30

5.4K 610 34
                                    

.

.

.

.

.

Il Guk mengambil sebuah pisau kecil dari balik baju yang dipakainya dan itu membuat Jungkook serta Taehyung menegang ditempat mereka berdiri.

Il Guk sudah bersiap di tempatnya berada. Memandangi pisau kecilnya dan juga Jungkook secara bergantian. Ruangan tempat mereka berada rasanya menjadi semakin menyesakkan. Jungkook memandangi sekitarnya untuk mencari sesuatu yang mungkin bisa digunakan untuk melawan ayahnya.

Saat sedang melihat sekeliling, tatapannya bertemu dengan tatapan Taehyung yang memandangnya dengan rasa takut, cemas, semua menjadi satu. "Jangan khawatir, kita pasti bisa mengeluarkan Sarang dari sini. " ucap ayah satu anak itu pada Taehyung yang kemudian menganggukkan kepalanya.

Sebenarnya ucapannya itu ia tujukkan untuk dirinya sendiri, karena entah kenapa Jungkook memiliki firasat buruk tentang semua ini.

Setelah memandangi sekitarnya, Jungkook tidak juga menemukan apapun yang bisa digunakannya sebagai senjata. Jika tahu seperti ini seharusnya ia tadi membawa pisau bersamanya karena setidaknya itu bisa membantunya melindungi Taehyung.

Jadi, ini adalah perlawanan tanpa senjata, huh.

"Apa kau tahu kenapa aku melakukan ini, putraku? Apa kau ingin tahu kenapa aku meninggalkanmu dan juga ibumu? " Il Guk bertanya pada Jungkook yang menggertakkan rahangnya.

"Aku tidak peduli dengan alasanmu." kata Jungkook, tubuhnya bergetar karena menahan amarah. Dan perlu diingat, kalau ia jujur dengan perkataannya barusan. " Setelah mengetahui siapa dirimu yang sebenarnya, aku justru senang kau pergi dari kehidupan kami. "

Taehyung yang masih berdiri di belakang tubuh Jungkook menunduk untuk memandang genggaman tangan yang lebih tua, rasanya sakit karena Jungkook menggenggam tangannya erat sekali saat mengucapkan kata-katanya pada ayahnya tadi.

Taehyung tahu, pasti tidak mudah bagi Jungkook mengatakan semua itu pada seseorang yang beberapa waktu lalu masih sangat berharga baginya. Tapi ia juga paham, rasa sakit yang dirasakan Jungkook pasti lebih besar dari rasa rindunya pada sosok ayahnya itu.

Il Guk terlihat marah, namun pria tua itu sepertinya masih bisa menahan kemarahannya. " oh benarkah? Tapi kurasa kau harus tahu alasan aku meninggalkan ibumu dan juga kau, alasan kenapa aku menculik putrimu sebelum kau mati nanti. "

"Aku sudah tidak peduli lagi denganmu atau dengan alasanmu itu. Dan, semua tindakan yang kau lakukan ini menunjukkan manusia macam apa kau ini --manusia bajingan yang tidak memiliki hati. Kau tidak punya apapun kecuali nafsumu itu. Dan semenjak kau pergi meninggalkan ibu dan aku --sejak saat itu pula kau tidak ada hubungannya lagi dengan kami. Kau hanyalah kenangan buruk dalam kehidupan keluargaku. "

Il Guk memandang Jungkook dengan tajam, bisa-bisanya anak itu mengatakan kalau ia hanyalah penghalang dalam kehidupannya. Dasar tidak tahu berterimakasih, jika bukan karenanya ia tidak mungkin ada di dunia ini pikir Il Guk.

"Aku tetap akan menjadi kenangan burukmu hingga di akhir hayatmu nanti, Jungkook. " kata Il Guk, "sekali lagi kuperintahkan padamu untuk menyerahkan omega itu padaku dan aku akan mengembalikan putri cantikmu ini. Setelah itu kau bisa pergi dan tidak perlu bertemu denganku lagi. "

Genggaman tangan Jungkook semakin mengerat, membuat Taehyung tanpa sadar meringis kesakitan. Tapi meskipun begitu, ia tetap berusaha membalas genggaman tangan yang lebih tua karena ia tahu itulah cara Jungkook meyakinkannya kalau ia akan tetap terus melindunginya apapun yang terjadi.

"Berhenti bicara dan cepat selesaikan ini semua, kita lihat, kau atau aku yang akan tetap hidup diakhir nanti."

Jungkook melepaskan genggaman tangannya dari Taehyung lalu ia sedikit menjauhkan Taehyung darinya. Ia tahu, perkelahian mereka akan segera dimulai dan ia tidak ingin Taehyung dan putrinya ikut terluka karenanya. Tapi perkelahian ini tidak adil menurutnya. Ia harus berkelahi tanpa senjata sedangkan Il Guk --Jungkook tidak tahu senjata apa saja yang dibawa oleh orang tua itu.

Last Omega | Kv √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang