Hari ini adalah hari kelulusan bagi Alan dan teman-temannya. Suasana ramai dan meriah menjadi objek pertama yang Alan lihat setelah turun dari mobil. Alan turun dari mobilnya dengan setelan jas berwarna hitam yang membuat kulit putihnya nampak mecolok. Apalagi dengan kaca mata hitam yang membuat penampilannya semakin kece.
Alan berjalan seorang diri dengan pandangan datar. Hari ini adalah hari bersejarah bagi Alan. Apalagi penampilannya yang tidak mencerminkan dirinya sama sekali. Baju yang rapi dan rambut yang tertata rapi.
Hari ini Alan sedikit melupakan Aldi karena dia malas dengan Aldi yang sibuk sekali ke salon untuk memperbaiki penampilannya.
Masa bodo dengan Aldi, Alan lebih baik pergi ke sekolah sendirian dari pada menunggu makhluk itu.Para orang tua sudah berkumpul di tempat yang telah di sediakan. Sementara Alan malah pergi ke kelas untuk mencari Ayana yang belum terlihat sedari tadi.
"Pasti jodoh gue cantik banget hari ini." gumam Alan sambil tersenyum menawan membuat orang yang di sekitarnya terpekik.
Alan menghentikan langkahnya tak kala melihat Ayana sangat cantik dan anggun dengan drees berwarna baby blue yang senada dengan hijabnya.
"Gimana bisa gue ikhlas kalau ceweknya kaya Ayana begini." ucapnya lirih. Dia kembali teringat mimpi yang terjadi beberapa bulan yang lalu.
"Wowww, badboy kita ganteng dan rapi banget!" seru Bayu dan Roni bersamaan.
Alan tersenyum kemudian merangkul kedua temannya itu. Pandangannya sedari tadi tak lepas dari Ayana. Gadis itu tampak cantik dan menawan membuat Alan sedikit tak ikhlas kalau pria lain menatap gadisnya.
"Ayana cantik banget!" seru Roni heboh tanpa memperdulikan Alan.
Sedangkan Ayana yang di puji hanya diam tanpa merespon apapun. Seketika Alan langsung tertawa karena Roni diabaikan.
"Seneng banget lo kalau gue susah," celetuk Roni kesal.
"Alan mah seneng karena Ayana gak tergods dengan pujian receh lo!" seru Bayu kemudian terbahak.
"ALAN! LO TEGA!"
Karena suara teriakan itu mereka langsung menoleh untuk melihat. Seketika hening karena beralih menatap Aldi yang tak kalah tampan dari Alan.
"Uwaww ganteng banget badboy kedua kita!" ucap Roni mencak-mencak.
"Iri gue, kalian ganteng banget!" ucap Bayu kesal.
Aldi yang pada dasarnya suka di puji langsung merapikan rambutnya dengan senyum songong. "Baru sadar kalau gue gak kalah ganteng sama, Alan?" Roni dan Bayu mengangguk kompak.
"Huaa, Ayana cangtip banget!" ucap Aldi tiba-tiba. Bahkan pria itu sampai mendekati Ayana.
Ayana dan Alin kaget karena Aldi berucap sedikit teriak. Ayana tersenyum pada Aldi sementara Alin memasang wajah datar karena hatinya patah.
Sementara Alan mengepalkan tangannya karena kesal. Dia menghampiri Aldi dan menarik Aldi untuk menjauh. " Lo puji dia. Gue gorok leher lo!"
"Ciee cemburu. Tenang aja kan lo uda tau gue uda punya Masha."
Mendengar pengakuan Aldi membuat Alin langsung beranjak pergi.
"Alin, mau kemana kamu?" tanya Ayana heran.
"Hayoloh salah, Aldi!"
"Hayo anak orang sedih. Kalau make up nya luntur tanggung jawab lo, Al." ucap Roni menakuti.
"Salah gue apa? Salah gitu kalau gue suka sama, Masha?"
Alan, Roni dan Bayu kompak menggeleng. "Gak salah," jawab mereka serempak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy Alim
Teen Fiction"Boleh dipanggil sayang aja gak?" Ini kisah Alan yang terkenal dengan gelar badboy alim. Seumur hidupnya tak pernah sekalipun ia merasakan jatuh cinta dan pacaran. Setelah dia berjumpa dengan gadis dengan hijab panjang hatinya berdebar karena merasa...