Alan menopang dagunya memperhatikan guru yang sedang berdiri di depan kelas. Dia kesal karena Pak Andi yang masuk ke kelas mereka. Guru itu dengan tidak elitnya malah memulai pelajaran yang membuat kepala berdenyut. Bisa-bisanya pagi yang cerah dan indah ini berubah menjadi mendung dan gelap karena Pak Andi masuk dan mengajar matematika.
"Pak baru juga masuk sekolah masa langsung belajar matematika,"
"Kalian itu sudah mau UN jadi harus banyak belajar."
"Aelah, Pak, baru saja mulai sekolah uda mikirin UN." ucap Aldi mengacak kepalanya kesal.
"Sudah ikutin saja yang saja bilang. "
Mereka diam dan memperhatikan dengan seksama. Sedangkan Alan sedikit lega karena Pak Andi tak lagi genit pada Ayana.
"Eh btw selamat ya Alan kamu juara 1?"
Alan menganggukkan kepalanya. "Makasih, Pak."
"Ayana juga selamat ya juara 3." Alan langsung mendengus.
"Pak saya kok gak di kasih selamat! Saya ini juara 2 loh. Gak ada dalam sejarah persekolahan saat Zain Malik ini juara 2!" ucap Aldi sedikit kesal karena tak di beri selamat.
"Saya tadi cuma basa basi." Pak Andi langsung menulis ke papan tulis.
Aldi kesal setengah mati. Bisa-bisanya ayah Arlan memberi izin guru ngeselin seperti Andi yang menjadi guru matematika.
***
Alan mendribble bola basket dengan keras. Melemparnya ke arah ring tapi gagal dan tak masuk. Bola itu malah mental dan mengenai kepala orang.
"Aduh, siapa yang lembar ni bola?!" teriak orang itu kesal.
Alan langsung menoleh dan menyengrit heran karena bola basket yang ia mainkan tadi sudah berpindah tangan. "Woi! Siniin bolanya!" Alan berucap keras.
"Lo yang kesini. Gak lo liat ni bola kena kepala gue!"
Alan mendengus kesal lalu pergi meninggalkan bola dan orang itu. Masa bodo, lagian bolanya yang mental dan mendarat di kepala gadis itu.
Gadis yang terkena bola basket itu langsung mengejar Alan dengan muka merah. Emosinya tak terbendung karena Alan tak mau bertanggung jawab. Dia tak perlu di nikahi, hanya perlu kata maaf yang keluar dari mulut pemuda itu.
"Woi berhenti!" Alan langsung berhenti membuat gadis itu terjengkang kebelakang karena menabrak punggung Alan.
Hobi banget pada nabrak punggung gue.
Alan heran karena satu hari ini sudah dua orang yang menabrak punggungnya.
"Lo ngapain berhenti sembarangan. Gue jadi jatuh!" gadis itu bangkit dan membersihkan roknya.
"Lo nyurug gue berhenti, kan?!" gadis itu mengangguk.
"Yauda ini gue berhenti. Lo yang salah karena sentuh punggung gue!" dan terjedilah cekcok antara Alan dan karakter baru.
"Gue gak sentuh. Cuma gak sengaja nyentuh karena lo berhenti mendadak! Lagian kalau mau berhenti itu bilang dong!"
Siapa lo siapa gue.
"Mau lo apa?" Alan menatap malas gadis itu.
Gadis itu menatap Alan dari atas sampai bawah. Tampan, satu kata yang mencerminkan Alan. "Lo harus tanggung jawab!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy Alim
Teen Fiction"Boleh dipanggil sayang aja gak?" Ini kisah Alan yang terkenal dengan gelar badboy alim. Seumur hidupnya tak pernah sekalipun ia merasakan jatuh cinta dan pacaran. Setelah dia berjumpa dengan gadis dengan hijab panjang hatinya berdebar karena merasa...