32. Basket

1.7K 233 8
                                    

"Alan, jangan ngebut"

Pagi ini Alan kembali membonceng Aldi. Temannya yang satu ini memang tak ingin rugi sama sekali. Bahkan setiap pagi sehabis shubuh Aldi sudah nangkring dirumah Alan lengkap dengan seragam. Alasannya karena tak ingin ditinggal lagi.

"Jangan peluk gue!"teriak Alan.

Pinggang Alan geli karena Aldi dengan seenak udelnya malah memeluk dengan erat. Kalau Ayana yang meluk sih dia pasti akan bahagia, lah ini si kupret Aldi.

"Dingin, Alan"balas Aldi dengan teriak. Tadi ia lupa memakai jaket. Mau meminjam Alan tapi tak dikasih, Alan memang pelit.

"Lepasin! Geli tau,Al!"

Bukannya melepaskan Aldi malah memeluk erat dan menyenderkan kepalanya dibahu lebar Alan. Alan yakin 100% pasti parfum mahalnya langsung berpindah tempat ke tubuh Aldi.

Dengan perasaan dongkol Alan tetap melajukan motornya dengan kencang supaya cepat sampai.

"Nyaman banget punggungnya siAlan"gumam Aldi.

***

Alan memakai baju basketnya dengan nomor punggung 8 dan terdapat namanya disana. Alan juga memakai kaos putih sebagai daleman, karena tak ingin bulu ketiaknya menjadi tontonan khalayak ramai. Tak lupa juga dengan topi putih yang ia pakai di kepalanya, Alan berjalan memasuki area basket dengan wajah sok dingin dan tampan. Tapi aslinya memang sangat tampan. Sorakan dan pujian yang dilontarkan para fans panatiknya membuat telinga Alan seketika pengang dan suasana hatinya semakin memburuk. Tapi tak apa, masih ada Ayana yang akan membaikkan suasana hatinya nanti.

Lain halnya dengan Aldi yang berada disamping Alan, ia melambaikan tangannya dengan senyuman lebar. Alin dan Ayana yang ikut menonton pertandingan itu mendengus melihat tingkah konyol Aldi yang memalukan dan menggelikkan. Wajahnya memang tampan, gayanya pun memang keren. Tapi tingkahnya yang membuat geli.

Ayana menatap Alan sekilas yang sangat tampan dengan pakaian basketnya. Ia baru tau kalau Alan adalah anak basket. Jantungnya berdebar melihat Alan yang sangat tampan dan mempesona. Dan Ayana rasa hatinya sedikit panas, karena para gadis yang lain tak pernah berhenti memuja ketampanan Alan sedari tadi.

Berbeda dengan Yando, dia memakai baju bernomor 13 dan kepalanya diikat  dengan dasi. Yando juga tampan dan keren. Fans nya juga banyak, namun dari segi apapun Alan tetap yang paling unggul. Yando tersenyum saat melihat Ayana yang memandangnya. Energinya bertambah karena menatap wajah Ayana yang berparas ayu itu.

Alan menatap sekeliling untuk mencari ibu dari anak-anaknya. Setelah mendapati Ayana ada disana, ia langsung berjalan menghampiri gadis cantik itu dengan gagah. Sedangkan Aldi yang pengikut langsung berjalan santai disamping Alan.

Sorakan dari para gadis yang tak jauh dari Aya menggelegar. Dengan pedenya mereka beranggapan bahwa Alan akan menghampiri mereka, namun ekspektasi memang tak seindah realita. Alan malah menghampiri gadis udik seperti Aya, itulah yang ada dipikiran mereka.

"Aya, doain yah"pinta Alan dengan tegas saat sudah dihadapan Aya. Melihat wajah gadis itu membuat hatinya tenang.

Ayana mengangguk sebagai jawaban. Dia sedikit heran dengan Alan yang tak seperti biasa. Atau mungkin Alan masih cemburu karena kejadian ditaman itu.

"Alien, jangan lupa ntar teriakin nama gue. Biar gue semangat!"perintah Aldi kepada Alin yang sedari tadi menatapnya. Dia tau hari ini dia memang sangat ganteng dengan pakaian basket. Dan Aldi yakin Alin akan semakin terpesona dengannya.

Badboy AlimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang