32

5K 591 37
                                    

.

.

.

.

.

"Apa kau yakin akan menemuinya? " Jae Wook bertanya pada istrinya yang saat ini duduk tepat disebelahnya di dalam ruangan milik Namjoon.

Mereka sedang mendiskusikan apakah bisa In Young ikut untuk menemui Il Guk yang kini menjadi tahanan utama kepolisian juga dengan penjagaan yang ketat. Tidak sembarang orang yang bisa menemuinya, Hanya Namjoon, Jimin serta beberapa orang lain yang diizinkan menemuinya untuk keperluan penyelidikan kasusnya.

In Young menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan dari sang suami, "Ya, aku sungguh ingin menemuinya." ucapnya, wanita paruh baya itu terlihat begitu emosional. "Aku ingin tahu apa alasannya meninggalkan istri serta anaknya. Aku ingin tahu apakah alasannya melakukan semua kejahatan ini bahkan ia tidak segan-segan untuk melukai Jungkook -putra kami. "

"Hei, sayang, tenanglah. Jangan terbawa emosi, kita serahkan keputusan pada Namjoon, hmm? " Jae Wook berusaha menenangkan istrinya itu dengan mengusap lembut punggungnya. In Young menarik napasnya dalam-dalam lalu ia kemudian menganggukkan kepalanya. "Jadi bagaimana keputusanmu Namjoon? Bisakah aku dan istriku menemui Il Guk? "

Namjoon yang berdiri dengan bersandar di mejanya terlihat berpikir sejenak untuk memutuskan hal itu. Apakah tidak akan terjadi keributan ketika ia mengijinkannya untuk bertemu nanti? Belum lagi Jungkook juga akan datang dan ikut untuk mengintrogasi ayah kandungnya itu. Tapi mungkin dengan mengizinkan bibi In Young dan juga Jungkook untuk datang ke tempat interogasi akan memancing Il Guk untuk mau mengakui semua kejahatannya selama ini.

"Baiklah, kalian bisa ikut untuk melihatnya nanti. Tapi kita tunggu kedatangan Jungkook dan Taehyung dulu. "

.

"Hyung, bukankah lebih baik hyung disini saja? Luka hyung belum sembuh benar.. " Taehyung yang duduk bersama dengan Jungkook disofa diruangan Jimin berusaha untuk meyakinkan yang lebih tua agar tidak ikut menemui Il Guk yang notabenenya adalah tersangka utama dibalik penculikan Taehyung serta orang yang paling bersalah atas keadaan Jungkook sekarang ini.

Jimin sendiri sekarang sedang menyiapkan segala hal yang nanti akan digunakan dalam proses mengintrogasi ketua PyunSoo itu. Jadi, sekarang tinggallah Taehyung dan Jungkook yang sedari tadi hanya berdebat mengenai harus atau tidaknya Jungkook ikut dalam interogasi itu.

"Ya kita disini saja ya?? " ucap Taehyung lagi sembari menunjukkan wajah memohon yang menggemaskan. Hah. Jungkook hampir saja terhanyut pada rayuan pemuda itu jika saja ia tidak ingat tujuannya datang ke markas meskipun keadaannya masih belum bisa dibilang baik.

"Tidak, Tae." kata yang lebih tua sambil menatap Taehyung dengan hangat dan meletakkan sebelah tangannya dipipi yang lebih muda. "aku harus tetap datang kesana. Banyak hal yang harus kuketahui dari orang itu secara langsung. "

"Tapi kan hyung-"

"Dengar, kamu tidak perlu mencemaskan tentangku, hmm? " ucap Jungkook memotong ucapan dari Taehyung. Ia mengecup pucuk kepala Taehyung lalu menariknya ke dalam pelukannya dan kembali berkata, "Jika kamu takut untuk menemuinya, kamu bisa disini saja. Aku akan kesana bersama Jimin saja nanti. "

Taehyung menggelengkan kepalanya di pelukan yang lebih tua, "Tidak. Kalau hyung pergi kesana maka aku juga ikut. Aku- aku ingin menemani hyung.. " ucapnya lalu secara tiba-tiba Taehyung menyembunyikan wajahnya didada yang lebih tua.

Jungkook tersenyum kecil melihat tingkah Taehyung yang menggemaskan itu. Hah, harinya terasa lebih baik sekarang. " Ya sudah kalau itu maumu, tapi ingat jangan salahkan aku jika kamu nanti menyesalinya. " canda Jungkook yang kemudian mendapat pukulan pelan didadanya oleh Taehyung.

Last Omega | Kv √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang