Alan memakai seragam sekolahnya tanpa dasi dan baju yang di keluarkan. Dia mengambil jaket jenas lalu memakainya. Alan menyisir rambutnya agar terlihat sedikit lebih rapi. Setelah itu ia menyemprotkan banyak minyak wangi agar Ayana terpikat.
Hari ini ia kembali ke sekolah karena liburan telah usai. Beberapa minggu libur sekolah hanya ia habiskan di rumah dengan game ataupun berenang. Liburan membuat Alan bosan karena ia jarang bertemu Ayana walaupun mereka bertetangga.
"Nah gue uda cakep." Alan mengambil kaca mata hitam lalu di pakai. Entah sejak kapan dia sangat narsis dan berdandan berlebihan kesekolah.
Setelag semuanya selesai Alan keluar kamarnya dan memakai sepatu putih. Kalau pak Edi melihat penampilannya sekarang pasti langsung terpukau dan tak jadi memarahinya. Karena dia sudah banyak melanggar peraturan bahkan di hari pertama sekolah.
"Sarapan dulu, Lan!" ucap Alika yang baru selesai masak.
"Iya bund, lagian Alan juga laper."
****
Alan masuk kedalam mobil baru miliknya dengan gaya sok keren. Beberapa ART bundanya melihat Alan tanpa kedip. Bahkan mang Tejo yang sedang membersihkan taman depan langsung melihat Alan dengan tatapan kagum.
Alan tersenyum lalu melambaikan tangan kepada mereka dan langsung cabut. Dia harus cepat pergi sebelum Aldi datang dan meminta untuk pergi bersama.
Di dalam mobil Alan bernyanyi kecil mengikuti musik yang mengalun didalam mobilnya. Hari ini dia cukup semangat dan agak tenang karena Aldi tak mengganggunya.
Alan sampai di sekolah lalu memarkirkan mobilnya dan turun dengan gagah. Tas hitamnya ia sambirkan di bahu lalu berjalan santai menuju kelas. Pekikan histeris dari siswi yany ada disana tak membuat Alan terganggu. Dia berpikir bahwa itu adalah hal wajar karena ia memang terlihat keren dan tampan.
Langkah Alan tiba-tiba berhenti. Tangannya menurunkan sedikit kacamata hitamnya untuk memastikan bahwa yang ia lihat itu benar atau tidak. Setelah dia merasa bahwa ini nyata. Alan langsung memasang kembali kacamatanya dengan benar dan berjalan santai mendahului orang itu.
Tiba-tiba semangatnya yang membara tadi langsung padam karena melihat Aldi dan Ayana jalan beriringan. Alan yakin tadi Aldi berangkat bersama dengan Ayana. Yang dia tau Aldi masih belum boleh naik motor karena insiden kecelakaan beberapa minggu yang lalu. Dan mungkin mereka berdua berangkat bersama naik bus atau angkot.
Aldi dan Ayana saling pandang saat Alan melewati mereka tanpa menyapa dan melihat mereka sedikitpun.
"Itu cowok pasti cemburu," ucap Aldi tertawa. Ayana hanya diam lalu melanjutkan langkahnya.
***
Alan menghiraukan sapaan dan pujian yang tertuju padanya. Moodnya sudah buruk karena Aldi sepertinya ingin menikung. Alan berjalan menyusuri koridor sekolah dengan wajah datar. Dia benar-benar kesal. Tau gitu tadi ia tak usah pergi ke sekolah ini.
Sementara Pak Edi yang baru datang juga langsung mengikuti arah pandang murid-murid perempuannya. Dia bingung apa yang para gadis itu lihat sampai terdiam dengan mulut menganga dan senyum yang lebar. "Kalian lihat apa?" tanya pada salah satu gadis yang ada di sana.
"Siapa lagi kalau bukan cogan. " jawab gadis itu belum sadar kalau pak Edi yang bertanya.
"Cogan siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy Alim
Teen Fiction"Boleh dipanggil sayang aja gak?" Ini kisah Alan yang terkenal dengan gelar badboy alim. Seumur hidupnya tak pernah sekalipun ia merasakan jatuh cinta dan pacaran. Setelah dia berjumpa dengan gadis dengan hijab panjang hatinya berdebar karena merasa...