🌵 S E M B I L A N B E L A S🌵

979 166 95
                                        

Karena kejadian kemarin, Dito dimarahi habis-habisan oleh Demmy. Bahkan, kakak kembarnya pun ikut-ikutan tidak mau berbicara dengannya.

Dito berdecak malas saat mendengar suara mobil terdengar memasuki gerbang. Dia tau itu mobil Demmy.

Dia segera beranjak dari duduknya untuk pergi bersembunyi di kamar. Dito terlalu malas bertemu dengan Demmy..

"Lo mau kemana?" tanya Dito saat sudah berada di lantai atas tak sengaja menatap Ar yang sudah rapi.

Ar mengabaikannya. Namun, kali ini Dito menahannya. Jujur saja, Dito sudah jengah seperti sedang berbicara dengan orang bisu saja.

"Lo punya mulut, 'kan?"

Ar menatapnya malas, "Anter Aura." Akhirnya pemuda itu membalas ucapan Dito.

Dito terkekeh pelan, "Udah mulai lengket sekarang, cie-cie."

Ar mendelik menatapnya. "Ini semua karena lo!"

"Idih, ngapain nyalahin gue? Lo kan bisa nolak. Itu kehendak lo kali. Lo udah mulai tertarik sama Aura? Awalnya kasian, lama-kelamaan jadi suka beneran."

"Enggak!"

Dito menatap menggoda ke arahnya. Ar menendang kakinya kesal. Suara Demmy dari bawah membuat Dito kabur ke kamar.

Dia mengunci kamar, lalu menyetel lagu kencang-kencang agar tidak bisa mendengar suara Demmy.

Setiap Demmy ke sini, Dito selalu kena omel. Demny berisik, Dito tidak suka.

Ketukan dari pintu sengaja Dito abaikan. Dia menganggap itu adalah Demmy.

"Dito keluar! Ini Gia!" teriak Gia keras membuat Dito mematikan musiknya.

Dito membuka pintu kamar. Matanya menatap gadis manis di depannya membawa keresek dikedua tangan. Melihat itu Dito membantunya.

"Kok mau ke sini gak bilang-bilang?" tanyanya membiarkan Gia masuk ke kamarnya, dia membiarkan pintu terbuka.

"Tadi Gia abis dari rumah Oma Zoya. Ternyata ada kakek Demmy, akhirnya Gia ikut pulang. Kakek Demmy baik banget, beliin Gia banyak makanan!" ujarnya antusias duduk di kursi belajar Dito.

"Dia gak cerita macem-macem, 'kan?"

Gia terdiam sebentar. Dia tampak mengingat percakapan apa yang dia obrolkan dengan Demmy di mobil. Gia sudah lupa.

Gia menggeleng polos. "Dito, Gia lupa tadi Gia ngobrolin apa aja." jujurnya membuat Dito gemas sendiri.

Tangannya mencubit gemas pipi Gia. Dia tertawa melihat wajah Gia.

"Lo pacar siapa sih?" tanyanya gemas.

Gia melingkarkan tangannya diperut Dito, dia memeluknya erat.

"Pacar Dito, pacar siapa lagi?" gumamnya pelan.

"Gia seneng banget,"

Tangan Dito mengelus rambut Gia, "Seneng kenapa?"

"Gak tau seneng aja." balasnya melepaskan pelukannya.

Keduanya berjalan menuju karpet berbulu, Dito menghidupkan televisi agar suasana menjadi hangat.

"Keysha enggak ada ya?" tanya Gia membuat Dito menoleh.

Dito menggeleng, "Gak ada. Jalan sama Gio."

"Pantesan aja Gio gak ada pas Gia bangun tadi," gumamnya pelan.

Terdengar spam-an notif dari seseorang membuat Gia mengambil ponsel dari tas kecilnya. Dahinya mengernyit saat mendapatkan beberapa dm dari seseorang.

BETWEEN  US -S2- [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang