🌵 D U A P U L U H S A T U 🌵

966 208 129
                                    

Aku mau adain challenge ya, aku bakal up kalo vote udah mencapai 150 dan komen 30. Mohon koreksi. Happy Reading!


"Hari ini Dito sekolah?" tanya Gia berbicara lewat ponsel. Gadis itu sedang memasukkan buku-buku ke dalam tas. Semalam karena ditinggalkan dan tidak diajak oleh Gio. Gadis itu menangis sampai ketiduran. Dia bahkan tidak sempat mengerjakan tugas.

"Iya jemput Gia. Gia lagi marah sama mereka." ujar Gia ketus.

Setelah mendengar balasan dari Dito, gadis itu menutup ponsel dan kembali berkemas. Dia mengikat rambutnya menjadi satu.

Merasa sudah siap. Gia turun bergabung bersama keluarganya. Mata gadis itu terlihat sembab karena kelamaan menangis. Gia duduk tanpa bersuara, bahkan menyapa saja tidak.

Melihat gelagat aneh dari sang putri, membuat Naya bertanya, "Gia kenapa? Kok tumben gak semangat pagi ini?" tanyanya menyodorkan sarapan.

"Iya," Gia hanya membalas mengiyakan saja. Gadis itu sibuk dengan sarapan dan ponsel.

"Gia kalo lagi makan, jangan main ponsel." tegur Bara tetapi Gia tidak mendengarkan tegurannya.

Sebenarnya, Gia hanya kesal kepada Gio. Mama papanya tidak salah, tetapi entah kenapa Gia jadi merasa kesal kepada semuanya. Gia ingin marah! Intinya Gia kesal kepada keluarganya, apalagi kepada Gio.

"Gia lo .... "

Perkataan Gio terhenti saat melihat Gia bangkit dari duduknya. "Gia selesai, Gia pamit ke sekolah." pamit gadis itu menyalimi kedua orangtua dan mencubit pipi Arsen.

"GIA ABISIN DULU SARAPANNYA!" teriak Bara tetapi tidak didengar oleh gadis itu.

Kaki Gia melangkah keluar gerbang, mobil Dito belum terlihat. Alhasil, Gia lebih memilih berjalan dulu.

"Pagi Gia!" Sapa Mamat merangkul Gia.

Di sana juga ada Dodo, mereka akan pergi ke rumah El dan Eza untuk nebeng. Karena Gio masih belum masuk sekolah.

Gia menepis tangan Mamat, "Gak usah sok akrab!" Gadis itu berujar dengan ketus. Sontak membuat kedua pemuda di sampingnya terkejut.

"Gia kok gitu, sih? Masih pagi, bercandanya nanti aja."

Gia mendengkus pelan, rasanya Gia ingin menjambak rambut mereka satu per satu. Apalagi, saat ia menatap El dan Eza sudah siap akan pergi ke sekolah.

"Ayo pergi," ajak El semangat. Dia dan Eza menatap ke arah Gia yang tampak memalingkan wajah seolah tidak mau menatap ke arah mereka.

"Kenapa? Ada masalah?" tanya Eza seolah menyadari raut wajah Gia yang tidak bersahabat.

"Banyak, salah satunya masalah kenapa Gia harus kenal sama kalian." sarkas Gia kemudian pergi meninggalkan keempat pemuda yang tengah menatapnya bingung.

"GIA MAU KE MANA HEI?!" tanya El berteriak.

Gadis itu hanya berjalan terus, matanya menatap mobil Dito yang mendekat. Tangan Gia dicekal oleh Eza.

"Lo kenapa?" tanyanya.

"Eza peduli sama Gia? Kenapa Eza sama yang lain gak ninggalin Gia lagi kayak kemarin? Tinggalin aja, Gia emang nyusahin makanya gak diajak." ujar Gia entah mengapa dia jadi baperan sekali.

BETWEEN  US -S2- [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang