Epilog 1

1K 52 14
                                    

Dua tahun kemudian.

Hari-hari tidak pernah lagi sama. Pun angin terasa lebih berbisik, suara-suara tawa bagai lonceng, atau gemerisik dari dedaunan jarum yang melambai direnggut angin musim. Matahari meninggi dan menyengat lebih menyakitkan. Butir-butir peluh luruh menggenangi dahi. Beberapa mata menatap kekosongan. Beberapa yang lain sibuk. Beberapa sisanya melakukan apapun untuk menghabiskan waktu. Beberapa yang tidak terdaftar memilih melupakan yang tidak bisa dilupakan. Orang berkata bahwa melupakan adalah tugas yang mustahil untuk diselesaikan. alih-alih berhasil, kerinduan itu terdilatasi makin besar dengan sempurna.

Waktu tidak pernah sama. Seperti kehilangan sedikit kebencian pada kuntum-kuntum mawar. Atau mulai bisa memiliki dinding-dinding pucat yang mengelilingi dan menyebutnya rumah. Mulai bisa terbiasa dengan barisan pinus yang menghujam seluas mata memandang. Mulai terbiasa dengan nyanyian lembah juga pegunungan yang mengular membentang di sepanjang daratan. Beberapa hari untuk berdiam. Beberapa hari untuk pergi menjelajahi kota dan mengubur keberadaan. 

Kenangan adalah bagian yang selalu sama. Ketika ia merasa ingatan itu memudar, tapi ia selalu bisa menggambar kembali sketsa-sketsa yang mengalur di kepalanya. Jalur memori dan kehidupan yang pernah mereka lalui itu seakan bisa ia kenali dengan baik. Terkadang beberapa serpihan senyum terbang ke udara. Sisanya tangis menguap di malam-malam sendu penuh rindu. Dia masih mengigaukan namanya ketika tidur atau ketika lamunan menculiknya dari rutinitas. Dia masih memakai cincin pemberiannya. Dia masih selalu menjadikan kenangan sebagai satu-satunya yang ada di tiap harinya setelah puluhan purnama membentang di antara mereka. Jarak adalah pemisah paling kejam. paling tidak untuknya yang tidak ingin ditemukan. Dan waktu memberi eksekusi terbaik.

Rose masih akan selalu terbangun dengan barisan mimpi tentang masa lalu yang masih belum memudar. Terkadang ia mengingat dengan baik bagaimana bunga tidur itu mencumbunya. Beberapa hanyalah rekaan kepalanya sendiri, beberapa yang lain adalah kenangan nyata yang pernah ia lalui. Ketika satu kenangan itu mampir, ia akan menghabiskan waktu dengan menangis di kamarnya satu jam penuh. Membiarkan angin beku dari dinding-dinding dingin yang membatasinya memeluknya. untuk kemudian beralih pada jendela besar dan memperhatikan pinus-pinus yang tumbuh.

Ia biasanya akan duduk diam di antara waktu kosongnya dan berenang dalam kepalanya sendiri. Mendaftar ingatannya. Mengetahui kembali tentang bagaimana ia bisa memilih tempat itu sebagai pelariannya. Ia mengingat hari terakhirnya menginjak Inggris adalah ketika ia menghadiri persidangannya. Musim gugur di mana angin telah sedemikian mengerikan. Mengenakan mantel dan syal yang melilit leher dan memperhatikan punggung James yang berjalan di depannya.

Ia mengingat bagaimana persidangan itu berlalu begitu cepat. Hanya formalitas. Ia mengingat membaca salinan pengakuan Draco Malfoy, juga pembicaraan singkat mereka di luar ruang sidang. Ia telah menitipkan kata-kata selamat tinggal untuk tidak pernah ingin ditemukan. Ia telah mengemas barang-barangnya dalam tas lipat untuk pelarian. Ia telah benar-benar bulat dengan keputusannya dan hanya menjelaskan sedikit pada James mengapa ia ingin pergi. Ia tidak mengatakan kemana tujuannya atau apa yang akan ia lakukan setelah kepergiannya pada James. Ia hanya mengatakan bahwa ia butuh waktu untuk sendiri dan mereka bisa merasa lega bahwa ia tidak akan berbuat hal mengerikan. Tidak ada niat bunuh diri. Hanya sebuah keinginan untuk menarik napas setelah apa yang ia lalui beberapa waktu.

Ia mengambil perjalanan sore dengan kapal menyeberangi laut menuju benua dan melanjutkannya dengan kereta yang membelah negara-negara. Melintasi hampir setengah Eropa jauhnya untuk lari dan akhirnya terdampar di tempat yang telah ia pikirkan sejak lama. Rumah sakit mental di Eton, Hungaria. Ia mengajukan diri sebagai relawan dan mengabdikan waktunya di sana bersama teman barunya, Benca Phrosyne dan Thedeus Pavlor yang menunaikan janjinya untuk mengajarinya banyak hal tentang ramuan dan penyembuhan. 

MYSTIFIED (DRAMIONE & SCOROSE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang