ia lalu menjatuhkan dirinya dalam pelukan sang kakak, Memeluknya erat, Jimin pun dengan perasaan bahagia membalas pelukan sang adik, menghirup aroma manis yang sudah lama ia rindukan.

Ah, Jimin teringat akan satu hal.
"Tae? " panggil Jimin pada Taehyung yang masih setia memeluknya, "ada satu hal lagi yang ingin kukatakan padamu. "
Mendengar itu, Taehyung kemudian menjauhkan dirinya dari rengkuhan Jimin. "Ingin bicara apa, hyung? "

"Aku- bisakah kau rahasiakan tentang hubungan kita yang sebenarnya? " Jimin bertanya hati-hati, takut kalau adiknya itu akan salah mengartikan ucapannya.

Taehyung kaget. Kenapa hyungnya ingin ia merahasiakan hubungan mereka? Apa hyungnya itu malu memiliki adik sepertinya? Apakah rupanya buruk? Apa karena -

"Tae? Tae! " Taehyung tersadar dari keterdiamannya setelah mendengar teriakan dari Jimin, "apa yang kau pikirkan, hemm?  "Tangan Jimin bergerak hendak meraih wajah sang adik, namun Taehyung lebih dulu menjauhkan dirinya dari jangkauan sang kakak. Ia ingin tahu kenapa hyungnya sendiri ingin merahasiakan hubungan antara mereka.

"K-kenapa? "

"Hah? "

"Kenapa?! Kenapa hyung tidak ingin orang lain tahu tentang hubungan kita? K-kenapa hyung? " Taehyung bertanya, suaranya terdengar begitu lirih di akhir.

"T-tae, hei maksud-" belum selesai Jimin mengucapkan kata-katanya, Taehyung kembali bicara.

"A-apa hyung malu jika orang mengetahui kalau aku adalah adikmu? Begitu hyung? " airmata kini kembali mengalir di pipi Taehyung.

Last Omega | Kv √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang