🌵 T I G A P U L U H E M P A T 🌵

669 190 70
                                        

Mohon koreksi! Happy reading.

Hari ini Gia sudah melakukan banyak hal untuk persiapan pernikahan. Jadwalnya hari ini cukup padat, setelah pulang ngajar dia langsung pergi mengurus berbagai macam persiapan pernikahan. Tentu saja semua terasa ringan karena bersama Dito.

Jam sudah menunjukkan pukul lima sore, Gia dalam perjalanan pulang setelah foto prewedding di salah satu tempat di Kota Bandung. Semuanya sudah selesai, untuk akad di Jakarta pun sudah diurus. Gia hanya tinggal menunggu dua hari lagi sah menjadi istri Dito.

Gadis itu mengecek isi tas, mencari-cari dompet yang tidak dia temukan. "Dito liat dompet Gia, enggak?" tanyanya.

Dito menoleh, "Enggak, kenapa? Hilang?" tanyanya.

Gia mengangguk, "Di tas di cari-cari enggak ada, gimana kalo jatuh?" tanyanya panik.

"Cari dulu yang bener, Sayang. Coba ingat-inget," celetuk Dito.

Saat sedang mengingatnya, ponsel Gia berbunyi telepon dari Dewi.

"Halo?"

"Nara dompet kamu ketinggalan di sekolah."

"Kok bisa, ya? Gia enggak sadar sama sekali. Ya, udah. Gia ke sana, Dewi masih ada di sana?" tanyanya.

"Iya, udah mau pulang nih. Aku tunggu di gerbang, ya?"

"Oke, makasih Dewi."

"Iya, sama-sama. Santai aja,"
ujarnya kemudian sambungan telepon terputus.

"Dito ke sekolah dulu, dong. Dompet Gia ketinggalan di sekolah," cengirnya.

Dito menggeleng gemas, "Kebiasaan, sih. Udah mau nikah loh, masih aja ceroboh."

Gia hanya tertawa pelan, ia juga menggeleng tidak tahu mengapa kecerobohannya tidak bisa hilang.

Tak selang beberapa lama, mobil sudah tiba di sekolah. Keadaan sekolah sudah sepi, hanya tinggal beberapa orang saja yang baru bubar ekstrakulikuler.

"Dito tunggu di sini aja." Gia bersahut membuka sabuk pengaman lalu membuka pintu mobil.

"Jangan lama, kamu harus istirahat." Dito berujar diangguki gadis itu tersenyum.

Gia mendekat ke arah Dewi, "Dewi!" ujar gadis itu memeluk tubuh sang teman. Padahal tadi siang mereka bertemu.

Dewi yang sudah tidak aneh lagi dengan tingkah Gia hanya menggeleng mengelus punggung gadis itu pelan. "Cie mau nikah," ledeknya membuat Gia tertawa pelan.

Gia menerima dompetnya dari tangan Dewi. "Gia titip anak-anak buat beberapa hari ke depan, ya?"

"Iya, santai aja. Lancar sampai hari H, Nara. Aku dateng pas resepsi aja, ya?"

Gadis itu tertawa mengangguk, "Iya, harus bawa pacar loh."

Dewi mendengkus sebal, "Males, ah. Kamu tau aku enggak punya pacar,"

"Iya bercanda, nanti undangannya Gia kirim ke rumah Dewi," papar gadis itu membuat Dewi mengangguk.

"Dewi pulang naik apa?"

"Ojol, tuh udah sampai," tunjuk Dewi dengan isyarat matanya membuat Gia mengangguk.

"Hati-hati, Wi."

"Iya, Nara aku duluan," pamitnya tersenyum lalu menghampiri ojol yang dia pesan.

Gia melangkah menuju mobil, tetapi langkahnya terhenti saat tak sengaja melihat seorang gadis di seret paksa oleh seseorang.

BETWEEN  US -S2- [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang