"Tetep di sini, jangan tinggalin Gia." Gadis itu menatap ke arah Dito yang sedang menatapnya.
"Gia...?" Dito menatap ke arah Gia dengan tatapan tak percaya.
"Apa?"
Dito terdiam sebentar, berusaha mencerna apa yang terjadi. Apa benar Gia sudah ingat?
"Kamu udah inget?" tanyanya.
Gadis itu menggeleng, dia belum ingat. Namun, sudah ada sedikit bayangan tentang Dito. Gia mengetahui nama lengkap Dito karena merasa tidak asing dengan nama itu. Hatinya seolah menjawab.
Papa atau pun Gio tidak memberi tahu tentang nama dan status Dito dulu sebagai kakak kelas yang selalu mengganggu Gia. Perlahan ingatan Gia mulai kembali.
"Emangnya kenapa?" tanya Gia.
Dito menghela napas kemudian menggeleng. "Enggak apa-apa. Jangan terlalu maksain,"
"Meskipun aku belum inget, entah kenapa aku pengen selalu kamu di deket aku. Aku udah kasih kamu pilihan buat lepasin aku tapi kamu enggak mau, aku harap pilihan kamu itu terus ada sampai nanti." Perkataan Gia membuat Dito tersenyum. Dia mengangguk.
"Aku ada satu permohonan, boleh?" tanya Dito membuat Gia menatapnya penasaran.
"Apa itu?" tanyanya.
Dito menatap Gia lekat. "Setiap kamu ngomong, selalu sebut diri kamu Gia bukan aku. Kayak sebelumnya, bisa?" pinta pemuda itu membuat Gia mengangguk.
"Bisa, Gia bisa." Gadis itu tersenyum mengangguk. Gia merasa nyaman dengan itu seolah lidahnya sudah terbiasa berbicara begitu.
"Makasih. Aku selalu kangen aksen kamu bicara, tingkah kamu, dan semua yang ada di diri kamu. Aku kangen." Pemuda itu tersenyum membuat Gia ikut tersenyum.
"Setelah Gia keluar dari sini. Gia mau jalan-jalan, ya?"
"Tentu, kita jalan kemana pun kamu mau."
•••
Satu bulan kemudian...
Gia sudah diperbolehkan pulang satu minggu yang lalu. Gadis itu sudah mulai sibuk kuliah kembali. Hubungannya dengan Dito sangat baik, Gia mulai terbiasa dengan kehadiran pemuda itu.
Biasanya setelah pulang dari kantor, Dito selalu menemani Gia mengerjakan tugas kuliah. Sesekali pemuda itu membantu Gia mengerjakannya.
Saat ini Gia sedang terdiam menatap diri di cermin. Sampai kapan dia akan terus lupa? Rasanya tidak adil jika hanya Gia yang melupakan semuanya.
Gia menatap lekat matanya di cermin, semakin lama dia merasakan telinga berdengung. Banyak suara yang terdengar samar-samar.
"Dito suka sama Gia? Dito cinta sama Gia? atau Dito sayang sama Gia?"
Suara itu terdengar memenuhi kepala Gia membuat kepala gadis itu benar-benar sakit. Gia mencengkeram kepala kuat-kuat, ia terduduk di lantai karena merasa kepalanya semakin sakit. Tanpa sadar, gadis itu membentur-benturkan kepala ke tembok.
"Gue sayang lo, gue cinta lo, My love."
"Gue sayang lo, Algia Narana Wijaya."
"Kok nama Gia diganti Dito?"
Senyuman Dito terukir jelas diingatan Gia. "Kan nanti bakal jadi nyonya Wijaya,"
"Dito, Gia gendut, ya? Kata Oma Gia gendut,"
"Enggak, lo cantik. Mau gendut atau kurus, lo tetep cantik. Gue suka lo, bukan karena itu." Senyuman yang sama membuat kepala Gia benar-benar sakit mengingatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN US -S2- [On Going]
FanfictionSEQUEL PAINFUL -VIENT STORY SEASON 2- Genre: Fiksi, Fantasi, Action, dan Horror. Algia Narana Vient, gadis dengan sejuta pesona yang sukses membuat seorang badboy sekelas Ardito Wijaya takluk kepada nya. Gia mempunyai banyak keistimewaan, dia gadis...
![BETWEEN US -S2- [On Going]](https://img.wattpad.com/cover/251222371-64-k370612.jpg)