Musim dingin belum beranjak dari Budapest. Kerlip salju masih jatuh di sela udara beku saat ia menghirup napas dalam-dalam. Di akhir Februari yang basah saat ia bangun dari tidurnya yang tidak cukup nyenyak, menarik arloji di nakas sebelah ranjang dan mengetahui telah pukul sembilan pagi.
Rose bangkit dari ranjang dan berjalan menuju jendela. Membuka bingkainya perlahan dan membentuk celah kecil. Ia memperhatikan salju masih menggenangi jalan-jalan dan langit masih kelabu seperti beberapa hari yang lalu.
Ini adalah hari ke ketiganya di Budapest. Ia masih memiliki beberapa jadwal untuk ia habiskan hari ini sebelum pulang ke Eton. Ia telah mengumpulkan lebih banyak bahan-bahan untuk menyeduh ramuan dan beberapa barang kebutuhan rumah sakit. Ia telah pergi ke rumah sakit ibu kota untuk memberikan daftar obat-obatan yang akan dikirim ke Eton. Hari ini, ia akan menghabiskan gaji yang didapatnya untuk mengumpulkan bahan-bahan untuk menyeduh ramuan pengisi darah yang selalu ia jaga pasokannya. Ia telah berhasil mendorong dirinya sendiri untuk menyeduh lima sampai tujuh ramuan setiap hari dan menyimpannya dalam lemari besi miliknya. Menyediakan kebutuhan untuk Scorpius yang entah kapan akan bangun.
Selalu sama. Setiap ia memegang jemarinya dan menatapnya tertidur, ia hanya akan menemukan pemuda itu membisu meskipun ia terus membisikkan kata-kata rindu atau harapan untuk bangun. Saat ia menembakkan mantra diagnosis pada Scorpius, ia tahu bahwa pemuda itu memiliki jalur otak yang baik, kemudian berharap bahwa apapun yang ia bisikkan padanya mungkin bisa didengar.
Hanya sebuah harapan.
Ketika matahari meninggi di langit, Rose telah berjalan di jalanan batu Nandufar. Berhasil mengumpulkan beberapa peti bahan dasar ramuan dan mengirimkannya dalam ekspedisi sihir. Ia melalui waktu akhirnya dengan tenggelam di toko buku. Mengais literasi dan bacaannya. Terkadang ia membeli beberapa salinan, terkadang ia hanya melihat-lihat. Kemudian ia akan terhenti di salah satu kedai kopi. Memesan secangkir cairan hitam pekat yang mengepul untuk menghangatkan tubuhnya, ditemani roti panggang dengan mentega yang meleleh.
Ia menghabiskan waktu miliknya di sana dan kembali ketika arloji telah menunjukkan pukul dua siang. Melalui lima jam perjalanan panjang dari kota besar hingga barisan pegunungan dan lembah-lembah. Menikmati kesunyian dan waktu sendiri yang ia miliki. Menatap langit sendu dan gumpalan awan berbentuk bola kapas. Ia merindukan beberapa hal sejauh ini. Ia merindukan Inggris. Ia merindukan The Burrow yang selalu hangat dan penuh gelak tawa. Ia bahkan merindukan Oxfordshire dengan anomali cuaca atau ketika ia berdiam diri di pekuburan dan menikmati kesendiriannya di bawah naungan pohon willow. Ia merindukan saat-saat ia bercerita di depan nisan ibunya kemudian menangis di bawah gerimis. Ia bahkan merindukan berbicara dengan Draco Malfoy.
Kenangan adalah candu paling mengerikan.
Saat Rose ditarik dalam realitas, ia menoleh pada sekitar yang telah gelap. Melirik sekilas arlojinya yang telah menunjukkan pukul tujuh malam. Ia melalui jalanan antar wilayah dengan taksi ford tua yang ia tumpangi dan memberhentikannya di jalanan kosong yang selalu membuat supir muggle kebingungan.
Rose memasuki kegelapan hutan pinus yang sama sampai cahaya telah benar-benar menghilang. Ia hanya ditemani pendar tipis dari ujung tongkat setelah membisikkan lumos pelan. Ia mencari kaleng butut sebagai portkey dan meraihnya. Selalu merasakan sensasi yang sama seakan dilambungkan, dihempaskan, dipukul dalam-dalam dan isi perut berontak keluar. Saat kakinya menjejak rerumputan, Rose terhuyung dan segera membuang portkey yang segera bergoyang dan menghilang.
Ia bertahan di atas kakinya dan berusaha memfokuskan pandangan. Saat ia membuka mata hazelnya, cahaya lampu telah membasuh dinding-dinding rumah sakit dari kegelapan. Ia berjalan di jalanan batu dengan suara-suara malam atau suara hutan di belakang. Ia mendorong pintu kaca depan dan menatap penjaga lobi yang terkejut ketika melihat kedatangannya. Menghambur segera dari balik meja depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MYSTIFIED (DRAMIONE & SCOROSE)
Fanfiction(Complete) Kematian Hermione Weasley menjadi awal bagi pembuka rahasia kelam di masa lalu. Dan Draco Malfoy menjadi yang paling bertanggung jawab karenanya. Seri multichapter dari Miserable Harry Potter © JK Rowling Cover: Googlesearch, canva, picsa...