Selama tiga hari ini, Dito dan Gia selalu bertukar pesan. Sesekali melakukan panggilan suara atau video. Mereka berdua sama-sama sibuk, Dito sibuk dengan urusan kantor dan mengurus sang mama, dan Gia sibuk dengan kuliah dan usaha kafe.
Saat ini Gia tengah membawa Arsen pergi jalan-jalan. Anak itu terlihat senang. "Asen jangan lari-larian."
Sebenarnya tidak jalan-jalan, Gia membawa Arsen ke kampus karena ingin mengumpulkan tugas saja. Hari ini Gia tidak ada jadwal ngampus. Mungkin selepas dari sini, Gia akan mengajak Arsen jalan-jalan. Mengingat bocah itu jarang sekali keluar.
Arsen memegang tangan Gia. Dia tersenyum membuat Gia gemas mencubiti kedua pipi bocah itu dan menunduk menciuminya hingga bocah itu tertawa.
"Asen seneng tinggal di sini?" tanya Gia mengelus rambut sang adik.
Arsen mengangguk. "Seneng, asal terus sama Mama, Papa sama Kagi. Asen seneng," balasnya.
Gadis itu hanya tersenyum. "Sekolah barunya gimana?" tanyanya.
"Bagus, temen-temennya baik. Tapi enggak ada yang seseru Ibra...em sama Bila." Bocah itu bersahut membuat Gia tersenyum.
"Kalo Asen mau pindah lagi juga enggak apa-apa kok, Kagi kan udah sembuh," terang gadis itu digelengi oleh sang adik.
"Asen mau sama Kagi. Enggak apa-apa, kok. Asen seneng di sini." Senyuman itu membuat Gia ikut tersenyum.
"Ya, udah. Ayo, Kagi kirim tugas dulu, nanti kita makan es krim," ajak Gia berseru semangat membuat Arsen antusias.
Arsen bersyukur jika Gia sudah kembali seperti semula. Saat hilang ingatan, Gia tidak seceria ini. Pokoknya Arsen senang.
Mereka pergi ke ruangan dosen pembimbing. Gadis itu menyuruh Arsen agar duduk di kursi depan ruangan. Arsen yang anaknya penurut hanya mengangguk saja mengikuti perintah sang kakak.
Bocah itu melihat-lihat sekeliling kampus Gia. Kakinya sengaja digoyang-goyangkan agar tidak bosan. Saat menunduk, Arsen menatap dua pasang sepatu berdiri di depannya. Hal tersebut membuat Arsen mengadah menatap pemilik sepatu.
"Hai," sapa seorang pemuda kepada Arsen. Respon Arsen kepada orang asing hanya diam tidak menjawab sapaan orang tersebut. Wajahnya berubah menjadi sinis dan tidak suka.
Arsen menatap pemuda itu dengan malas. Sok kenal sekali kakak ini, batinnya.
"Nama kamu siapa?" tanya pemuda itu berjongkok di depan Arsen.
Bocah itu menatap intens ke arahnya. Sedangkan yang di tatap merasa gugup karena Arsen memiliki aura tersendiri.
"Enggak usah sok kenal," balas Arsen membuat pemuda itu kaget. Namun, alih-alih pergi ia terkekeh lalu mengelus rambut Arsen.
Arsen mendesis tak suka, menepis tangan pemuda di depan. "ASEN ENGGAK SUKA DISENTUH SEMBARANG ORANG!" teriaknya galak membuat pemuda itu lagi-lagi terkejut bahkan sampai terduduk di lantai.
"Makanya, kita kenalan dulu. Nama kakak Bayu, nama kamu Asen?" tanya Bayu membuat Arsen kesal.
"Kamu ini adiknya Nara?" tanyanya kembali. Arsen menatap Bayu dengan raut tidak suka, dia tau Bayu tipikal laki-laki seperti apa. Laki-laki seperti Anan, El dan Mamat yang sukanya modus sama perempuan. Tidak akan Arsen biarkan Kakak ini mendekati Kagi.
Lagi pula, Asen tidak suka jika mempunyai kakak ipar banyak omong seperti Bayu. Bayu terlalu berisik.
Arsen menggeleng. "Bukan, Asen anaknya Mommy Nara," celetuknya.
Bayu terkekeh pelan. "Ah, bercanda kamu. Mana mungkin Nara udah punya anak segede ini, pasti adiknya, 'kan?" celetuknya kembali bertanya karena tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN US -S2- [On Going]
FanfictionSEQUEL PAINFUL -VIENT STORY SEASON 2- Genre: Fiksi, Fantasi, Action, dan Horror. Algia Narana Vient, gadis dengan sejuta pesona yang sukses membuat seorang badboy sekelas Ardito Wijaya takluk kepada nya. Gia mempunyai banyak keistimewaan, dia gadis...
![BETWEEN US -S2- [On Going]](https://img.wattpad.com/cover/251222371-64-k370612.jpg)