Udara akhir Maret lebih dingin dari biasanya. Menghembuskan angin dengan beberapa kebekuan. Ditandai dengan cyrus tipis di langit biru sendu. Dengan sapuan merah mawar di ujung cakrawala. Beberapa berkas sinar telah jatuh dan menguning. Menerpa jalan tanah juga rerumputan yang basah dikecup embun. Ketika Rose melintasinya, beberapa butirnya tertambat di telapak kakinya dan menggigit kulitnya yang pucat.
Ia mengeratkan mantel tidurnya. Menengadahkan wajahnya sejenak ke langit untuk memastikan pohon itu telah tertidur ketika ayunan tongkat berhasil melakukannya. Ia berjalan membelah padang menuju koridor Hogwarts.
Dengan langkah lambat seraya terus mencari-cari dari sudut matanya. Namun entah untuk hari ke berapa ia tak pernah lagi melihat pemuda pirang platina itu di sana. Tak ada lagi yang bersembunyi di balik pilar koridor dan luput dari cahaya, hanya untuk memastikan ia keluar dari celah dedalu perkasa dengan aman.
Tidak ada yang memastikan pohon pemarah itu akan menghancurkan tubuhnya lagi atau tidak.
Rose berjalan makin menjauhinya. Meninggalkan koridor sepi yang terasing untuk segera menuju menara Gryffindor. Bersiap sejenak untuk memulai satu kesibukan lain di hari itu. Menghabiskan beberapa waktu sebelum menghambur ke aula besar sekedar untuk sarapan atau membaca buku.
Gadis itu akan menemukan pemuda pirang platina itu di sana. Duduk bersama Albus juga Slytherin lain untuk menikmati sarapan atau membaca beberapa buku. Hanya saja tak pernah lagi menautkan kelabu miliknya pada hazel Rose, yang entah bagaimana membuat gadis itu kehilangan.
Ia mestinya senang karena keinginannya adalah agar pemuda itu tak lagi mengganggunya. Tak lagi mengurusi urusannya atau menunjukkan kepedulian. Tapi pudarnya eksistensi membuatnya merasa kehilangan. Entah ia sudah mulai gila dengan segala drama yang tumpang tindih di kepalanya, atau ia memang benar-benar kesepian, sehingga ia merasa haus akan kepedulian.
Ia menemukan Alexander yang selalu berusaha mendekatinya, namun ia terus menghindar dan tenggelam dalam senyap. Beralasan tak enak badan atau apapun untuk pergi dari kekasih barunya. Mereka tak bisa memaksanya karena memahami situasi. Kehilangan masih kentara terlihat dan teman-teman Rose mengetahui itu. Mereka mengira Rose masih terpukul, terlebih lagi kasus kematian ibunya yang masih belum selesai. Seiring waktu malah menimbulkan beragam spekulasi baru yang makin liar dan gila.
Kadang Rose berpikir dalam kengerian, tanpa semua petunjuk itu publik telah melemparkan bola panas pada kasus kematian ibunya, apalagi jika mereka mengetahui koleksi memori ibunya yang ia simpan. Keluarganya akan benar-benar ditelanjangi. Satu-satunya yang diuntungkan hanyalah pembuat berita.
Bahunya merosot dan Rose meliriknya lagi dari sudut mata. Masih tak menemukan itu di sana. Menjadi terasing pada keputusannya sendiri untuk mencari-cari kelabu beku yang kini benar-benar terasing. Ia telah benar-benar menjadi seperti yang ia harapkan dahulu. Kemudian kecewa atas kalimat-kalimat menyakitkan yang pernah dilontarkannya.
Mereka hanya akan berjalan atau mengisi beberapa pelajaran seperti murid lainnya. Seperti Gryffindor dan Slytherin lain pada umumnya yang sudah terbiasa dengan konfrontasi atau mengabaikan satu sama lain.
Ketika waktu berjalan lambat dan membuatnya terdampar di kelas terakhir. Herbologi. Memadati rumah kaca itu dengan memotong beberapa herbal juga tanaman seperti yang diperintahkan Profesor Longbottom yang selalu bersemangat.
Lagi-lagi hazelnya mencuri citraan pemuda itu dan tenggelam dalam khayal betapa mudahnya ia telah berubah. Atau menyembunyikan rasa sakit yang diyakini Rose pasti ada. Entah gadis itu terlalu percaya diri dengan menganggap bahwa Scorpius pasti kecewa akan tragedi perayaan kemenangan Quidditch Gryffindor, atau mungkin hanya Rose saja yang berpikir begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MYSTIFIED (DRAMIONE & SCOROSE)
Fanfiction(Complete) Kematian Hermione Weasley menjadi awal bagi pembuka rahasia kelam di masa lalu. Dan Draco Malfoy menjadi yang paling bertanggung jawab karenanya. Seri multichapter dari Miserable Harry Potter © JK Rowling Cover: Googlesearch, canva, picsa...