Hari ini Aluna sangat bersemangat untuk ke sekolah. Kalian pasti sudah tahu alasannya. Siapa kalau bukan Alan yang membuat semangat para gadis membara untuk ke sekolah. Selama ini hidup Aluna suram karena matanya tak pernah menangkap cogan. Hampir dua tahun dia sekolah di sini sama sekali tak pernah melihat cowok seganteng Alan.
Aluna memakai cardigan berwarna soft pink. Rambutnya ia gerai lalu di tambah dengan bando berwarna yang sama dengan cardigannya. Hari ini dia akan tampil cantik kesekolah. Dia berharap bisa bertemu dengan Alan dan mengajak pria itu untuk kencan. Aluna sudah tau nama Alan dari teman sekelasnya. Bahkan teman-temannya heboh karena ia bercerita tentang kejadian di lapangan basket.
Aluna tipe gadis yang malas untuk berbaur dengan orang lain. Dia lebih suka menyendiri di perpus atau didalam kelas. Bahkan dia hanya punya teman 3 orang selama sekolah di sini. Dan Aluna salah satu gadis yang sulit untuk jatuh cinta. Banyak kakak kelas atau seangkatannya yang mengajaknya pacaran tapi selalu ia tolak. Dan sekarang hatinya sepertinya sudah berpenghuni. Kakak kelas jutek dan berwajah datar yang menempati posisi spesial di hatinya.
Dia berjalan menuju kelasnya. Saat menaiki tangga tak sengaja ada yang menyenggol lengannya. "Santai dong jalannya!" ucap Aluna kesal.
Pemuda itu berhenti dan menatap Aluna dari atas sampai bawah. Dia terkekeh dengan penampilan Aluna yang serba pink membuat mata sakit. "Lo mau kemana pink-pink semua?"
"Bukan urusan lo!" Aluna menaiki tangga dengan kesal.
"Woi pendek! Ini ada yang ketinggalan,"
Aluna berbalik dan menatap orang itu. Dia menuruni tangga kembali agar lebih dengan dengan pria itu. "Lo ngatain gue pendek?" pria itu mengangguk. Aluna kesal sudah dua pria yang mengatakan dia pendek. Yang pertama Alan dan kedua pria gak jelas ini.
"Lo emang pendek. Dan lo adik kelas harus sopan sama kakak kelas,"
Aluna menatap name tag pria itu. Oh namanya Aldi. Aluna menganggukkan kepalanya. Tiba-tiba dia diam dan berpikir tentang ucapan temannya kemarin.
"Eh, Jeng, lo kenal gak sama kakak kelas yang ganteng nya kebangetan. Dia suka main basket terus hari ini dia pake jaket jeans?"
Ajeng langsung heboh dan memukul bahu Aluna kencang. "Omg lo ketemu kak, Alan? Dimana? Dia emang ganteng sih! Pokoknya dia punya gue!" Aluna mendengus sebal.
"Eh tapi Alan itu cuma milik kak Aldi. Mereka sih sweet banget. Kak Aldi itu teman kecil kak Alan. Dimana ada kak Alan pasti ada Aldi." Aluna berpikir keras. Kemarin ada Alan tapi tak ada Aldi.
"Nah kalau Aldi boleh buat lo. Kalau Alan buat gue."
"Woy pendek! Lo ngalangin orang lain mau lewat," Aluna langsung tersadar dan bergeser.
"Lo Aldi? Temen kak Alan?" tanya Aluna cepat. Aldi menganggukkan kepalanya sombong. Dia tak menyangka akan seterkenal ini.
"Iya gue Aldi. Kenapa? Lo salah satu fans gue? Gue tau gue emang terkenal."
Aluna mendengus sebal. Dia ngeri dengan Aldi yang sangat kepedean itu. "Gue aja baru tau lo itu siapa. Gue juga baru liat nama lo." Aluna menunjuk dada Aldi yang terdapat name tag disana.
Aldi menutupi kedua dadanya dan menatap Aluna ngeri. Dia tak menyangka si pendek bisa semesum itu.
"Gue nunjuk name tag lo,kak! Dan gue gak mesum!" Aluna langsung menaiki tangga dengan kesal.
Aldi menggelangkan kepalanya tak percaya. Dia yakin Aluna sangatlah mesum. Wajahnya yang cantik dan imut sangat tak cocok dengan prilakunya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy Alim
Ficção Adolescente"Boleh dipanggil sayang aja gak?" Ini kisah Alan yang terkenal dengan gelar badboy alim. Seumur hidupnya tak pernah sekalipun ia merasakan jatuh cinta dan pacaran. Setelah dia berjumpa dengan gadis dengan hijab panjang hatinya berdebar karena merasa...