73. Spesial

6K 370 27
                                    

Assalamualaikum  

Author come back nich...

Apa kabar semua? Sehat kah? Semoga sehat ya.

Sebenarnya cerita ini uda selesai cuma banyak dari kalian yang gak rela cerita ini ending. Katanya Alan harus punya anak dulu,  ya author... Gmn yah...  Pokoknya... Sekarang author kasih satu part spesial deh buat kalian.

Happy reading 💕❤

Jangan lupa vote dulu!

Ramaikan komentar kuyy!

***

Mata pria tampan itu mengerjap dan terbuka sempurna. Seulas senyum terukir dibibir manisnya kala melihat ada istrinya yang amat teramat cantik tengah tertidur pulas didalam pelukannya. Tangannya bergerak melepas pelukan itu dengan pelan supaya istrinya tak terganggu.

"Masyaallah, bidadari surga baru aja mendarat tepat ditempat tidur gue." Alan berucap pelan sambil tersenyum. Tangannya bergerak dengan lembut mengusap surai milik Ayana yang amat teramat wangi. Sampai sekarang wangi rambutnya juga sama dengan milik Ayana. Sejak pertama kali menikah Alan bertanya tentang jenis shampo apa yang Ayana gunakan dan sejak itu pula dia ikut memakai shampo Ayana.

Senyum manisnya tak luntur sedikitpun. Matanya masih terus mengarah pada wanita cantik yang sudah menjadi istrinya sejak beberapa minggu yang lalu. Dia masih tak menyangka wanita cantik seperti Ayana mau menerima dia apa adanya.

Tangannya masih terus mengusap rambut Ayana. Beberapa menit ia lakukan hanya untuk memandangi kedamaian Ayana saat tidur. Hobby barunya sejak ada Ayana adalah bangun lebih awal hanya untuk mengelus pipi ataupun rambut Ayana saat istrinya itu tidur. Wajah cantik Ayana semakin cantik jika sedang memejamkan mata. Ayana memang benar-benar sempurna dimata Alan.

Alan melirik kearah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Ritual yang sedari dulu ia jalankan sekarang masih tetap berlanjut. Namun itu semua menjadi lebih menarik dan menyenangkan karena kehadiran Ayana. Dulu ia selalu sholat tajahud sendiri atau berdua dengan Aldi, namun sekarang ada Ayana yang menemaninya. Memang yah menikah itu asik.

Alan menepuk pelan pipi Ayana untuk membangunkan istrinya itu. "Sayang, bangun dulu yuk. Kita sholat dulu." Ayana bergerak perlahan karena suara lembut Alan yang menyapu telinganya. Matanya mengerjap lucu membuat Alan terkekeh gemas.

"Selamat pagi istri cantikku." sapa Alan dengan senyuman maut. Yakinlah jika senyuman ini dilihat oleh Jeni ataupun perempuan lain pasti langsung klepek-klepek. Ayana saja langsung tersipu malu jika Alan tersenyum.

"Pagi, Sayang." balas Ayana pelan. Bibirnya berkedut menahan senyum.

Mata Alan melotot seperti ingin keluar. Demi apapun ini pertama kalinya Ayana memanggil dia dengan sebutan 'sayang'.  Rasanya Alan seperti terbang kelangit ketujuh. Pipi Alan memerah dengan senyum tertahan.

Ayana yang melihat Alan tersipu langsung bangkit dan buru-buru berlari menuju kamar mandi. Dia sedang dalam bahaya. Jika Alan dipuji pria itu pasti akan menciumnya atau memeluknya erat.

Mata Alan mengerjap melihat Ayana yang sudah kabur. Baru saja dia ingin memberi istrinya itu hadiah kecupan mautnya tapi Ayana sudah lebih dulu melarikan diri. Terkadang Alan heran kenapa Ayana selalu kabur saat diberi hadiah?

Alan menyibakkan selimutnya dan kabur menghampiri Ayana. Tangannya menggedor pintu kamar mandi dengan keras. "Sayang buka pintunya. Abang Alan mau ikut masuk!" teriak Alan sambil mengetuk keras.

"Sabar, sayang! Bentar lagi," balas Ayana berteriak. Dia baru saja memakai sabun cuci muka.

Alan baper.

Badboy AlimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang