Buat kalian yang belum follow wattpad aku bisa difollow kalau mau😆
Dan buat kalian yang belum vote cerita ini kudu vote dulu baru boleh baca.....Kalian pasti ngerti gimana caranya menghargai penulis❤
***
Hari ini adalah Alan dan Aldi diperbolehkan pulang karena kondisi sudah membaik. Sebenarnya Alan sudah membaik sejak dua hari yang lalu, tetapi Aldi merengek dan memaksa Alan agar menunggunya pulih. Karena Alan adalah teman yang baik jadi menurut saja dengan Aldi. Lagian Alika dan Rania juga sebenarnya setuju banget dengan Aldi, karena mereka juga kasian dengan Aldi yang akan sendirian nantinya.
Setelah Alika dan Rania selesai membereskan pakaian para anaknya. Mereka bergegas untuk pulang. Supir sudah menunggu diparkiran. Alika dan Rania tampak santai jalan sambil berbincang ria. Alan dan Aldi tak habis pikir dengan kedua wanita berhijab itu yang tega menelantarkan kedua anaknya yang susah untuk berjalan. Bisa-bisanya kedua bundanya itu hanya membawa tas berisi pakaian mereka tanpa menuntun mereka berdua.
Alan sih sudah sembuh beneran, hanya kepalanya saja yang kadang pening dan lukanya yang belum kering mengakibatkan kepedihan yang mendalam. Aldi ini yang kasian, kakinya memang sudah bisa jalan seperti biasa, namun sedikit pincang dan Alan lah yang sigap membantu. Mengharapkan Alika dan Rania yang sadar akan kemenderitaan anaknya membuat mereka meringis. Sungguh sedih nasib anak tampan seperti mereka.
"Asik sendiri ya, bund." celetuk Aldi kesal.
Alika dan Rania langsung menoleh kebelakang. Ekspresi yang mereka tunjukkan hanya cengiran tak merasa bersalah.
"Bunda lupa kalau bawa kalian berdua,"
"Iya, bunda Rania juga lupa."
Mereka berbalik arah dan membantu anaknya masing-masing. Memang orang tua itu suka lupa kalau bawa buntut.
***
Liburan di habiskan Alan untuk rebahan dan bermain ponsel. Setiap hari selesai tugasnya sebagai seorang hamba, yaitu sholat dan mengaji pasti Alan langsung diajak mabar oleh Aldi.
Sejak libur 5 hari yang lalu, sejak itu pula Aldi tak pernah ke rumahnya. Alasannya karena Aldi maunya Alan yang main kerumah dia. Aldi memang manja sekali semenjak kejadian itu, Alan jadi sebel sendiri kalau mengingat nama Aldi. Tapi Alan tak munafik, dia sangat kangen dengan Aldi.
Dan renacananya malam ini Alan akan kerumah Aldi. Setelah ia selesai sholat maghrib, Alan langsung cus kerumah Aldi tanpa mengganti pakaian sholatnya. Memang semenjak keluar dari rumah sakit, Aldi belum bisa untuk sholat dimasjid.
"Assalamu'alaikum, bunda." teriak Alan dari luar rumah.
Aldi yang sedang berbaring langsung mengambil posisi duduk karena teriakan Alan. Senyumnya merekah karena Alan datang menemuinya. Dan Aldi yakin pake banget kalau Alan sudah merindukannya.
"Alan!" teriak Aldi dari balkon kamarnya.
Alan acuh lalu masuk kedalam rumah itu tanpa sepatah kata. Setelah masuk Alan langsung menonton tv dan memakan kue buatan Riana yang enaknya tiada tara.
Sementara ditempat lain, Aldi mencak-mencak karena emosi. Bisa-bisanya Alan mengabaikan orang tampan dan dermawan seperti ia. "Kurang aja emang! Liat aja nanti," Aldi membantin tubuhnya dikasur.
Sedangkan Alan yang sudah kenyang langsung naik ke atas untuk ke kamar Aldi. "Aldi, yuhuu,"
Aldi menutup telinganya dengan bantal. Dia tak mau mendengar suara orang itu lagi. "Gak mau dengar, gak mau dengar!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy Alim
Teen Fiction"Boleh dipanggil sayang aja gak?" Ini kisah Alan yang terkenal dengan gelar badboy alim. Seumur hidupnya tak pernah sekalipun ia merasakan jatuh cinta dan pacaran. Setelah dia berjumpa dengan gadis dengan hijab panjang hatinya berdebar karena merasa...