🌵 T I G A P U L U H T I G A🌵

925 184 77
                                    

Kangen ga? Makasih udah nunggu...aku baru selesai PAT, mohon koreksi, happy reading!

Senyuman Gia terus mengembangkan sejak tadi, dia merasa bahagia luar biasa karena melihat wajah Gio yang tampak berseri-seri. Bagaimana tidak? Besok adalah hari pernikahan Gio dan Keysha.

Saat ini Gia sudah pulang ke Ibu Kota. Dia membantu persiapan pernikahan Gio yang besok akan digelar. Gia hanya libur dua hari saja. Setelah libur ini, dia harus kembali mengajar lagi.

"Gio seneng banget?" tanya Gia mengelus rambut Gio. Saat ini sang kakak sedang melingkarkan tangan di perut Gia. Sudah lama sekali mereka tidak menghabiskan momen bersama. Dulu saat kecil, Gio suka sekali tidur di paha Gia. Tak jarang mereka tertidur pulas seraya berpelukan. Rasanya Gia merindukan momen itu, tidak terasa sang kakak akan menikah besok.

"Iya, ini momen yang paling gue tunggu." Raut bahagia terpancar jelas dari wajahnya membuat wajah Gio terlihat tampan. Gia mengelus kening sang kakak kembar.

"Nanti, setelah Gio nikah. Jaga Keysha baik-baik, ya? Keysha bakalan jadi istri Gio. Harus selalu ngerti Keysha, jangan gampang marah dan ke bawa emosi. Gio..." Gia menggantungkan kalimat, dia menghela napas pelan. "...meskipun Gio udah nikah, Gia bakalan tetep jadi adik Gio, 'kan?" tanyanya berkaca-kaca.

Pemuda itu bangkit, dan memeluk tubuh sang adik. "Iya, lo bakalan tetep jadi adik gue, Gia. Mana mungkin berubah? Kalo lo butuh apa-apa, kasih tau gue, ya? Gue masih abang lo. Kalo Dito bikin lo nangis, marah, atau kesel kasih tau gue. Semua yang lo rasain, harus cerita sama gue. Meskipun gue juga ikut rasain, tapi gue tetep pengen denger langsung dari mulut lo. Lo bakal tetep jadi belahan jiwa gue."

"Kalo Keysha hati gue, maka lo jiwa gue. Kita kembar, Gia." Gio melanjutkan perkataannya.

Hal itu membuat Gia tersenyum, "Gia sayang, Gio. Gia bahagia liat Gio bahagia. Makasih karena udah jaga Gia dari dalam kandungan Mama sampai segede ini. Gio selalu buat Gia bahagia dengan cara Gio sendiri. Sekarang, ada orang yang perlu Gio bahagiain lagi, jadikan Keysha prioritas Gio, ya? Jangan pernah sakitin Keysha, Gia sayang Keysha. Gia juga sayang Gio. Selamat menempuh hidup baru Gio, meskipun besok, tapi Gia pengen jadi orang pertama yang ucapin ini."

Gio mencium puncak kepala sang adik beberapa kali. "Gue bakalan selalu inget kata-kata lo. Gue harap, Dito bisa bahagiain lo. Lo peri kecil gue, meskipun kita udah segede ini tapi bagi gue, lo tetep adik kecil gue."

Gia terkekeh pelan, "Gio, kita cuman beda 7 menit, loh."

Pemuda itu ikut tertawa, dia mengelus rambut Gia. "Jangan sungkan buat nangis sama gue, ya? Gue masih abang lo, inget?"

Gia mengangguk beberapa kali, "Tentu! Udah sana, Gio harus kumpul sama El dan yang lain. Gia udah ngantuk. Gio jangan tidur terlalu malem, ya?"

"Good night, Gio."

"Good night, Gia," balasnya kemudian keluar dari kamar Gia.

Gia berjalan menuju tempat tidurnya, belum sempat merebahkan diri di ranjang. Sebuah dering telepon membuat, Gia segera melihat si penerima penelpon.

"Hallo, Nara!"

"Kenapa, Wi?" tanya Gia bingung saat mendapat telepon dari Dewi teman PPL-nya.

"Soal ujian yang kemarin kita buat, bocor." Nada suaranya terdengar sangat panik membuat Gia melotot terkejut.

"Hah? Gimana bisa?" tanyanya segera mengambil laptop dan duduk di meja belajar.

"Aku juga enggak tahu, tadi aku denger dari Farit. Nah, Farit tahu soal bocor, karena ada salah satu siswi yang nanya soal itu. Enggak tahu gimana soal itu bisa bocor."

BETWEEN  US -S2- [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang