⚠WARNING!!⚠
Ada adegan kekerasan yang sangat tidak boleh di tiru di part ini. Sebaiknya yang tidak kuat dan cukup umur skip aja. Ingat tidak patut untuk ditiru!!Hari ini adalah hari terakhir ujian, sebuah senyuman terpatri di raut wajah Gia. Gia tidak sabar ingin segera berlibur melepaskan rasa penat nya.
Gia melangkahkan kaki nya menuju ruang guru, Anan menyuruh Gia mengambil makanan bekal nya yang tertinggal tadi.
Mata Gia melihat Anan yang sedang menunggu di depan ruang guru mengobrol dengan bu Hanum.
"Gia nih bekal nya" ujar Anan saat melihat Gia menghampirinya.
"Makasi Pak"
"Lain kali jangan sampai lupa"
"Iya iya, oh iya pulang nya Gia bareng abang ya" celetuk Gia.
"Kenapa gak bareng Gio?"
Gia menggeleng, "Pengen bareng abang aja, ibu Hanum mau bareng?" tanyanya membuat bu Hanum menggeleng.
"Gak usah Gia, ibu bawa motor" ujar nya tersenyum.
Gia ikut tersenyum, "Minggu depan ibu kosong gak?"
"Ibu belum tau, emang nya kenapa?"
"Gia mau ngundang ibu, tante Luna sama Pak Veno nikah di Bali. Ibu bisa hadir?" tanya Gia.
"kalau masalah kendaraan nya gak perlu di khawatir bu, bang Anan bisa terbang kalo sama ibu. Dia kan punya sayap. Punya sayap pelindung khusus buat ibu" ujar Gia tidak nyambung kemudian tertawa.
"Apa sih Gia gak jelas banget" celetuk Anan menatap Gia. Sedangkan bu Hanum tertawa pelan.
"Nanti ibu usahakan, lagian ibu juga gak enak sama Pak Veno kalo gak datang"
Gia tersenyum mengangguk, "Nanti ke bandara nya pak Aristan yang jemput ibu. Biar bareng aja gitu, ibu kasih alamat ibu aja ke pak Aristan oke?" ujarnya mengedipkan sebelah mata nya kepada Anan.
Sedangkan Gia bisa melihat Anan membulatkan matanya, kemudian menatap Gia menggeleng.
"Gia pergi dulu, assalamu'alaikum. Inget ya pak, pulang nya tungguin Gia" setelah berkata seperti itu Gia pergi.
Gia melangkah ringan, mata nya tak sengaja melihat dua orang yang tidak dia kenal. Salah satu dari mereka tampak ketakutan, dan yang satu nya lagi menoyor kepala nya kasar sampai si korban terjatuh.
Gia menghembuskan napas nya pelan, tangan nya ikut bergetar. Hal itu mengingatkan nya dengan aksi penculikan yang pernah Gia alami.
Setelah di pelaku pergi, Gia mendekati si korban. Gia mengulurkan tangan nya.
"Kamu gak papa?"
Si Korban melihat uluran tangan Gia, kemudian dia meraih tangan Gia.
Gia bisa melihat tubuhnya masih bergetar, Gia menuntun nya untuk duduk di bangku yang tak jauh dari mereka .
Gia membuka tas bekal nya, ada sekotak susu disana. Gia menyerahkan untuk nya.
"Gapapa minum dulu"
"Makasi kak" ujarnya pelan membuat Gia tersenyum.
"Gia emang gak tau apa masalah kamu, tapi semua nya bakal baik baik aja kok. Meskipun kamu terluka sekarang, meskipun kamu ngerasa sakit sekarang, terlepas dari semua itu kamu bakal baik baik aja nanti" ujarnya membuat si korban itu menangis.
Gia mengelus punggung nya pelan, "Nangis aja, kata papa. Boleh nangis hari ini tapi besok jangan. Nangis emang gak bisa selesaiin masalah, tapi dengan nangis kita bisa meringankan sedikit perasaan yang kita tahan"
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN US -S2- [On Going]
FanfictionSEQUEL PAINFUL -VIENT STORY SEASON 2- Genre: Fiksi, Fantasi, Action, dan Horror. Algia Narana Vient, gadis dengan sejuta pesona yang sukses membuat seorang badboy sekelas Ardito Wijaya takluk kepada nya. Gia mempunyai banyak keistimewaan, dia gadis...