11

8.8K 1K 39
                                    

.

.

.

.

.

"hyung, ada apa?" Taehyung bertanya pada Jimin yang duduk tepat di sebelahnya. Mereka saat ini berada di sebuah ruangan yang Taehyung ketahui adalah milik Namjoon.

Ia dan Jimin duduk di sebuah sofa yang ada di sana, memperhatikan dua orang -Namjoon dan Seokjin yang sedang membicarakan sesuatu yang sepertinya sangat penting.

Jimin tiba-tiba bergerak untuk memegang tangan adiknya itu, memutar tubuhnya agar bisa menatap Taehyung yang sedang bingung dan terlihat cemas.

"Dengar," mulai Jimin, ia dapat merasakan ketakutan pada adiknya itu. "Namjoon hyung dan Jin hyung akan bertanya beberapa hal padamu -kau tidak perlu takut." kata Jimin ketika tubuh adiknya mulai tegang. "-mereka hanya akan bertanya tentang penculikan mu dulu, kau hanya perlu menjawab apa yang kau tahu saja. Informasi dari mu mungkin akan mempermudah kita untuk melacak PyunSoo dan menyelamatkan korban-korban penculikan yang lainnya. Kau tidak perlu khawatir, hyung akan menemanimu di sini."

Taehyung menatap Jimin ragu, tapi ia tetap menganggukkan kepalanya. Setelah itu Jimin terus mengajaknya berbicara untuk mengalihkan pikirannya dari hal-hal yang mungkin akan membuatnya panik.

Jimin bercerita tentang namjoon yang akan selalu menghancurkan apapun yang disentuhnya atau bahkan tentang Seokjin yang akan membuat lelucon yang sama sekali tidak lucu dan hanya akan membuat orang di sekitarnya bingung.

Saat mendengar cerita itu untuk sesaat pikiran-pikiran buruk yang ada pada Taehyung teralihkan.

Ia ikut tertawa ketika hyungnya -Jimin bercerita tentang hal-hal yang menurutnya lucu. Melupakan fakta bahwa sebentar lagi ia akan diminta untuk mengingat masa-masa terburuk dalam hidupnya.

"Taehyung." suara Seokjin membuatnya menoleh padanya, membuat sang Omega memandangnya bertanya-tanya.

"A-ada apa, hy-hyung?" kata Taehyung, pandangnya mengikuti Jin yang berjalan menuju ke arahnya.

Seokjin lalu duduk di samping Taehyung, yang lebih tua lalu tersenyum pada Taehyung. Ia dapat melihat jika Jimin telah menenangkannya bahkan sebelum ia bertanya apapun dengan menggenggam tangan yang kurus milik Taehyung.

Jika ia perhatikan, sejak tiba di sini Jimin terus berada di samping Taehyung, menjaganya seperti adiknya sendiri -seperti mereka sudah saling mengenal dan menyayangi sejak lama.

"Aku dan Namjoon akan bertanya padamu tentang beberapa hal." Seokjin dapat melihat Taehyung yang berubah menjadi cemas. "Kau tidak perlu takut, kau hanya perlu menjawab yang kau ketahui saja aku tidak akan memaksamu." ucap Seokjin kemudian.

Taehyung hanya mengangguk dalam diam, ia sudah tahu. Jimin sudah menjelaskan padanya tadi.

Setelah melihat Taehyung yang mengganggukan kepalanya, Seokjin mengalihkan pandangannya pada Namjoon, "Apa kita mulai sekarang saja?" tanya Seokjin.

Namjoon menjawabnya dengan gelengan, "Tunggu dulu, aku masih menunggu kedatangan Jungkook."

Seokjin mengernyit, dahinya berkerut, tidak jauh berbeda dengan ekspresi yang ditunjukkan Jimin dan Taehyung.

"Kenapa harus menunggunya?"

Namjoon membuang nafas kasar, "Aku butuh dia untuk mencatat semua informasi yang mungkin kita dapatkan nanti." jelasnya.

Seokjin kemudian mengangguk, melewatkan ekspresi yang ditunjukkan oleh Taehyung setelah mendengar nama ayah satu anak yang disebut tadi.

Jimin yang masih duduk disamping Taehyung dan menggenggam tangannya bisa dengan jelas merasakan jika adiknya itu menjadi tegang kembali entah karena apa.

Last Omega | Kv √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang