51. Gak tipu-tipu

1.2K 211 2
                                    

JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW WATTPAD AUTHOR, YA!.

DAN JANGAN LUPA TEKAN TOMBOL BINTANG DIBAWAH.

***

Hari ini pembagian rapot akan dilaksanakan. Semua orang tua diundang ke sekolah untuk mendampingi para anaknya. Ayah Arlan juga datang karena memang dia pemilik sekolah. Acaranya berlangsung sangat baik dan lancar. Sekolah cukup ramai dari biasanya. Antusiasme Alika dan Rania pun sangat membara. Mereka ingin mengetahui peringkat berapa putra mereka.

Kondisi Alan dan Aldi belum sepenuhnya pulih. Mereka masih terbaring di rumah sakit dengan luka-luka yang masih sama. Kepala masih terlilit perban, apalagi kaki Aldi yang patah masih susah untuk berjalan jauh.

Alika dan Rania melarang mereka untuk ke sekolah. Namun bukan Alan dan Aldi namanya jika tak menaati larangan itu. Kini keduanya tengah memasang strategi untuk meluncur menuju sekolah. Karena kondisi kaki Aldi yang masih parah membuat Alan mengidekan untuk menggunakan kursi roda.

"Kita kesana naik apa?" tanya Aldi.

Alan mengetuk dagunya seraya berpikir. Seketika terlintas ide menarik yang ada dikepalanya. Tak mungkin mereka akan berboncengan dengan motor lagi. Lagian motor Alan parah seperti kondisi mereka.

Alan mengambil ponselnya dan menelpon pak satpam yang ada dirumah. Sebenarnya ia mau menelpon supir, tapi setelah dipikir pasti supir tengah berada disekolah karena mengantar kedua orang tuanya kesana.

"Pak, tolong anter mobil baru, Alan kerumah sakit dong," pintanya memaksa.

"Buat apa bro, Alan?"

"Uda anter aja, Alan bro lagi banyak urusan penting sekarang. Dijamin ayah gak bakal marah, buruan ya ganteng!"

"Siap laksanakan!"

Senyum Alan merekah karena satpamnya sangat mudah untuk dimintai tolong.

Aldi sendiri menyengrit heran, kapan pula Alan punya mobil baru.

"Gue baru dibeliin ayah sebelum kita kecelakaan kemarin." ucap Alan seolah tau isi pikiran Aldi.

"Wah mantuliti! Boleh lah yah pinjem buat ngedate." ucap Aldi.

"Tentu saja tak boleh."

***

Sementara ditempat lain Alika dan Rania tengah menangis haru sambil berpelukan. Mereka berdua tak menyangka si tengil Aldi mendapat juara dua, dan si Alan ganteng mendapat juara satu. Mereka sangat bersyukur dan senang sekali karena doa mereka selama ini diijabah oleh Allah.

"Huaa aku gak nyangka, Lika,"

"Apalagi aku. Terakhir Alan juara satu pas masih SMP."

Memang Alan selama SMA prestasinya menurun karena dia sangat sibuk bolos. Selama ini paling mendapat posisi 5 besar atau 10 besar saja. Dan mendapat peringat segitupun sudah membuat Alika sangat bersyukur dan senang.

Pelukan mereka terlepas karena segerombol gadis mendekati mereka dengan membawa banyak coklat dan juga kado lain.

"Tante kasih ke, Alan yah. Semoga cepat sembuh"

Badboy AlimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang