68. Perasaan rindu

1.7K 230 3
                                    

Jangan lupa buat vote cerita ini biar author semangat terus.

Happy reading semua.

***

5 tahun kemudian....

Alan bangun dari tidur dan mengucek matanya yang terasa perih ntah karena apa. Sepulang kerja dia tidur siang karena merasa sangat lelah sekali. Semenjak hari di mana kedua orang tuanya dan Aldi meninggal, Alan dan Aldi berubah drastis menjadi pria dewasa.

Kali ini Alan bukan lah dia yang dulu suka bolos dan mencari gara-gara sama Pak Edi. Alan tumbuh menjadi pria tangguh dan dewasa. Wajah datar dan sikap cueknya bahkan tambah parah sekarang. Semenjak orang tuanya meninggal dia kesepian hanya ada Aldi yang menemaninya.

Selang beberapa minggu orang tuanya pergi Ayana juga pergi bersama keluarnya tanpa memberinya kabar sama sekali bahkan sampai saat ini. Saat itu Alan tengah sibuk mengurus perusahan Ayahnya dan sekolah yang menjadi miliknya. Ketika Alan kembali rumah Ayana sudah sepi dan kata Satpam yang disana mereka pindah ke Bandung.

Hati Alan serasa mati dan beku karena pujaan hatinya pergi. Namun Alan yakin Ayana adalah jodohnya dan dia percaya bahwa suatu saat nanti mereka pasti akan di pertemukan kembali oleh tuhan. Jujur hatinya cukup sakit karena Ayana tak memberi tahunya sama sekali.

Kali ini Alan langsung membersihkan badannya untuk ke masjid buat sholat ashar. Setelah selesai Alan langsung pergi berjalan kaki seperti biasa menuju masjid. Ketika melewati rumah Aldi dia langsung berhenti dan memanggil sahabatnya itu.

"Al, Aldi, buru ayo!" teriak Alan kencang.

"Aldi belum pulang ngantor, Den." saut Satpam rumah Aldi.

"Oke deh, Pak, Alan pergi dulu." pamitnya.

***

Alan pulang dari masjid sambil bersiul kecil sembari melihat sekeliling. Seketika dia mengingat kenangan masa lalu bersama Ayahnya saat pergi ke masjid bersama. Waktu memang sudah berubah namun perasaan rindu itu masih ada. 5 tahun telah berlalu tak membuat sedih itu hilang sekali pun. Kenangan bersama kedua orang tuanya sangat membekas di hatinya.

"Bunda sama Ayah pasti bahagia di sana, kan? Alan harap kita ketemu lagi nanti." Alan berucap sambil menatap langit yang cerah.

"ALAN!"

Alan langsung menoleh dan melihat Aldi yang melambaikan tangannya di depan gerbang rumah pria itu. Bahkan sudah 5 tahun berlalu mereka masih menempati rumah yang sama dan merka tak berubah sekali pun. Aldi tetaplah Aldi yang usil dan heboh. Dan Alan tetap sok cool dan dewasa seperti biasa.

"Baru pulang?" Alan menghampiri Aldi. Pria itu masih mengenakan pakaian rapi.

"Iya, capek. Gue tidur di rumah ya?" Alan mengangguk.

Keduanya langsung berjalan bersama menuju rumah Alan. Bahkan Aldi belum mengganti pakaiannya dan masih membawa tas kerjanya.

"Lo uda sholat?"

"Uda tadi mampir di masjid pinggir jalan."

"Mobil gue keren kan?" Nah mulai sombongnya.

Badboy AlimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang