Mohon koreksinya🙏🏼 happy reading!
Hari ini teman teman Gia datang ke rumah nya seperti janji sebelum nya, Gia kesana kemari membantu yang lain melengkapi perlengkapan yang di butuhkan.
Gia menatap curiga kearah dua orang yang jaraknya lumayan jauh dari nya. Tangan nya bersidekap dada dan mata nya terus menatap kearah dua orang yang berbeda jenis itu tampak lebih akrab dari sebelumnya.
"Mamat sini deh," ujar Gia mengibaskan tangan nya menyuruh Mamat menghampirinya.
"Apa?" tanya nya dengan mulut yang mengunyah kue kacang, kemudian dia menatap apa yang Gia lihat dengan pandangan tak percaya.
"UHUK UHUK-" Mamat tersedak kue nya saking terkejutnya, dia mengambil minum milik Jira dengan gesit kebetulan Jira sedang melewati keduanya.
"Itu minuman gue Matthew!!" pekik Jira kesal.
Mamat masih terbatuk batuk, Gia mendengus melihat itu. Dengan keras Gia memukul punggung Mamat, hingga Mamat memuntahkan kue kacang yang menyangkut di tenggorokan nya.
Jira menatap jijik kearahnya, Gia menyodorkan Mamat tissue dan Mamat menghela napasnya lega.
"Anjir gue hampir mati Gia!"
"Sekarang Mamat baik baik aja tuh, gak mati." santai Gia membuat Mamat mendengus.
"Kok bisa Eza deket sama Lili? Dari kapan?" tanya Mamat membuat Gia menggeleng tidak tau. Mamat menyodorkan gelas kosong itu kepada Jira.
"Makasi," celetuknya membuat Jira mendengus lalu pergi dari sana.
"Mungkin waktu itu? Yang pembullyan Gia? Eza kan nganter Lili."
Mamat mengangguk membenarkan, "Bisa jadi bisa jadi, tapi Eza kan gak biasa deket sama cewek."
"Apa mungkin Eza udah dapet hidayah?" tanya Mamat namun Gia terus menatap wajah Lili. Wajahnya tidak asing bagi Gia jika di lihat lihat. Gia pernah liat, tapi di mana ya? Wajahnya pun terlihat sangat akrab di mata Gia.
"Mamat ngerasa ada yang aneh gak sih?"
"Apaan?" balik tanya Mamat.
"Ya aneh aja gitu, kalo Gia ngerasa kenal sama Lili. Wajahnya akrab banget," timpalnya membuat Mamat ikut menatapnya.
Wajah Mamat terlihat serius memperhatikan wajah Lili, "Iya bener ada yang aneh," sahutnya membuat Gia menatap Mamat dengan antusias.
Ternyata penglihatan Mamat tajam juga, tidak sia sia Gia bertukar pikiran dengan nya.
"Mukanya rada bengkok," ujarnya dengan serius, Gia menatapnya dengan pandangan tak percaya. Ternyata ada yang lebih parah dari Gia, yaitu Mamat.
"BUKAN ITU MAMAT MAKSUD GIA ISH!!!" teriaknya kesal memukul tangan Mamat.
"Gia! gue bukan samsak tinju lo!" ujarnya sewot membuat Gia menatapnya sebal.
"Kak Gia, Lili kebelet. Toilet nya dimana ya?" tanya Lili mengampiri keduanya.
Gia mengajak Lili ke toilet lantai satu, kebetulan jarak dari toilet dan dapur itu tidak terlalu jauh. Seraya menunggu Lili, Gia membantu Asma mengeluarkan barang barang belanja.
"Kata mama Gia, bumbu bumbu nya ada di lemari yang udah nama pisahin. Tapi katanya Gia gak boleh pegang itu," celetuk Gia membuka lemari tak jauh dari jangkauan nya.
"Loh kenapa?" tanya Asma.
Gia tersenyum polos, "Nanti semuanya pecah atau jatuh dan berhamburan keluar. Gia itu ceroboh, makanya mama gak bolehin Gia buat pegang alat dapur." sahutnya membuat Asma terkekeh geli.
![](https://img.wattpad.com/cover/251222371-288-k370612.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN US -S2- [On Going]
FanfictionSEQUEL PAINFUL -VIENT STORY SEASON 2- Genre: Fiksi, Fantasi, Action, dan Horror. Algia Narana Vient, gadis dengan sejuta pesona yang sukses membuat seorang badboy sekelas Ardito Wijaya takluk kepada nya. Gia mempunyai banyak keistimewaan, dia gadis...