Aluna menatap kedua sejoli yang berjalan bersama setelah keluar dari mushola. Di sana juga ada Alin dan Aldi yang berjalan di belakang. Dan di belakang mereka juga ada Yando and the geng. Aluna menganga tak percaya melihat sekumpulan cogan yang mengelilingi dua perempuan itu. Dia tak kenal siapa mereka. Yang dia kenal hanya Aldi dan Alan.
"Saingan gue berat amat." Aluna melirik mereka dengan pandangan sendu. Dia tadi ingin menuju toilet dan tak sengaja melihat mereka lewat.
"Kenapa lo?" tanya Ajeng. Dinda juga menangguk.
"Gak papa, cus cabut!"
***
Alan mengobrol berdua dengan Yando di taman belakang. Mereka duduk bersebelahan di kursi yang ada disana. Keduanya saling tatap dengan wajah serius.
"Jadi?"
"Jadi mari kita bersaing secara sehat," ucap Yando.
Alan terkekeh. "Dari dulu lo bilang begitu,kan?"
"Lagian gak usah bersaing juga penentu ada di tangan tuhan. Kita dan Ayana cuma bisa doa dan berusaha." lanjut Alan.
Yando langsung terdiam. Kalau sudah begini pasti dia akan kalah. Alan dan Ayana memang sangat cocok jika di lihat. Apalagi melihat ke aliman Alan yang terkenal di penjuru sekolah membuat dia pantas bersanding dengan Ayana. Sedangkan dia, Yando si tukang berantem dan balapan. Mengaji dan sholat bisa di hitung dengan jari. Dia merasa malu kalau bersaing dengan Alan.
"Lo jangan putus asa. Gue, Alan yang paling ganteng rela di jadiin saingan sama lo." Alan menepuk pundak Yando memberi semangat.
Yando tersenyum lalu merangkul Alan. Dia tak menyangka bisa seakrab ini dengan Alan. Dulu mereka hanya saling tatap dengan aura permusuhan.
Alan membalas rangkulan Yando lalu tersenyum. Memang berdamai itu sangat indah.
"ALAN! GUE GAK NYANGKA!" Alan dan Yando langsung menoleh.
Aldi meneteskan air matanya dan tersenyum pedih. Dia sakit hati karena sahabat yang ia cintai malah berduaan dengan mantan musuh.
"Lo ngapa nangis?" Alan bertanya khawatir.
"Lo ngapain sama dia? Lo uda lupain gue?" Yando dan Alan langsung saling tatap karena ucapan Aldi. Mereka bedua sudah seperti terciduk karena selingkuh.
" Gue, orang nomor 2 yang paling ganteng di komplek karena lo yang nomor satu. Gue kecewa sama lo!" Aldi langsung berlari lebay sambil mengusap air matanya.
Yando dan Alan langsung tertawa terbahak karena kelucuan dan kegajelasan Aldi. Tawa mereka berhenti karena tiba-tiba teman Yando juga datang dengan wajah masam. Lagi-lagi Alan dan Yando bingung dengan para manusia ini.
"Kita kecewa sama lo, YANDO!" mereka berucap serentak lalu lari meninggalkan Alan dan Yando yang menganga tak percaya.
"Pada kenapa sih?" Alan mengedikkan bahunya acuh.
"Mungkin tadi pas wudhu airnya ketelen." jawab Alan acuh.
***
Pulang sekolah Ayana dan Alan berjalan berdampingan di koridor menuju parkiran. Tiba-tiba gerimis membuat Alan langsung melepas jaket hitamnya dan memakaikannya ke Ayana. Karena sedari tadi dia memakai topi yang sama dengan warna jaketnya, Alan pun memakaikan topi itu kekepala Ayana. Yang ada di sekitar mereka memekik tak tertahan karena adegan romantis secara langsung itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy Alim
Teen Fiction"Boleh dipanggil sayang aja gak?" Ini kisah Alan yang terkenal dengan gelar badboy alim. Seumur hidupnya tak pernah sekalipun ia merasakan jatuh cinta dan pacaran. Setelah dia berjumpa dengan gadis dengan hijab panjang hatinya berdebar karena merasa...