Telah sekitar satu bulan sejak pertama kali gadis itu menemukan ucapan selamat malam yang hangat dari Scorpius. Memenuhi beberapa malam mereka dengan kata-kata ringan, atau sekedar memilin rindu yang tak bisa dibahasakan. Hanya mendengar deru nafas hingga ia tertidur, kemudian kembali terbangun dengan kecupan matahari.
Hampir satu bulan ia menghabiskan waktu-waktu kosong mereka dengan menyelinap pada ruang-ruang yang tak terjamah. Memangkas setiap detiknya dengan pembicaraan singkat, atau sekedar membaca buku masing-masing dan bersandar pada punggung satu sama lain. Hingga akhirnya harus kembali terpisah dan memulai rutinitas lainnya yang panjang di hari itu.
Terkadang menghabiskan waktu dengan memandangi riak gelombang danau hitam. Menyengat dan panas. Dengan deru angin kering dari penggalan awal musim panas yang mulai beranjak di langit Hogwarts. Scorpius selalu menunggu gadis itu setelah barisan kegiatan lari-lari kecilnya. Kemudian melengkungkan sebuah senyuman ketika mata kelabunya menangkap gambaran iris coklat madu yang menyapanya dengan ucapan selamat pagi tiba. Setelahnya tenggelam dalam pembicaraan berat tentang beberapa memori yang gadis itu bagi.
Ia telah menghabiskan beberapa botol vial memori. Melanjutkannya pada barisan ingatan ibunya, dan mewarnai malamnya dengan tenggelam dalam pensieve. Mengetahui sesuatu telah begitu membuncah di South burn dan telah benar-benar terbakar. Berderak dan menikam setiap hati yang akhirnya harus patah sekali lagi.
Ia tahu bagaimanapun kedua aktor yang ia selalu lihat dalam memori itu mencoba untuk memutuskan jalinan terlarangnya, mereka akan menemukan cara lain untuk menyatukannya kembali. Hingga berakhir pada sebuah peristiwa pertemuan ujung mereka. Sebuah kematian yang bahkan hingga detik itu Rose tidak bisa menyimpulkannya. Seluruh hal terlalu rumit. Entah siapapun pemainnya memiliki porsi yang sama untuk diberi label tersangka.
Rose menutup matanya beberapa saat, kemudian memejamkannya sekali lagi. Memikirkan beberapa hal untuk kemudian memutuskan meloncati beberapa ingatan seperti dulu. Mungkin memilih satu botol vial secara acak dan menemukan sesuatu. Atau mungkin botol lain dengan nomor dekat dengan nomor paling akhir. Ia tak mengetahui apapun tentang penghujung jalinan terlarang Hermione dengan Draco, dan beberapa memori sebelum kematian ibunya, mungkin akan terasa layak untuk dilihat.
.
.
.
Rose mengalihkan matanya dan menoleh dari balik bahu. Dari keriuhan kelas ramuan yang ia diami ketika murid-murid lain tengah sibuk dengan aktivitas masing-masing di jam kosong. Ia belum menemukan Profesornya tiba. Yang mana ia tahu benar, bahwa Draco Malfoy bukanlah seseorang yang akan terlambat untuk menghadiri kelasnya. Beberapa kali gadis itu menatap pintu keluar yang kosong, kemudian kembali pada Laura dan Helga yang masih membicarakan pertandingan Quidditch persahabatan beberapa minggu lagi.
Mata coklat madunya terkadang mencari surai pirang platina dari pemuda yang selalu menemani waktu kosongnya, ketika itu ia menyadari bahwa Scorpius pun tak berada di sana. Ia mengingatnya mendiami kelas yang sama beberapa menit yang lalu, setelah kemudian Rose kembali tenggelam dalam lamunan.
Lehernya terjulur sekali lagi ke arah pintu keluar begitu sosok yang dicarinya muncul dari bingkai pintu. Scorpius berjalan membelah barisan kursi dan berhenti di depan.
"Tugas essay untuk pelajaran ramuan hari ini." Ia mengumumkan. Disambut deru celotehan seisi kelas yang malas mendapatkan tugas tambahan. "Halaman 345 sampai 380. Kalian diperbolehkan meninggalkan kelas." Scorpius menutupnya. Mengakhiri pengumuman dan tugas sebagai ketua murid. Pemuda pirang platina itu kembali ke bangkunya. Membereskan buku-buku ke dalam tas. Melirik sejenak pada hazel Rose yang menatapnya dalam diam dan melengkungkan senyuman tipis. Kemudian meninggalkan kelas bersama Albus.
KAMU SEDANG MEMBACA
MYSTIFIED (DRAMIONE & SCOROSE)
Fanfiction(Complete) Kematian Hermione Weasley menjadi awal bagi pembuka rahasia kelam di masa lalu. Dan Draco Malfoy menjadi yang paling bertanggung jawab karenanya. Seri multichapter dari Miserable Harry Potter © JK Rowling Cover: Googlesearch, canva, picsa...