72. Akhir kisah Alan

4.4K 298 31
                                    

Malam ini Alan bersama Ayana didalam kamarnya yang bernuansa abu tua. Setelah acara pernikahan selesai Alan langsung membawa istrinya itu kerumahnya. Mulai detik ini dia dan Ayana akan menempati rumah peninggalan orang tuanya. Sekarang Alan tak memerlukan Aldi lagi. Lagi pula sudah ada Ayana yang menemaninya dan menghilangkan rasa kesepian itu.

Alan menatap intens Ayana yang tak menggenakan hijab. Istrinya itu tampak santai dengan piyama berwarna biru muda dengan rambut panjang yang tergerai indah. Aroma Strowberry dari rambut Ayana membuat Alan nyaman. Dia yakin istrinya itu pasti menggunakan shampo mahal makanya rambutnya bisa sebadai dan sewangi itu.

Sementara Ayana yang ditatap malah menunduk sembari memainkan kancing piyamanya. Dia malu dan juga sangat canggung dengan Alan. Dia baru tau bahwa akan secanggung ini jika baru menikah.

"Cantik banget, kamu pakai shampo apa?" celetuk Alan bertanya membuat Ayana langsung mendongok. Dia tak habis pikir dengan jalan pikiran Alan yang dengan polosnya malah bertanya soal shampo. Emang ada untungnya jika Alan mengetahui jenis shampo yang ia pakai?

"Penting buat kamu tanya itu?" tanya Ayana heran. Alan mengangguk semangat. Badannya merapat ke Ayana dan memegang sebagian rambut Ayana kemudian dicium. Ayana sendiri langsung kaget dan menatap Alan horor.

"Kamu ngangetin, aku gak suka." ujar Ayana kaku. Dia belum terlalu terbiasa dengan sentuhan Alan.

"Gimana kalau sekarang kita main TOD aja biar gak canggung." usul Alan. Ayana mengangguk setuju.

Mereka duduk diatas ranjang dengan posisi berhadapan. Alan memutar sebuah pulpen kemudian pulpen itu langsung mengarah kearah dirinya sendiri. Dengan wajah sebal Alan membuang pulpen itu kesembarang arah.

"Gak jadi main deh, yang lain aja." ujar Alan. Ayana langsung mendengus. Suaminya ini sangat curang sekali.

"Kita main tanya jawab aja gimana?" Ayana mengiyakan. Dari pada saling diam dan bingung untuk melakukan hal apa lagi.

"Sekarang aku mau tanya sama kamu, kenapa dulu ninggalin aku?" tanya Alan penasaran. Dia masih sedikit kesal karena ditinggal pas lagi sayang-sayangnya. Siapa yang sudah merasakan itu pasti tau betul sakitnya kayak apa.

"Karena mau kuliah di Bandung. Karena kebetulan Abi ada tugas lama disana." Alan mengangguk. Sekarang dia mengerti alasan Ayana pergi begitu saja meninggalkan dia dan hatinya yang terluka.

"Kenapa gak ngabarin aku?" Ayana tersenyum kikuk.

"Aku gak mau kamu sedih karena aku tinggal. Lebih baik aku pergi diam-diam aja. Lagi pula aku emang bakal kembali lagi kesini karena kamu jodohku." jawab Ayana. Sebenarnya alasan dia tak mengabari Alan sekalipun karena ponselnya hilang dan dia memang memutuskan untuk tidak sama sekali berhubungan dengan Alan lagi saat itu. Dia hanya meminta sama Allah kalau memang Alan takdirnya maka dia meminta untuk kembali dipertemukan lagi dengan Alan.

Alan langsung tersipu malu dan menjatuhkan kepalanya dibahu Ayana yang ada di depannya. Posisi mereka masih berhadapan seperti tadi. Diam-diam dia tersenyum malu karena perkataan Ayana yang membuatnya baper. Selama mencintai Ayana memang membuat dia menjadi lebay dan sedikit bucin.

"Kamu manja," celetuk Ayana membuat Alan langsung mendongok dan menatap Ayana kesal.

"Sama istri sendiri gak papa dari pada istri orang." Ayana langsung tertawa membuat Alan gemas.

Alan merentangkan tangannya membuat Ayana menyengrit heran. "Kamu ngapain? Mau olahraga?"

Alan menggeleng. "Mau peluk," rengeknya dengan bibir mengerucut. Wajah datar dan tampan milik Alan kini berubah menjadi wajah yang menggemaskan. Ayana yang merasa gemas dengan Alan langsung luluh dan masuk kedalam pelukan itu. Nyaman sekali rasanya.

Badboy AlimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang