19

6.5K 914 88
                                    

.

.

.

.

.

Dulu saat kedua orang tua Taehyung masih hidup, mereka selalu mengajari Taehyung bahwa dalam hidup ini tidak ada batasan dalam seberapa banyak cinta yang bisa kita berikan kepada seseorang.

Tapi seberapa banyak cinta yang bisa kita berikan itu juga harus tergantung pada siapa orang yang akan kita berikan.

Ibu Taehyung akan dengan sayang mengusap rambutnya dan berkata padanya kalau ia bisa mencintai siapapun yang Taehyung inginkan, tapi saat ia memberikan seluruh cinta yang ia miliki pada seseorang yang bukan seharusnya, maka semua cinta itu akan menjadi berantakan serta bisa membuatnya patah hati.

Taehyung penasaran, apakah ia bisa menemukan cinta yang tulus nantinya, apakah ia akan bisa mendapatkan seseorang yang tepat untuk nya nanti seseorang yang akan mencintainya apa adanya tanpa melihat kekurangan dalam dirinya.

Taehyung hanya ingin mengetahui apakah ia bisa mencintai dan juga dicintai seperti apa yang ibunya katakan padanya, dulu.

.

Seperti biasa. Saat pagi hari Jimin, Taehyung, dan juga Yoongi berkumpul di dapur untuk sarapan bersama dan menikmati waktu mereka sebelum mulai bekerja.

"Hyung. " Panggil Jimin, Yoongi melirik kekasihnya itu lalu berdehem untuk menjawabnya.

"Hari ini kau berangkat saja duluan, aku harus pergi ke apartemen Jungkook lebih dulu." kata Jimin. Ia menyesap kopi buatan Yoongi dengan perlahan.

Pagi tadi ia mendapat pesan dari sahabatnya itu, katanya hari ini ia sedang sakit dan ia meminta Jimin untuk mengantarkan Sarang ke sekolahnya berhubung Jungkook bilang kalau ia tidak sanggup untuk bangun dari tidurnya apalagi harus mengantar puterinya itu dengan menyetir mobil.

Selama bertahun-tahun Jimin mengenal Jungkook, mungkin ini baru kedua atau ketiga kalinya ia mengetahui sahabatnya itu jatuh sakit sampai tidak bisa bangkit dari ranjangnya. Mungkin Jungkook benar-benar sudah mencapai batasnya pikir Jimin.

Lagipula bekerja sambil menjaga seorang putri yang masih kecil bukanlah hal yang mudah apalagi untuk seorang pria seperti Jungkook. Dengan pekerjaan beratnya di kepolisian pasti Jungkook merasa lelah sekali setiap harinya.

Ah ada-ada saja.

"Kenapa tiba-tiba? Apa ada pekerjaan yang mendesak dengan Jungkook?" Yoongi bertanya pada kekasihnya. Jimin kemudian menggelengkan kepalanya.

Taehyung hanya diam, memakan sarapannya sambil memperhatikan dua hyungnya yang sedang berbicara.

"Tidak, aku hanya akan mampir sebentar. Jungkook bilang kalau ia merasa tidak enak badan dan ia memintaku untuk mengantar putrinya ke sekolah."

Mendengar tentang keadaan ayah satu anak itu, Taehyung menghentikan acara makanya lalu menatap Jimin dengan mata besarnya itu. "Apa..apa Jungkook hyung baik-baik saja?" Taehyung berucap dengan cemas membuat cimin dan juga Yoongi menatapnya secara bersamaan.

"Ya.. kurasa dia baik-baik saja." Jawab sang Alpha, ia terdengar tidak yakin.

Taehyung menjatuhkan pandangannya ke bawah lalu berkata "Be-benarkah?" ia terdengar tidak yakin dengan perkataan hyungnya.

Jimin terdiam ia terlihat lelah memikirkan sesuatu. "Taehyung. "

Taehyung yang dipanggil mengangkat kepalanya, menatap Jimin dengan mata besarnya sambil menggigit Bibir bawahnya. "Ya hyung..? "

"Apa kamu khawatir pada Jungkook?" melihat Taehyung yang ragu untuk menjawab pertanyaannya membuat Jimin kemudian berkata, "Tidak apa, kau bisa mengatakannya pada hyung."

Last Omega | Kv √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang