22

347 40 6
                                    

#Flashback

Mata hazelnya terbuka, kesulitan untuk memfokuskan cahaya yang menggenang di wajahnya. Seberkas sinar matahari musim dingin menerobos jendela kaca besar di sudut ruangan dan jatuh disana. Ia merentangkan jemarinya untuk menghalau wajahnya, memutar kepalanya dan tersentak begitu menyadari pemandangan di depan.

Ranjang itu besar. Putih. Dan dingin. Tak ada siapapun selain ia yang berbaring di dalam selimut tebal yang membatasi kulitnya dengan kebekuan. Dari sudut matanya ia menemukan kamar dengan gaya victorian kuno. Furniture mewah dan antik dengan aksen warna natural gelap. Hitam mahogani dan coklat tua dari oak. Beberapa palang dicat perak dan ia bisa mencium aroma tembaga di udara.

Hermione menarik selimutnya ketika ia bangun dan duduk disana. Mencengkeram kepalanya yang terasa begitu berat dan tersentak begitu kilasan memori semalam menabrak belakang matanya dengan menyakitkan. Hazelnya melebar, dan ia mengerutkan dahinya untuk memaksa diri memperhatikan sekitar.

Dimana ia?

Tebakannya membuat tengkuknya merinding.

Ia bisa melihat perkebunan dan kabut tebal mengisi luar jendela dan langit abu-abu yang meninggalkan cahaya matahari untuk terakhir kali. Ruangan itu dingin dan ia sanksi apakah ada mantra penghangat bekerja disana.

Hermione beringsut lemah ke sisi ranjang seraya terus menarik selimut untuk menutupi tubuhnya, mencari-cari kemudian menemukan gaunnya telah hancur di lantai. Ia menatap sedih dan meraihnya. Itu akan sulit untuk diperbaiki.

Ketika matanya mengamati jalur sutra yang melintang di tangannya, ia dikejutkan oleh bunyi pop ringan di sebelah pintu kamar. Peri rumah pendek dengan mata besar dan jemari kurus panjang muncul mengejutkan. Menarik-narik lap bajunya sendiri dengan gelisah dan meneliti Hermione dari matanya yang berbinar.

Jemari kurusnya menjentik kemudian, dan sebuah paket bungkusan dengan kertas coklat mendarat di atas ranjang di sisi Hermione. Bungkusan dengan pita berwarna merah yang segera diliriknya dengan penasaran.

"Itu adalah gaun rumah pemberian Tuan. Nona bisa memakainya setelah mandi. Adakah yang Nona butuhkan lagi dari Buble?" Peri rumah itu mencicit dengan suara nyaring.

Hermione mengangkat alisnya, meraih gulungan pita yang mengikat bungkusan dan menariknya. Ketika bungkusan terbuka, ia menemukan sebuah gaun rumah berwarna merah tua dari beludru. Gaun tertutup dengan leher tinggi dan lengan panjang. Rok menjuntai yang akan menyapu langkahnya lengkap dengan beberapa kancing di dadanya. Ia mengusap jemarinya pada beludru kualitas terbaik dan meringis membayangkan harganya.

"Mengapa Draco memberikan ini?" Hermione menoleh pada Buble.

Peri rumah itu menarik-narik jemarinya sendiri dengan tidak nyaman. "Tuan hanya bilang, mungkin Nona tidak memiliki sesuatu untuk dikenakan hari ini. Buble disuruh pergi pagi-pagi sekali ke Diagon Alley untuk mencari gaun itu."

Hermione menahan tawanya, ia melirik pada gaun pestanya yang hancur di lantai. Ia tidak terlalu memikirkannya sebenarnya, karena ia selalu membawa beberapa set baju di dalam tas tangan miliknya yang telah diberi mantra perluasan.

Ia memperhatikan peri rumah di seberang yang masih menunggu pertanyaan atau permintaan selanjutnya. Sejenak teringat tentang kamar tempatnya berada kemudian meringis memikirkannya. Ia berdeham sejenak.

"Dimanakah aku berada saat ini?"

Buble mendongak menatap Hermione dengan keheranan. Mata besarnya berkedip beberapa kali sebelum menjawabnya dengan cicitan nyaring lainnya.

"Nona berada di Malfoy manor."

Alis gadis itu berkedut. Perutnya mual dan ia melirik ke sekeliling sekali lagi sampai rasa gelisah itu menenggelamkannya. Ia menelan udara di tenggorokannya dan merasakan paru-parunya sesak menyempit. Sebelum lamunanya semakin panjang, suara Buble lainnya memecahkan keheningan di kamar itu.

MYSTIFIED (DRAMIONE & SCOROSE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang