17

485 49 22
                                    

Rose menemukan dirinya berdiri di depan cermin besar beberapa saat. Ia terdiam dan membiarkan laura Clarke menggelung rambutnya, dan menyematkan sebuah jepitan mungil dengan manik mutiara di dekat telinga. Bertepuk tangan dengan hasil kerjanya kemudian menepuk-nepuk bahu Rose.

"Kau sangat cantik," pekik Laura.

"Kau juga." Rose membalas ramah. "Itu akan membuat lutut Anthony Melciever gemetar." Ia menggoda.

Laura terkikik mendengarnya. "Dan kau akan membuat lutut Alexander Willow gemetar juga, Rosie."

"Oh, tidak." Rose menggeleng segera. "Aku tak berniat membuat lututnya gemetar."

"Apakah itu makna denotasi?" Helga Hopkins menyembul dari balik cermin. Agak kesulitan dengan mantra pelembut untuk rambutnya.

"Kau pernah membuat lututnya gemetar?" Laura terkikik. Tersenyum nakal pada Rose.

Tapi gadis itu memang tidak terlalu banyak memikirkan kekasihnya. Ia menghitungnya dan itu hanyalah dua ciuman cepat. Satu yang dicuri Alexander darinya di final Quidditch. Satu lagi di hari ulang tahunnya di ruang rekreasi Gryffindor, dan Rose membayang Scorpius di sana. Itu cukup terlarang.

"Aku tidak pernah melakukan 'sesuatu' dengannya. Dan mungkin jika kau bertanya padanya langsung, ia pasti akan menjawab dengan sedikit melebih-lebihkan. Seperti kebiasaannya. Jadi, jika itu terjadi, kau sudah tahu jawabannya. Aku tidak menghabiskan banyak waktu dengannya," kata Rose.

"Tapi Alexander tampan, dan tubuhnya atletis, dan kau bisa membuat gadis-gadis lain cemburu. Kau tahu?" Laura agak merengut begitu Rose menaikkan alisnya.

"Aku akan mendorongnya untuk mereka. Mungkin mereka bisa menganggapku bermurah hati," gumam Rose terkekeh.

Laura dan Helga terkikik. "Itu tidak lucu, tapi entah mengapa aku tertawa," gerutu Helga.

"Baiklah, sepertinya kita tak boleh telat ke pesta perpisahan Profesor Slughorn. Aku tahu kau sudah tak sabar membuat lutut Anthony Melciever gemetar," goda Rose disambut cekikikan Laura dan Helga.

Mereka bergegas menuruni tangga asrama wanita dan hendak keluar dari ruang rekreasi. Tapi, sebuah manik biru laut menantinya dari bawah tangga. Dengan setelan jas hitam yang menawan, dan itu cukup membuat Rose gelisah begitu menatapnya.

Ia tidak memiliki rasa ketertarikan ketika Alexander Willow memberikan lengannya untuk menyambut Rose dengan begitu maskulin. Tersenyum ramah kepada kedua teman gadisnya di belakang.

"Selamat malam, nona-nona. Kalian begitu indah untuk pesta yang pasti akan indah." Alexander memulai.

Matanya jatuh pada kekasihnya yang menatapnya dengan pandangan berminat. Seperti biasa. Tatapan gelisah dan kecewa karena telah ditemukan. Bukan hal bodoh baginya untuk menyadari bahwa ketika ia mendapatkan Rose sebagai kekasihnya, ia belum merasa mantap untuk memiliki tubuh dan hatinya dan ia tahu itu. Jadi, keinginan yang lebih besar meronta-ronta dari jiwanya untuk menjadikan malam itu sebagai malam mereka. Ia tahu Rose akan melarikan diri darinya, dan ia akan mencegahnya dengan baik. Mengukuhkan miliknya agar seisi Hogwarts menyadari bahwa ia bukanlah laki-laki yang menyedihkan yang memiliki pertengkaran dan adu jotos karena wanita. Dan membuat seisi Hogwarts mengendus hubungannya yang tidak berjalan baik.

"Aku tidak bermaksud tak sopan, tapi mulai saat ini, izinkan aku yang menjaga nona Weasley untuk malam ini."

Rose bergidik di tengkuknya dan entah mengapa merasakan kengerian dari kalimatnya. Ia mencengkeram jemari Laura di sampingnya tanpa sadar. Namun temannya malah mengira Rose gemetar dan salah tingkah dengan kekasihnya. "Kau harus menemuinya Rosie," ia berbisik geli.

MYSTIFIED (DRAMIONE & SCOROSE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang