#Flashback
Ia membuka matanya perlahan. Merasakan berat di kelopak matanya dengan rasa sakit yang masih menggantung. Kepala belakangnya seperti dihantam palu. Ia baru kembali merasakan rasa sakit yang akhirnya ia sadari jatuh di perutnya. Ia mencoba bergerak namun rasa sakit itu menjalar sempurna ke seluruh tubuh. Ketika ia meronta untuk bergeser, ia melihat bayangan Draco mengabur di matanya. Mengatakan sesuatu yang sulit untuk ia dengar. Telinganya berdengung dan panas. Satu-satunya indra yang sepertinya masih cukup baik hanyalah penciumannya. Ia mengetahui aroma alkohol yang pekat menusuk. Juga samar aroma citrus dan kayu manis dari sampingnya.
"Apa yang terjadi?" tanya Hermione susah payah. Menekan kepalanya yang masih berdenyut. Matanya berenang ke sekeliling ruangan yang tampak kosong.
"Pendarahan pasca persalinan. Aku segera berApaprate kemari setelah mendapat patronusmu."
Mata hazelnya mencari-cari. Sejauh yang ia amati hanyalah kekosongan yang mengisi mereka berdua. Pondok itu terasa begitu sepi dari sebelumnya. Ketika ia telah menyusuri sekeliling mereka, hazel itu kembali pada Draco.
"Kau telah pingsan hampir lima hari." Draco memberitahu.
Hazel Hermione membulat seketika. Ia mengerutkan dahinya menatap Draco.
"Aku membawa seorang healer kemari. Kau telah dirawat dengan baik selama pingsan."
"Ini begitu mendadak." Hermione mengeluh pelan. Mencengkeram perutnya yang bergejolak. Perih dan sakit. "Bisakah aku bertemu dengan healer itu?"
Draco menggeleng segera. "Ia telah kembali ke London."
Hermione mengangguk pelan. Merasakan rasa sakit itu kembali menarik perhatiannya. Pasti obat tidur dengan dosis besar telah diberikan untuk membuat ia tetap tertidur selama beberapa hari ini.
Ia melewati beberapa jam dengan hanya terdiam. Membiarkan Draco mengusap-usap jemarinya, atau memijat telapak tangannya. Itu adalah waktu yang panjang. Cukup lama mereka lewati hingga matahari telah menyerah di batas cakrawala. Hermione bergeser dari tidurnya dan berusaha untuk duduk. Draco membantunya dengan cukup kesulitan setelah melihat wanita itu terlalu kesakitan untuk bergerak. Tapi akhirnya ia berhasil bersandar pada sandaran ranjang dan mengalihkan matanya pada celah di balik pintu kamar.
"Buble!" panggil Hermione.
Tak ada bunyi tar pelan yang biasa ia dapatkan ketika memanggil peri rumah itu. Sementara ia hampir mengulang panggilannya, Draco segera menghentikannya.
"Granger, ada yang perlu kita bicarakan." Draco menarik jemari Hermione lagi. Mata hazel Hermione menemukan badai dalam iris abu-abu di hadapannya. Dan ia makin pintar untuk mencium sesuatu yang buruk akan tiba. Setelahnya. Hidupnya terlalu sempurna untuk jadi nyata.
"Buble telah kembali ke Malfoy manor." Draco mengatakannya dengan begitu pelan.
Hermione terbelalak menatap Draco dengan tak percaya pada apa yang ia katakan. Ia mengerutkan dahinya dan mencengkeram jemari Draco dengan tak sabar.
"Apa yang-? Siapa yang menjaga Altair?" tanyanya bingung.
Hermione bangkit dari ranjangnya dengan susah payah. Ketika ia berhasil berdiri dengan kedua kakinya, ia terhuyung tak bisa menopang bobot tubuh. Pandangannya menggelap. Ia hampir jatuh mencium lantai kayu jika saja Draco tak sigap menahannya.
"Kau harus duduk. Aku akan menjelaskan." Draco menahan Hermione agar tidak berdiri. Ia menahan wanita itu di atas ranjang sementara Hermione tak bisa melawan. Wanita itu duduk di tepi ranjang dengan mata tak sabar dan selalu mencari-cari keluar celah pintu. Ia menghitung tenaganya sendiri yang benar-benar terkuras habis dan tidak memiliki kekuatan untuk berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MYSTIFIED (DRAMIONE & SCOROSE)
Fanfiction(Complete) Kematian Hermione Weasley menjadi awal bagi pembuka rahasia kelam di masa lalu. Dan Draco Malfoy menjadi yang paling bertanggung jawab karenanya. Seri multichapter dari Miserable Harry Potter © JK Rowling Cover: Googlesearch, canva, picsa...