Hari ini adalah hari terakhir mereka belajar sebagai murid SMA. Semua ujian telah selesai dijalani. Alan tampak lega karena setelah ini dia bisa mengistirahatkan otaknya yang hampir pecah karena ujian mulu.
"Sekarang kita mau kemana, Lan?"
Seperti biasa Aldi selalu nebeng sama Alan. Dan sekarang Alan tengah santai bermain ponsel sementara Aldi menyetir. Sebenarnya Alan masih agak takut karena terakhir kali dia menyuruh Aldi yang membawa motor mereka malah berakhir di rumah sakit.
"Warung biasa. Bang Nevan ngajak ngumpul," jawab Alan seadanya.
Aldi menganggukkan kepalanya dan mulai menambah kecepatan mobil Alan yang masih baru itu. Sebenarnya sudah beberapa bulan yang lalu tapi Alan masih memanggilnya mobil baru.
Alan melirik ke arah Aldi yang tampak santai menyetir ngebut membuat dia agak khawatir. Kalau mereka kecelakaan lagi kan sayang mobil barunya yang sexy ini.
"Jangan khawatir. Gue bakal bawa lu ke surga kalau kita mati sekarang." ucap Aldi kemudian terbahak sendiri.
Alan melirik sinis kemudian kembali memainkan ponselnya. Dia akhir-akhir ini heran karena Aldi selalu tampak bahagia dengan senyuman dan kadang tertawa sendiri. Dia tak masalah kalau Aldi bahagia, itu bagus. Tapi yang jadi masalah dia takut kalau Aldi gila karena Bu Kirana sudah mau menikah.
"Kalau gue ceritain pasti lo terharu dan gak nyangka." Aldi memulai pembicaran.
Alan menyengrit heran. "Apaan emang?" tanya Alan kepo.
"Waktu gue bolos buat belajar tambahan. Ahh malu gue ceritainnya," ucap Aldi dengan senyum malu dan pipinya memerah.
Alan bergidik ngeri. Inilah yang dia takutkan. Aldi menjadi gila, mana masih muda lagi.
"Nanti aja deh, gue malu mau cerita. Rasanya ah...mantap!" Alan mengangguk biar cepat.
***
Setelah sampai di warung Aldi turun dari mobil dengan kaca mata hitam yang sudah pasti punya Alan. Dengan gaya songong dia menutup pintu mobil sedikit keras kemudian menyugar rambutnya. Pakaiannya yang kesan badboy membuat perempuan pasti akan terpesona.
Lain pula dengan si pemilik mobil. Alan turun dengan wajah datar dan tangan yang tak lepas dari ponselnya. Alan melirik sekilas ke arah Aldi yang tampak songong pun terkekeh geli. Dia senang ketika Aldi banyak tingkah dan mengundang tawa untuknya. Setidaknya meskipun Aldi sedikit gila tapi bisa membuat dia senang.
Semua yang di dalam warung itu bersorak karena Aldi dan Alan masuk. Apalagi melihat kedua pemuda itu turun dari mobil keren yang pastinya mahal. Dilihat dari wajah songong Aldi membuat mereka yakin bahwa mobil itu milik Alan.
"Woooowww, keren banget lo!" Jio bersorak sambil bertepuk tangan.
Sementara Aldi langsung menurunkan sedikit kaca matanya dan menatap mereka genit. "Oww, ya jelas lah!" jawabnya songong.
Nevan menggelengkan kepalanya kemudian terkekeh karena kesombongan Aldi bukannya membuat iri malah buat orang kesel pengen nabok.
"Bang," sapa Alan kemudian bersalaman ala cowok.
Nevan tersenyum dan menepuk pundak Alan.
"Aldi, gue yakin itu mobil pasti mahal. Dan gue jamin itu mobil lebih mahal dari pada harga diri lo." ucap Ajay kemudian tertawa diikuti yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy Alim
Teen Fiction"Boleh dipanggil sayang aja gak?" Ini kisah Alan yang terkenal dengan gelar badboy alim. Seumur hidupnya tak pernah sekalipun ia merasakan jatuh cinta dan pacaran. Setelah dia berjumpa dengan gadis dengan hijab panjang hatinya berdebar karena merasa...