Mohon koreksi🙏🏻
"Udah hampir satu tahun pernikahan, Gia masih belum hamil?" tanya Fani membuat Gia menunduk terdiam.
"Kalian enggak nunda punya anak, 'kan?"
"Enggak, udahlah, Ma. Mama tau pembahasan anak sensitif terus kenapa dibahas terus?" Dito bersahut.
"Temen-temen Mama udah punya cucu semua, tinggal Mama yang belum. Mama juga pengen cepet punya cucu Dito. Kemarin udah seneng dapet kabar mau punya cucu, eh malah keguguran." Fani bersahut mengeluarkan hal yang ada di hatinya.
Aura mendengar itu hanya menunduk seperti Gia. Dia mencengkeram jaket sang suami tanpa di sangka. Sudah dua bulan semenjak ia keguguran, sang mama mertua terus saja berbicara seperti itu.
"Ma!" Ar menatap sang ibu dengan pandangan kesal. Namun, Aura segera mencegahnya.
"Makanya Mama bilang, jadi istri diem aja di rumah jangan kerja. Kalian ngeyel, sih. Nurut sama orang tua apa susahnya, sih?" omel Fani.
"Kalo masih belum punya anak, Dito nikah lagi aja." Fani bersahut membuat Dito bangkit dari duduknya menatap Fani marah.
"Udah...."
"Cukup, Ma! Dito nggak nyangka Mama bisa seegois itu. Bukannya Mama dukung malah Mama sudutin terus. Sampai kapan pun Dito nggak mau nikah lagi!" Pria itu menatap marah sang mama.
Gia mengelus pundak sang suami. Dia menggeleng pelan, berusaha menenangkan Dito.
"Assalamu'alaikum, siang. Kok serius banget?" tanya Keysha datang membawa sekotak kue sendirian dengan perut sudah membuncit.
"Wa'alaikumsalam. Kamu ke sini sendiri? Suami kamu mana?" tanya Fani membantu Keysha.
"Masih di luar, mukanya kenapa lesu semua?" tanya Keysha duduk di sofa kosong.
"Enggak apa-apa, kok. Udah selesai cek kandungannya? Jenis kelaminnya apa?" tanya Gia tersenyum.
Keysha menatap mata Gia sebentar, kemudian mengangguk. "Belum tahu, sengaja biar kejutan," ujarnya tersenyum.
"Aura pamit ke kamar dulu, permisi." Aura pergi dari sana di susul oleh Ar.
Gia menatap Aura dengan pandangan bersalah. Entah kenapa Gia merasa semuanya salah dia. Coba saja Gia bisa hamil cepat dan memberikan Fani cucu, kakak iparnya itu pasti tidak akan merasakan apa yang dia rasakan.
Wanita itu terdiam melihat interaksi sang ibu mertua dengan sang ipar. Fani terlihat hangat, dan senang.
"Ayo pulang," ajak Dito menggenggam tangan Gia.
"Loh, kok pulang? Kita kan mau kumpul keluarga? Waktu minggu kemarin juga kamu enggak datang, kenapa udah mau pulang lagi?" tanya Anton baru saja datang bersama Gio.
Dito menatap sang mama sekilas, "Kalo Mama masih bahas anak lagi, dan sudutin terus istri Dito. Dito nggak akan pernah datang lagi. Jangan pernah ikut campur urusan rumah tangga Dito. Dito nggak mau punya anak. Dito nikahin Gia bukan untuk jadiin Gia pencetak anak, dengan kehadiran Gia di sisi Dito aja, Dito udah bahagia," celetuknya lalu pergi dari sana membawa sang istri.
Gia menatap sang suami yang siap melajukan mobil. "Dito kenapa bohong?" tanyanya.
"Bohong soal apa?"
"Soal Dito enggak mau punya anak? Gia tahu, itu bohong."
Dito mengelus puncak kepala Gia. "Itu jujur. Kalo bukan sama kamu, aku nggak mau punya anak."
Wanita itu tersenyum, "Gimana kalo Gia enggak bisa punya anak?"
"Bisa kok, enggak ada yang enggak bisa kalo Allah udah berkehendak. Jangan terlalu dipikirin ucapan Mama. Mama sering banget bilang macem-macem sama kamu, ya?" tanya Dito.
![](https://img.wattpad.com/cover/251222371-288-k370612.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN US -S2- [On Going]
FanfictionSEQUEL PAINFUL -VIENT STORY SEASON 2- Genre: Fiksi, Fantasi, Action, dan Horror. Algia Narana Vient, gadis dengan sejuta pesona yang sukses membuat seorang badboy sekelas Ardito Wijaya takluk kepada nya. Gia mempunyai banyak keistimewaan, dia gadis...