[EPS 2] 🌵 E N A M 🌵

699 128 57
                                        

moga kalian ga lumutan nunggu cerita ini. mohon koreksinya❤

Suara teriakan-teriakan anak kecil memenuhi setiap sudut ruangan di kediaman Wijaya. Tangisan anak perempuan terdengar begitu nyaring. Beginilah, jika Arsen sudah berulah.

Bocah itu seolah tidak mau berhenti menjahili bocah perempuan sebayanya. Kepala Gia sudah pening sejak tadi. Niat awalnya, setelah selesai pertemuan orang tua di sekolah. Wanita itu berencana untuk langsung tidur ketika ia sampai rumah tapi siapa sangka? Arsen membawa pasukan dan bermain di rumahnya.

"Non Gi, istirahat aja. Biar Bibi yang jaga Shaka," sahut Bi Tin, pengasuh Shaka, salah satu ART yang sudah lama bekerja dengan almarhum Demmy.

"Arsen Mama mana, sih? Tumben Arsen main di sini? Kenapa enggak di rumah Mama aja?" tanya Gia membuat bocah itu menatap sang kakak.

Arsen menatap Gia beberapa saat, "Kagi kenapa, sih? Marah-marah terus. Emang apa salahnya Arsen main di sini? Rumah di kunci, Arsen enggak tau Mama ke mana. Kalo rumah enggak di kunci juga, Arsen enggak akan main di sini," ujarnya bersungut kesal.

Semakin lama, Arsen semakin menyebalkan di mata Gia. Terkadang dia sangat menggemaskan, tetapi akhir-akhir ini Arsen selalu membuatnya kesal.

"Ya, boleh main. Tapi jangan berisik, jangan jahilin Bila terus, dong. Awas aja kalo berisik, jatah es krim Arsen buat Kagi sama Shaka semua." Ibu muda itu mengancam lalu berlalu meninggalkan Arsen dan teman-temannya.

"Ambil aja, Arsen masih mampu kok beli pake uang Arsen sendiri," gumam Arsen meledek. Bocah itu hanya berani meledek di belakang.

"Gia titip Shaka bentar, ya, Bi? Nanti kalo nangis bangunin Gia aja di kamar, Gia mau istirahat bentar." Gia berpamitan menitipkan Shaka kepada Bi Tin dan mencium puncak kepala sang anak beberapa kali.

Wanita itu pergi menuju kamarnya, merebahkan diri dan beristirahat dengan nyaman.

Di bawah sana Shaka sedang diasuh oleh Bi Tin, karena bayi itu lebih anteng di simpan di karpet Bi Tin hanya menemani dan mengawasi saja.

"BIBI ADA PAKET." Arsen berteriak membuat Bi Tin menoleh ke ruang tamu.

"Biar saya aja Bi," ujar Lela, ART yang membersihkan kediaman Gia.

Bi Lela datang membawa salah satu dus dan menyimpannya di dekat tangga. Ia mengambil uang di atas kulkas lalu memberikannya kepada sang kurir.

"Itu paket apa?" tanya Bi Tin.

"Kemarin Mbak Gia bilang kalo paket lengkeng merah bakal dateng hari ini. Oh, iya Mbak Gia ngisi ya?" tanya Bi Lela antusias.

"Ngisi? Hamil maksudnya?" balik tanya Bi Tin membuat Bi Lela mengangguk.

"Iya, kemarin saya beresin kamar Mbak Gi ada test pack jatuh di kamar mandi, hasilnya garis dua," ceritanya seraya membereskan barang-barang di sana.

Bi Tin terdiam beberapa saat, dia merasa
kalau Gia tidak tahu tentang kehamilannya. Sebab sejak tadi di sekolah, wanita itu tampak bulak-balik tanpa khawatir kepada janinnya.

"Pantesan aja sering minta aneh-aneh, Bi. Waktu saya pulang kampung, saya kan kasih oleh-oleh khas sana. Terus Mas Dito nanya, beli makanan yang saya bawa waktu itu di mana. Saya jawab itu semua bikinan Ibu saya di kampung, eh Mas Dito nanya bisa dikirim ke sini lagi, enggak? Nanti saya bayar ongkos kirim sama makanannya." Lela menceritakan dengan tertawa geli, hal itu membuat Bi Tin ikut terkekeh.

"Tapi kok bisa, Non Gi enggak tau kalo lagi hamil?" tanya Bi Tin.

"Loh, Mbak Gia enggak tau? Kok bisa? Bukannya hasil test packnya positif?"

BETWEEN  US -S2- [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang