[EPS 2] 🌵 S E M B I L A N🌵

569 88 15
                                    

mohon koreksi blm sempet revisi sibuk banget😭 part-nya dikit, happy reading!

Seorang pemuda menatap lurus perempuan di depannya. Tatapan itu seolah menunjukan kebanggan tersendiri karena merasa rencananya akan segera terwujud.

"Usaha gue nggak sia-sia. Nama lo sekarang bukan Lili, karena Lili udah mati sejak beberapa tahun lalu. Jangan pernah sebut-sebut nama Lili lagi. Sekarang hiduplah sebagai Rara Teressa, ngerti?" tanya pemuda itu yang tidak lain adalah Bayu.

Lili yang mengubah identitasnya menjadi Rara mengangguk mengerti, semua hal sudah terlanjur ia lakukan, jika ia mundur di tengah jalan semua usahanya akan sia-sia, tidak ada pilihan lagi selain maju.

Perempuan itu benar-benar mengoperasi total seluruh wajah agar terlihat berbeda. Bukan hanya wajahnya saja, bahkan ia berusaha mati-matian mengubah kebiasannya.

"Mulai lusa, lo jadi sekretaris di Perusahaan Wijaya. Lo nggak boleh ceroboh, kalo lo ceroboh untuk yang ke sekian kalinya. Gue nggak bakal nolong lo lagi, identitas lo dilindungi Maddava, jadi jangan takut."

"Di sana bakal ada yang bantu lo, jangan khawatir. Inget, lo harus hati-hati. Bawa selalu racun ini, buat jaga-jaga kalo seandainya lo ketauan, telen racun itu dan mati. Jangan pernah buka mulut soal Maddava." Bayu mengakhiri perkataannya membuat Rara mengangguk.

"Gue paham," ujarnya membuat Bayu mengangguk kecil.

Rara terdiam beberapa saat menatap ke arah Bayu, kemudian ia bertanya. "Paket-paket teror itu, apa nggak sebaiknya dihentikan aja?" tanyanya ragu.

"Emangnya kenapa?"

Perempuan itu menghela napas beberapa saat, "Dulu gue juga pernah kirim paket kayak gitu, cuma langsung ketauan. Lo tau kan ada Polisi Agen Khusus dan Tim X? Sistem keamanan canggih berbasis tek...." Perkataannya di hentikan oleh Bayu.

"Cukup, gue paham. Tenang aja, mereka nggak bakal tau kalo paket itu dari Maddava. Lo lupa gue kerja di mana? Gue nggak sebodoh lo." Bayu terkekeh sarkas membuat Rara mengangguk.

Menurut Rara, Bayu terlalu meremehkan mereka. Tapi ia tidak bisa berkata apapun lagi karena semua itu sia-sia. Perkataannya tidak pernah digubris oleh pria itu.

"Kode angka yang lo tulis itu, ciri khas Maddava?" tanya Rara kembali.

Bayu mengangguk tersenyum, "Lo tau artinya? Semua angka itu kode sandi semua," tunjuknya.

Rara menggeleng tidak tahu. Kemudian Bayu mengajaknya ke salah satu ruangan. Saat memasuki ruangan tersebut, gadis itu di buat mematung terkejut.

Di setiap sudut ruangan terdapat banyak foto. Ruangan ini menjadi saksi bisu kekejaman keluarga Maddava yang sudah turun-menurun.

"Kode sandi ini dari urutan huruf, karena lo udah bagian dari Maddava lo harus tau. Sebaiknya lo pura-pura nggak tau, karena ini bakal jadi boomerang buat lo sendiri."

Perempuan itu hanya mengangguk mengamati satu persatu foto dan koran yang menempel di dinding. Matanya beralih menatap lemari kaca di sebelahnya.

Terdapat banyak organ tubuh manusia seperti jantung dan bola mata yang diawetkan. Hal tersebut membuat Rara menatap Bayu, "Itu mata siapa?" tanyanya.

"Mata pimpinan Maddava yang mati, itu tradisi kita. Biasanya, kalo pimpinan yang mati matanya harus dipajang sebagai penghormatan terakhir."

"Terus jantung?"

Bayu tersenyum menyeramkan, "Kalo ada yang mau keluar dari Maddava mereka harus serahin jantung mereka. Keempat jantung itu, jantung para pengkhianat yang benci darah Maddava."

BETWEEN  US -S2- [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang