17

7.3K 771 39
                                    

.

.

.

.

.

"Ini makanlah. " kata Jimin, tangannya mengulurkan sebuah piring dengan roti isi diatasnya.

Jimin juga telah membuatkan Taehyung segelas cokelat panas yang kini hanya tinggal setengah.

"Dengar, Tae. Kau ingat apa yang hyung bilang kemarin, kan? " alis Taehyung berkerut, memandang Jimin dengan bingung sembari mengunyah roti isinya.

Melihat Taehyung yang bingung membuat Jimin menghela nafas dengan panjang sambil menggaruk kepalanya.

"Jangan bukakan pintu jika kau tidak mengenal orang yang datang, telpon aku atau tunggu saja aku atau Yoongi hyung kembali. Selalu kunci pintu dan jika kau lapar ambil makannan yang ada di kulkas yang sudah kusiapkan, mengerti? " yang lebih tua berkata panjang lebar membuat Taehyung berkedip beberapa kali, menelan roti isinya lalu menganggukkan kepalanya.

"Baik hyung, aku mengerti." jawab Taehyung. Meraih coklat panas hangat di samping piringnya lalu meminumnya.

"Oh ya, Jungkook tadi malam mengirim pesan singkat padaku, ia bilang ia ingin kemari untuk menitipkan sarang, apa tidak apa?" Jimin bertanya pada Taehyung yang masih menatapnya.

"Benarkah?" Taehyung bertanya, ia terlihat begitu senang ketika hyungnya itu menyebut nama putri dari Jungkook itu.

Yang lebih tua mengangguk, Taehyung tersenyum lebar. "Tidak apa, hyung. Dengan begitu kan aku tidak akan merasa bosan di sini jika bersama dengan sarang. " jelas Taehyung, Jimin kembali mengangguk dengan puas.

"Baiklah kalau begitu, jika kau ingin sesuatu kau tinggal menelponku, mengerti?" Taehyung mengangguk lagi.

"Baik hyung."

Saat sedang asyik menikmati makanannya, tiba-tiba bel pintu apartemen Jimin berbunyi. Ia lalu menolehkan kepalanya, menatap ke arah pintu itu lalu berdiri dari duduknya.

"Mungkin itu Jungkook, tunggu sebentar, hyung akan membukanya dulu." ucapnya sembari berjalan menuju kearah pintu depan apartemennya. Pandangan Taehyung mengikuti Jimin sampai kemudian ia tidak terlihat lagi.

Ketika Jimin membuka pintu, ia dikejutkan dengan teriakan penuh semangat dari gadis yang kini tersenyum lebar padanya.

"Selamat pagi paman." teriak gadis kecil itu. Bukan hanya Jimin, bahkan Jungkook yang menggandeng tangan putrinya itu pun ikut terkejut akan teriakan dari sang putri.

"Astaga sayang, apa itu? Kenapa berteriak seperti itu?" Jungkook bertanya, sedikit menunduk untuk memandang putri kecilnya yang hanya menggeleng, membuat rambut hitam panjangnya yang tergerai itu menjadi sedikit berantakan.

Sarang lalu kembali mengalihkan pandangannya, mendongak untuk menatap Jimin yang tersenyum padanya.

"Selamat pagi juga untukmu." kata Jimin, mengulurkan tangannya untuk kemudian diraih oleh tangan kecil sarang dan menggenggamnya.

"Di mana Taetae? " tanya gadis kecil itu sembari menggoyang-goyangkan genggaman tangannya bersama tangan Jimin.

Jimin tidak menjawab, jari telunjuknya mengarah di mana Taehyung kini tengah melihat kearah mereka dengan tersenyum begitu lebar.

"Taetae." teriak sarang sambil melambaikan tangannya, sarang lalu melepaskan genggaman tangannya dengan Jimin lalu berlari menuju di mana Taehyung kini tengah berdiri menunggunya.

Jungkook dan Jimin yang melihat kedua orang yang sedang berinteraksi dengan menggemaskan itu hanya tersenyum simpul.

Jungkook lalu tanpa merasa canggung lagi berjalan ke ruang tengah meletakkan tas putrinya di atas sofa. Ia sudah hafal betul seluk-beluk apartemen Jimin karena ia memang sudah sering mampir ke sini.

Last Omega | Kv √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang