[EPS 2] 🌵 T I G A 🌵

596 134 67
                                    

Mohon koreksi, mohon maaf kalo banyak kata yang aneh dan ga nyambung. Ayo spam komen biar double up. Makasih!
.
.
.

Kembali ke rutinitas masing-masing, hari ini Gia akan kembali mengajar dan Dito kembali bekerja di kantor. Mengenai Shaka, akan dititipkan kepada Naya, Fani atau Aura. Mereka akan bergantian menjaga Shaka.

"Sayang, dasi aku di mana?"

"Semuanya udah Gia siapin di atas kasur, cari yang bener."

"Nggak ada," celetuk Dito membuat Gia menggeleng pelan. Dia membawa Shaka dan menyimpannya di box bayi.

"Ini apa?" tanya Gia.

"Bukan yang warna merah, yang biru dongker." Dito bersahut membuat Gia menghela napas.

"Masih di cuci, pake yang ini aja. Sini Gia pakein, nunduk dikit."

Dito hanya menuruti perkataan sang istri, ia menatap Gia dengan intens. Jika diperhatikan lebih dalam, pipi Gia sedikit berisi, aura kecantikannya terlihat berbeda.

"Kamu kok tambah cantik, sih?" tanya Dito membuat Gia tertawa pelan.

"Selama ini Dito ke mana aja? Gia emang cantik," celetuk Gia membuat Dito terkekeh mengelus rambutnya. Dia tersenyum menggoda ke arah Gia, tetapi wanita itu tidak menyadari kesalahannya.

"Kamu bahagia nikah sama aku?"

Gia terdiam sebentar menatap Dito dengan bingung, "Kenapa tiba-tiba nanya gitu?"

Pria itu menggeleng, mendekap tubuh sang istri. Mencium puncak kepala Gia beberapa kali, "Jawab aja."

"Bahagia. Makanya berat badan Gia naik dua kilo," kekehnya melepaskan pelukan sang suami. Gia memegang kedua pipi Dito dan mengecup bibir sang suami singkat.

"Dito makin ganteng. Kadang Gia takut, Dito diambil orang," ungkapnya membuat Dito tertawa pelan. Dito mencium bibir sang istri tanpa ampun hingga ia kehabisan napas.

"Dito!"

"Satu lunas, tiga kali lagi. Panggil apa?" Dito tersenyum menggoda membuat Gia menjauh.

"Oke-oke, maaf. Mas Dito," ketus Gia kesal.

"Empat kali karena ketus sama suami. Kalo nggak sekarang, nanti malem aku tagih loh."

"Bodo amat! Udah ah, sana."

"Lima kali."

Gia mundur beberapa langkah saat melihat Dito bagaikan hewan buas yang ingin menerkamnya. "Mas mau apa? Kita mau kerja."

"Hukum kamu," kekeh Dito membuat Gia menggeleng.

"Gia minta maaf, iya janji nggak bakal diulangi.  Dari kemarin Gia di hukum terus sampai bibir Gia bengkak! Masa sekarang mau dihukum lagi? Nggak mau! Gia mau ngajar, kali ini maafin, dong."

"Nanti diulangi lagi," ujar Dito masih tidak mau mengalah.

"Nggak, janji, deh. Gia usahain nggak panggil nama, nggak bakal kasar lagi bakal lembut-lembut."

"Ya, udah. Sini peluk dulu," ujar Dito merentangkan tangan membuat Gia mendekat dan memeluknya erat.

"Lama-lama Gia takut kalo Mas Dito mesum terus kayak om-om mesum di pinggir jalan," seloroh Gia membuat Dito menatap sang istri tak terima.

"Heh! Masa disamain sama om-om pinggir jalan, sih?" sewotnya kesal membuat Gia tertawa mengeratkan pelukannya.

"Mas Dito jangan berubah, ya? Gia takut Mas berubah."

BETWEEN  US -S2- [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang