31. Yando meresahkan

1.8K 258 3
                                    

"Terima kasih"

Sehabis Ashar tadi, Ayana pergi membeli es krim di minimarket terdekat. Setelah selesai membayar Aya mampir duduk diayunan yang ada ditaman sembari memakan es krim yang ia beli.

Matanya menatap sekeliling yang terdapat kedua anak kecil berbeda jenis sedang bermain bola. Tanpa sadar ia tersenyum karena mengingat masa kecilnya bersama teman prianya yang sekarang sudah tak pernah bertemu lagi.

"Ayana"

Panggilan dengan nada berat itu sontak membuat Aya menoleh. Tepat diayunan yang ada di sampingnya Yando duduk dengan senyum lebar. Mata Ayana melotot seperti ingin keluar saat tahu bahwa itu Yando yang dibicarakan oleh Alin beberapa hari yang lalu.

"Ngapain?"tanya Yando dengan pandangan yang tak lepas dari Ayana. Yando sangat terkagum-kagum melihat wajah cantik Ayana yang sangat alami. Dia tak menyangka bisa menyukai gadis secantik dan sereligius seperti Ayana.

"Nih" Ayana menunjukkan es krimnya ke arah Yando seolah memberi tahu bahwa ia kesini berniat untuk memakan es krim.

Namun diluar dugaan, Yando malah melahap es krim itu tanpa tahu malu. Setelah melahap itu ia langsung cengengesan membuat pipi Aya bersemu merah.

"Manis, kayak kamu"seru Yando lalu terkekeh kecil mengingat tingkah bodohnya yang sangat bucin.

"Emm... Nih, buat kamu aja" Ayana mengarahkan es krim itu ke arah Yando lagi. Dan dengan senang hati Yando kembali melahap tanpa mau memegang es krimnya.

Ayana dibuat kicep dengan tingkah laku Yando yang seenaknya.

"Mula detik ini gue bakal suka es krim coklat" Yando membatin sambil tersenyum.

"WOY! MANJA LO!"

___

Sore ini Alan menantang Aldi untuk bermain basket bersamanya. Menurut Alan, pria bernama Aldi ini sangat meresahkan bila dibiarkan begitu saja. Alasan mereka duel adalah Ayana. Karena beberapa hari yang lalu Aldi sudah menikungnya.

"Siap?" Alan bertanya dengan nada sombong.

Aldi mengangguk sebagai jawaban. Jangan salah, dia juga sangat jago bermain basket.

"Siap"ucap Aldi kuat.

Pertandingan begitu sengit. Kedua pemuda itu sama-sama kuat, namun untuk saat ini Alan masih lebih unggul. Dengan peluh keringat Alan dan Aldi saling merebut dan mendrible bola.

Setelah hampir setengah jam bermain, Alan menang melawan sikupret Aldi. Dengan wajah memerah dan keringat yang mengucur deras, kedua pemuda itu menidurkan badannya ditengah lepangan dengan tangan dan kaki yang merentang.

"Gue menang" ucap Alan bangga dengan suara lirih karena lelah.

"Dan gue kalah"balas Aldi.

Alan menoleh kesamping untuk menatap Aldi yang berada di sebelahnya. Begitu pula Aldi yang ikut menoleh, dan berakhir dengan adegan saling memandang.

"Ayo pulang"ajak Aldi.

"Ayo" Alan berdiri lalu mengulurkan tangannya untuk membantu Aldi. Mau bagaimana pun Aldi tetap sahabatnya. Sampai kapan pun mereka akan tetap berteman baik. Masalah kecil memang selalu ada, dan berdamai adalah jalan terbaiknya.

Sedari dulu Alan dan Aldi tak pernah saling tonjok untuk meluapkan emosi masing-masing. Jika mereka ada masalah maka akan melampiaskannya dengan tanding basket.

"Beli minum"

"Nih" Alan menyerahkan selembar uang bernilai 100 ribu ke Aldi. Dan dengan antusias Aldi menerimanya lalu berlari memasuki minimarket untuk membeli yang ia dan Alan butuhkan, yaitu air mineral.

Badboy AlimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang