34

5K 561 39
                                    

.

.

.

.

.

"Menurutmu bagaimana hyung?" Jimin bertanya pada Yoongi yang duduk di sofa dengan kepala Taehyung berada dipangkuannya -omega itu tengah tertidur pulas setelah menonton film bersama dengan kedua hyungnya itu.

"Menurutku itu keputusan yang bagus --maksudku ini semua hal baru untuknya. Dia tidak mengerti, tapi kau mengerti, Jim. Dan kurasa menjelaskan semua ini padanya akan sulit tapi setidaknya kau harus memberitahukan kebenaran ini padanya. "

"Kau benar, Hyung." kata Jimin. "Jungkook berhak tahu tentang keadaan tubuhnya, aku juga tidak mungkin menyembunyikan hal sepenting ini. Lebih cepat aku memberi tahu Jungkook maka itu semakin baik. "

Yoongi menganggukkan kepalanya --menyetujui ucapan dari alphanya itu. Ia kemudian menunduk --menatap Taehyung yang terlihat begitu tenang, tangannya ia gerakkan untuk mengusap rambut halus omega itu.

"Tapi, apa kau sudah membicarakan tentang hal ini pada ayah dan ibu Jungkook? "

Jimin menganggukkan kepalanya, "Aku sudah membicarakannya dengan paman dan juga bibi. Dan seperti katamu hyung, mereka menyerahkan hal ini padaku mengingat aku lebih mengetahui hal ini dengan baik. Bibi In Young juga meminta padaku agar membuat Jungkook mengerti tentang keadaannya, " Jimin menghela nafasnya lalu kembali bicara. " bibi takut kalau Jungkook tidak bisa menerima kenyataan tentang siapa dirinya yang sebenarnya setelah adanya semua kejadian ini. "

Yoongi diam merenung, ia sebenarnya juga turut menyesalkan kejadian buruk yang menimpa Taehyung dan Jungkook. Banyak hal buruk yang datang bertubi-tubi pada kehidupan keduanya. Dan sekarang, setelah menghadapi ayahnya, kini Jungkook harus menghadapi dirinya sendiri dengan menerima kenyataan bahwa dia mungkin bukanlah manusia biasa seperti yang ayahnya, Il Guk dan orang lain pikiran --tapi kalau sebenarnya Jungkook adalah seorang alpha.

Satu hal lagi yang membuat Yoongi merasa khawatir --tentang bagaimana kalau sampai Jungkook tidak bisa menerima kenyataan dan kemudian hal itu berpengaruh pada hubungannya dengan Taehyung.

Ah, tidak tidak. Yoongi tidak seharusnya memikirkan hal buruk seperti ini. Ia seharusnya justru berharap kalau Jungkook sudah mengetahui kebenarannya, pria Jeon itu akan segera menjadikan Taehyung bagian dari hidupnya.

"Jim.. "

Jimin yang sedang sibuk dengan ponselnya menoleh ketika mendengar Yoongi memanggil namanya. "Hmm, ada apa hyung? "

Yoongi menggeleng kecil, "Tidak, aku --apa tidak sebaiknya Taehyung kau pindahkan ke kamarnya dulu? Posisi ini terlihat tidak nyaman. "

"Sebentar hyung, aku menghubungi Jungkook dulu, setelah itu akan kupindahkan Taehyung kedalam kamarnya " kata alpha itu sebelum menempelkan ponselnya ke telinga setelah sambungan teleponnya masuk.

"Halo, Jim." Kata Jungkook dari sambungan telepon. "Ada apa kau menelpon?"

"Apa kau sibuk? Ada beberapa hal yang ingin kubicarakan denganmu. " ucap Jimin langsung pada intinya. Ia tidak ingin bertele-tele dalam mengatakan hal penting seperti ini.

Dahi Jungkook berkerut, ia terlihat bingung meskipun Jimin sama sekali tidak bisa melihatnya.

"Tidak, aku tidak sibuk. Memangnya hal apa yang ingin kau bicarakan sampai tidak bisa menunggu besok? -tunggu, apa ada yang terjadi pada Taehyung?? " nada bicara Jungkook yang awalnya bingung kini terdengar begitu khawatir.

Jimin tanpa sadar menggeleng, "Tidak, Taehyung baik-baik saja. Ini bukan tentangnya, dia bahkan sedang tertidur saat ini."

Entah kenapa Jungkook merasa lega ketika mendengar kalau Taehyung baik-baik saja dan kini tengah tertidur. Ia bisa membayangkan kalau pemuda itu sedang tertidur dengan wajah menggemaskan miliknya dan sebuah guling dalam pelukannya -padahal sebenarnya Taehyung saat ini masih tertidur diatas pangkuan Yoongi, yah tapi memang benar, wajah Taehyung terlihat menggemaskan saat ini sesuai dengan bayangan Jungkook sebelumnya.

Last Omega | Kv √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang